91
berpiutang, tetapi sebenarnya perkataan ini tidak tepat, karena hanya seorang berhutang saja yaitu seorang yang memikul kewajiban dapat melalaikan
kewajiban. Betul B sebagai pihak yang berhak atas penyerahan barang, tetapi mengenai penerimaannya pengambilan sendiri dari gudang ia tidaklah lain
dari seorang yang berwajiban berhutang, dengan sanksi-sanksi bila ia melalaikan kewajibannya, seperti seorang dengan berhutang pada umumnya.
Dengan demikian, jika ada alasan, ia dapat juga dihukum untuk menggantikan kerugian kepada si penjual barang.
B. Prestasi, Wanprestasi dan Akibat Wanprestasi
dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Secara Cicilan
1. Prestasi Dalam Perjanjian Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Secara Cicilan
Dalam kasus perjanjian pengikatan jual beli tanah secara cicilan yang dihadapi, yang menjadi prestasi adalah memberikan sesuatu dan
berbuat sesuatu, yakni bagi pihak penjual prestasinya adalah berbuat sesuatu yang berupa menyerahkan hak atas tanah beserta segala dokumen
bukti hak kepada pihak kedua sedangkan prestasi bagi pihak kedua adalah memberikan sesuatu kepada pihak pertama yang berupa memberikan
sejumlah uang yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak sebagai harga penjualan tanah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
92
Dalam kasus perjanjian pengikatan jual beli atas tanah secara cicilan tersebut telah disepakati harga penjualan sebesar Rp 480.000.000,-
empat ratus delapan puluh juta rupiah dengan pembayaran secara angsuran atau cicilan yakni sebagai berikut :
a. Angsuran I yang merupakan uang muka dibayar sebesar Rp 80.000.000,- delapan puluh juta rupiah.
b. Angsuran II dibayar 1 satu bulan setelah pembayaran uang muka sebesar Rp 200.000.000,- dua ratus juta rupiah.
c. Angsuran III dibayar 1 satu bulan setelah pembayaran kedua sebesar Rp 200.000.000,- dua ratus juta rupiah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli tersebut dilakukan dengan syarat- syarat sebagai berikut :
a. Apabila setelah pembayaran uang muka si pembeli tidak membayar sisa harga untuk cicilan kedua, maka uang muka yang diserahkan tidak
dapat kembali hangus. b. Penjual tidak dapat meminta kenaikan harga.
2. Wanprestasi dan Akibat Wanprestasi dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Secara Cicilan
Sesuai dengan perjanjian pengikatan jual beli tanah secara cicilan dalam kasus ini, diatur ketentuan-ketentuan mengenai wanprestasi dan
Universitas Sumatera Utara
93
akibat-akibat jika salah satu atau kedua belah pihak melakukan wanprestasi yakni sebagai berikut :
a. Apabila si pembeli wanprestasi maka uang muka yang diberikan tidak dapat dikembalikan.
b. Bahwa apabila penjual tidak dapat menyerahkan obyek jual beli, maka uang muka harus dikembalikan sebesar 2 dua kali lipat.
C. Wanprestasi dan Akibat Wanprestasi yang Dilakukan Penjual dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Secara Cicilan
Sekilas sudah tentu kedengaran aneh kalau kreditur penjual bisa wanprestasi, tetapi faktanya dalam kasus yang dihadapi sebagaimana
diuraikan di atas telah diuraikan bagaimana penjual kreditur justru wanprestasi di mana penjual tidak mau menerima prestasi harga penjualan
yang diserahkan oleh pembeli debitur dengan berbagai alasan yakni sebagai berikut :
1. Tanah tidak dijual. 2. Harga tanah disekitar obyek jual beli sudah naik.
3. Akan kerjasama dengan pihak lain supaya tanah tetap menjadi bagian penjual.
dan membatalkan perjanjian secara sepihak padahal pembeli telah membayar harga penjualan secara angsuran sesuai dengan perjanjian.
Universitas Sumatera Utara
94
Sesuai dengan perjanjian pengikatan jual beli tanah secara cicilan yang dibuat secara notaril di hadapan penulis selaku Notaris. Telah terbukti secara
nyata penjual telah melakukan wanprestasi dan menurut akta tersebut akibat hukum bagi penjual yang melakukan wanprestasi adalah sebagai berikut
1. Penjual harus mengembalikan 2 dua kali uang muka. 2. Diproses secara hukum dihadapan Pengadilan Negeri.
D. Status Hukum Penjual dan Pembeli dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah Secara Cicilan dalam Hal Penjual Wanprestasi
Sejalan dengan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan pendapat para ahli tersebut di atas, status hukum bagi penjual dan pembeli
dalam perjanjian pengikatan jual beli tanah secara cicilan dalam hal penjual wanprestasi dalam kasus ini, penjual dapat memilih antara tuntutan-tuntutan
sebagai berikut : 1. Pemenuhan perjanjian;
2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi; 3. Ganti rugi saja;
4. Pembatalan perjanjian; 5. Pembatalan disertai ganti rugi.
Universitas Sumatera Utara
95
Demikian sebaliknya bahwa apabila pembeli wanprestasi, penjual dapat memilih tuntutan yang sama sebagai berikut :
1. Pemenuhan perjanjian; 2. Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi;
3. Ganti rugi saja; 4. Pembatalan perjanjian;
5. Pembatalan disertai ganti rugi. Karena dalam perjanjian jual beli, hak bagi satu pihak merupakan
kewajiban bagi pihak lain. Oleh karena kedua belah pihak sudah sepakat dengan sistem pembayaran dengan cicilan, maka kedua belah pihak tunduk
pada ketentuan yang ada di dalam perjanjian pengikatan jual beli sehingga status hukum penjual dan pembeli sama-sama terlindungi, karena apabila
salah satu pihak wanprestasi, maka baik penjual maupun pembeli masing- masing dapat memilih tuntutan-tuntutan seperti tersebut di atas sehingga
dengan demikian di dalam pelayanan hukum harus memenuhi rasa keadilan di dalam masyarakat, walaupun rasa keadilan itu sulit untuk dipastikan, namun
setidaknya harus memenuhi suatu ukuran normatif yang hidup di dalam masyarakat yang akan melahirkan suatu kepastian hukum bagi pihak-pihak
yang melakukan perjanjian. Dalam kasus ini terjadi perdamaian yang diterima oleh kedua belah
pihak penjual dan pembeli yaitu dengan pengembalian uang muka kepada
Universitas Sumatera Utara
96
pembeli sebesar 2 dua kali lipat dan tuntutan tersebut dipenuhi oleh si Penjual dengan teknis pelaksanaannya yaitu dengan uang muka dikembalikan
sebesar 2 dua kali lipat dan pembatalan perjanjian pengikatan jual beli yang telah ditandatangani.
Teknik pelakasanaan tersebut disepakati oleh kedua belah pihak penjual dan pembeli dengan penandatanganan akta pembatalan dan pemberian
kuitansi pelunasan dari pihak penjual karena para pihak baik penjual maupun pembeli memilih salah satu tuntutan yang tersebut di atas yaitu dengan
pembatalan disertai ganti rugi agar persoalan wanprestasi tidak sampai pada penuntutan ke pengadilan sehingga kedua belah pihak setuju untuk
membatalkan perjanjian disertai dengan ganti rugi dan para pihak tidak membuat akta perdamaian.
Universitas Sumatera Utara
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN