Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis dan pembahasan mengenai pelaksanaan konsep investasi kondominium hotel yang dilaksanakan di Indonesia, maka Penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep investasi kondominium hotel merupakan suatu konsep investasi modern yang dilaksanakan oleh 3 tiga pihak yakni: pihak penanam modal, pihak pengembang dan pihak pengelola hotel. Pada dasarnya, pelaksanaan konsep investasi kondominium hotel tidak menyimpang dari ketentuan- ketentuan hukum yang sudah diatur di Indonesia, mulai dari proses pengadaan tanah, pembangunan, pemasaran sampai dengan pengelolaannya. Pelaksanaan konsep ini didasari oleh perjanjian yang mengikat ketiga pihak tersebut, yakni: perjanjian jual beli unit kondominium hotel dan perjanjian penyerahan hak sewa kelola unit kondominium hotel yang dilaksanakan oleh pihak penanam modal dengan pihak pengambang; dan perjanjian kerja sama dalam pengelolaan dan management hotel yang dilaksanakan oleh pihak pengembang dengan pihak pengelola hotel. Pada dasarnya, perjanjian- perjanjian yang dilaksanakan dan konsep investasi kondominium hotel ini juga sudah berada dalam koridor hukum yang benar. Walaupun perjanjian yang dilaksanakan oleh pihak penanam modal dengan pihak pengembang mengandung klausula baku yang dibuat oleh pihak pengembang, namun butir-butir perjanjian tersebut tidak boleh melanggar ketentuan mengenai Universitas Sumatera Utara perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia pada saat ini yakni UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. 2. Pengaturan mengenai hak dan kewajiban dari para pihak dalam konsep investasi kondominium hotel pada umunya dapat ditemukan dalam akta perjanjian yang dibuat oleh para pihak tersebut. Pada dasarnya hak dan kewajiban yang diemban oleh pihak tersebut dibuat berdasarkan ketentuan- ketentuan yang diatur di dalam UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun. Di dalam Undang-Undang tersebut telah diatur secara jelas mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para pihak tersebut. Namun pada kenyataannya, di dalam perumusan perjanjian antara para pihak dalam konsep investasi kondotel cenderung terjadi ketimpangangan dimana kewajiban yang diemban lebih banyak daripada hak yang dinikmati. Penyimpangan paling fatal yang terjadi di dalam konsep investasi kondominium hotel ini adalah adanya butir perjanjian yang mengharusnya pihak penanam modal untuk memberi kuasa kepada pihak pengembang untuk membentuk dan menjalankan tanggung jawab PPPSRS. Hal ini tentunya telah melanggar ketentuan yang diatur di dalam UURS yang mewajibkan pemilik atau penghuni yang diberi kuasa oleh pemilik unit kondominium hotel untuk membentuk dan menjalankan tanggung jawab PPPSRS. 3. Ketentuan hukum mengenai perlindungan konsumen terhadap pihak penanam modal selaku konsumen dalam pelaksaan konsep investasi kondominium hotel pada dasarnya diatur di dalam UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Universitas Sumatera Utara Susun dan UU No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Pihak penanam modal selaku konsumen tentunya dilindungi di bawah ketentuan kedua Undang-Undang tersebut mengingat pada umumnya dalam pelaksanaan suatu investasi bisnis, posisi tawar yang dimiliki oleh pihak penanam modal selaku konsumen cenderung lebih rendah dari posisi pihak pengembang sebagai pelaku usaha. Hal ini tampak dari perjanjian yang mengikat kedua pihak tersebut yang pada umumnya, pihak pengembang akan membuat perjanjian yang mengandung klausula-klausula baku. Dan pihak penanam modal hanya dapat menyetujui perjanjian tersebut apabila ia ingin menanamkan modalnya. Hal ini lah yang dapat memicu ketidakseimbangan hak dan kewajiban pihak penanam modal selaku konsumen. Namun, hak-hak pihak penanam modal selaku konsumen tetap dilindungi oleh UURS dan UUPK. Salah satunya adalah menenai klausula baku yang diatur di dalam UUPK, dimana ada beberapa ketentuan yang dilarang untuk diadopsi dalam klausula baku suatu perjanjian. Ketentuan mengenai klausula baku ini diatur di dalam Pasal 18 UUPK. Selain itu juga banyak ketentuan-ketentuan lain di dalam UURS dan UUPK yang bersifat “pro-konsumen” sehingga pihak penanam modal selaku konsumen tidak perlu terlalu khawatir dalam menanamkan modalnya dalam konsep investasi kondominium hotel. Universitas Sumatera Utara

B. Saran

Dokumen yang terkait

Kajian Yuridis Terhadap Koperasi Apabila Berubah Menjadi Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

6 141 96

Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Konsep Investasi Kondominium Hotel di Indonesia

6 57 154

Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Remisi Kepada Narapidana Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Dikaitkan Dengan Undang–Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

4 85 110

Tinjauan Yuridis Pembatalan Perkawinan Oleh Orangtua Terhadap Anaknya Di Mahkamah Syar’iyah Langsa (Studi Kasus Di Pengadilan Mahkamah Syar’iyah Kota Langsa Nomor Perkara 238/Pdtg/2010/Ms-Lgs)

1 55 74

Tinjauan Yuridis Terhadap Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Undang-Undang No. 2 TAHUN 2012

5 63 86

Tinjauan Yuridis Terhadap Persetujuan Antara Republik Indonesia Dan Hong Kong Special Administrative Region Di Bidang Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana

0 48 150

Tinjauan Yuridis Terhadap Pembangunan Rumah Susun Yang Dibangun Dengan Pemanfaatan Barang Milik Negara Berupa Tanah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

1 74 127

Tinjauan Yuridis Terhadap Dana Talangan Haji Berdasarkan Hukum Islam (Studi Kasus Di Bank Sumut Syariah Cabang Medan)

0 71 142

Tinjauan Yuridis Terhadap Penetapan Pengesahan Perkawinan Adat Tionghoa Oleh Hakim

2 64 129

Tinjauan Yuridis Pengawasan Bank Indonesia Terhadap Pemberian Likuiditas Pada Bank Umum (Studi Kasus PT. Bank Century, Tbk)

0 69 135