viii C. Wanprestasi Dan Akibat Wanprestasi Yang Dilakukan
Penjual Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Secara Cicilan .......................................................................... 93
D. Status Hukum Pembeli Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Secara Cicilan Dalam Hal Penjual Wanprestasi 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
..................................................... 97 A. Kesimpulan ............................................................................... 97
B. Saran ........................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRAK
Salah satu cara untuk memperoleh tanah adalah melalui jual beli. Berdasarkan Pasal 1458 Kitab Udang-Undang Hukum Perdata, jual beli dianggap telah terjadi
antara kedua belah pihak apabila telah mencapai kata sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang belum diserahkan maupun harganya belum dibayar, sehingga
pengikatan jual beli hak atas tanah dengan cicilan masih sering dijadikan sebagai suatu perjanjian pendahuluan dalam praktek Notaris.
Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan yang bersifat normatif yaitu suatu penelitian yang diawali dengan meneliti data sekunder yakni
aspek hukum positifnya dan peraturan-peraturan tertulis disamping praktek di lapangan. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode deduktif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah dengan cicilan yang dibuat dihadapan Notaris mempunyai kekuatan hukum
pembuktian sebagai suatu akta otentik, karena perjanjian perikatan jual beli dengan cicilan telah memenuhi ketentuan akta otentik yang ditentukan oleh ketentuan
undang-undang.
Proses jual beli dengan akta pengikatan jual beli secara cicilan belum merupakan tindakan jual beli tunai dan terang seperti yang dimaskud oleh hukum
tanah nasional melainkan suatu tindak lanjut dari perbuatan hukum dari perikatan jual beli yang masih dalam proses karena pemenuhan syarat untuk balik nama, misalnya
harga belum dibayar lunas, dan hal ini kerap ditemui dalam praktek Notaris khususnya dalam pelaksanaan proses jual beli agar para pihak dapat terlindungi.
Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa proses jual beli hak atas tanah yang menggunakan akta jual beli dengan cicilan, tidak melanggar
ketentuan undang-undang dan tidak bertentangan dengan hukum. Disarankan meskipun akta pengikatan jual beli secara cicilan merupakan suatu
perjanjian pendahuluan dalam praktek Notaris, hendaknya para pihak menghormati perjanjian yang dilaksanakan sehingga tidak menimbulkan perbuatan melawan
hukum yang dapat merugikan pihak lain.
Kata kunci : Pengikatan Jual Beli, Hak Atas Tanah, Dengan Cicilan
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRACT
One of the methods to obtain a piece af land is by buying and selling. Based on Article 1358 of the Civil Code, buying aid selling is considered valid when the
two parties have agreed on the goods and the price although the goods have not been received and paid by the buyers. In this case, the purchase agreement on the
land rights which is done with installment is used as the preliminary agreement in the practice of a Notary.
The type of the research was normative in which the research begins with secondary data which comprised positive legal aspect, written regulations, and
field practice. The data were analyzed qualitatively, using deductive method. Based on the result of the research. It was found that the purchase agreement on the land
rights by installment before a notary had legal force as an authentic deed because a purchase agreement with installment had complied with stipulations of an authentic
deed based on legal provisions.
The process of buying and selling by a sales agreement with installment has not yet been the action of buying and selling and valid as it is intended by the
national Land Act. However, it is the follow up from the legal act of the sales agreement which is still in process because it should fulfill the requirement of
transferring title, such as the object has not yet been paid off. This is commonly found in the practice of a Notary, especially in the implementation of the buying and selling
process; in this case, the parties concerned should be protected.
The results of the research showed that the process of buying and selling the land rights, using a sales agreement with installment does not violate legal provisions
and is not contrary to law. It is recommended that even though a sales agreement with installment is a
preliminary agreement in the practice of a Notary, the parties concerned should respect the agreemtent so that it will not violate the law which can harm other
parties.
Keywords : Sales Agreement, Land Rights, Installment
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN