Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.3.3 Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, maka metode pengumpulan data yang akan digunakan yaitu metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang berkaitan dengan obyek penelitian.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut diatas harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator , artinya pengambilan keputusan melalui uji t dan uji F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar dalam regresi linier berganda yaitu : tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas. a. Autokorelasi Menurut Gujarati dalam Habibi 2005, autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data deretan waktu ruang seperti dalam data crossseetional. Menurut Santoso 2001 : 219 uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tidak, digunakan uji Durbin-Watson Dw-Test, dengan ketentuan sebagai berikut: • Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif • Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi • Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. b. Multikolinieritas Multikolinieritas artinya adanya hubungan linier yang “sempurna” atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai variance inflation factor VIF. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai variance inflation factor VIF 10, dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditentukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau bebas multikolinieritas Ghozali, 2006: 96. c. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006: 125. Menurut Santoso 2008:301 deteksi adanya heteroskedastisitas adalah: a. Nilai probabilitas 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. b. Nilai probabilitas 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas.

3.4.2 Teknik Analisis Data