Analisis dan Pengujian Hipotesis 1.Analisis Asumsi Klasik Regresi Linier Outlier Tabel 4.4 : Uji Outlier
56
Tabel 4.3. Abnormal Return Y Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009
No. Nama Perusahaan
Tahun Rata-
Rata 2005
2006 2007
2008 2009
1. PT.
Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk 0,0483
0,0285 0,0555
0,0159 0,0196
0,03356 2.
PT. Fast Food Indonesia Tbk 0,0178
0,0009 0,0525
0,0070 0,0115
0,01794 3.
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
0,0631 0,0233
0,0513 0,0885
0,0812 0,06148
4. PT. Tunas Ridean Tbk
0,0217 0,0096
0,0425 0,0175
0,0091 0,02008
5. PT. Semen Gresik Persero
Tbk 0,0045
0,0078 0,0593
0,0281 0,0077
0,02148 6.
PT. Unilever Indonesia Tbk 0,0505
0,0396 0,0237
0,0392 0,0113
0,03286 7.
PT. Astra Otoparts Tbk 0,0342
0,0092 0,0301
0,0294 0,0106
0,02270
Sumber : Data Diolah Dari data di atas dapat diketahui bahwa dari perusahaan sampel yang
diteliti memiliki nilai rata-rata tertinggi abnormal return adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai
terendah adalah PT. Fast Food Indonesia Tbk. Nilai abnormal return perusahaan sampel yang diteliti menunjukkan seberapa besar laba yang
dihasilkan sebuah perusahaan.
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.3.1.Analisis Asumsi Klasik Regresi Linier
Persamaan regresi di atas harus bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator
, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan dengan kriteria BLUE
maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar. Asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier
berganda, yaitu : tidak boleh ada multikolinieritas, tidak boleh ada heteroskedastisitas dan tidak boleh ada autokorelasi, serta data analisis
berdistribusi normal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
57
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linear
Unbiased Estimator , sehingga pengambil keputusan melalui uji F dan uji
t menjadi bias.