2.3.2 Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing- masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap
Laksmi,2010. Sedangkan menurut Ima Hermawati 2007 Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian
relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Selain itu menurut Dedy Setyo Adi Wibowo 2007, kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar
daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap fixed assets, akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal
sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horisontal yang menyatakan
bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang
sebagian besar dari aktivanya sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek.
Penelitian yang dilakukan oleh Moh’d, Larry dan James dalam Saidi 2004 menunjukkan bahwa struktur aktiva mempengaruhi keputusan struktur
modal yang dilakukan oleh manajer. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhaduri dalam Saidi 2004 menunjukkan adanya pengaruh dari
struktur aktiva terhadap keputusan struktur modal. Penelitian lain yang dilakukan oleh Krishnan dalam Saidi 2004 pada perusahaan-perusahaan besar di negara
industri juga menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
modal. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
2.3.3 Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal
Pada umumnya profitabilitas dilihat dari angka laba, hal demikian berarti dari jangka pendek. Sedangkan untuk jangka panjang yang dipertimbangkan
adalah net profit margin. Profitabilitas dari sudut manajemen menyangkut efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih
seperti yang tercatat dalam neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih yang didefinisikan dengan berbagai cara terhadap aktiva yang digunakan
untuk menghasilkan laba. Pada umumnya perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi
menggunakan hutang yang relatif kecil. Karena tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba
ditahan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Francis Dan Wang 2008.
Menurut pecking order theory dalam jurnal Rahmat S, semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin rendah tingkat penggunaan hutang dalam
struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan mempunyai dana internal yang besar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Chen dan Hammes dalam jurnal Titik Indrawati dan Suhendro 2006 mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan
meminjam uang atau mengeluarkan saham dengan kondisi tertentu agar mendapatkan sumber dana untuk kegiatan operasionalnya. Perusahaan dengan
kondisi keuangan yang baik, akan meminjam uang lebih sedikit walaupun mempunyai kesempatan untuk meminjam lebih banyak. Faulkender dan Peterson
dalam Titik Indrawati dan Suhendro 2006 juga mengemukakan bahwa profitable firm
cenderung mempergunakan pendapatannya untuk membayar utang perusahaan sehingga mempunyai leverage yang rendah. Penelitian Pandey dalam
Titik Indrawati dan Suhendro 2006 mendapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan semakin rendah struktur modal yang dimiliki
oleh perusahaan. Sehingga profitabilitas net profit margin mempunyai hubungan yang negatif dengan struktur modal perusahaan.
Dari penjelasan kerangka pikir diatas, maka dapat digambarkan bagan kerangka pikir sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Analisis regresi linear berganda
2.4 Hipotesis Penelitian