fisik. Apabila lansia sehat dan tidak ada batasan aktifitas fisik maka dianjurkan lansia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau beresiko tinggi
terjadinya jatuh Darmojo Martono, 2004.
5. Lansia
5.1. Defenisi Lansia
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 1998, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun Maryam, Ekasari, Rosidawati,
Jubaedi, Batubara, 2008.
5.2. Proses Menua
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik
secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak
proporsional. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan suatu proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif seperti menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi dari dalam dan luar tubuh yang berakhir
dengan kematian Nugroho, 2008.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Karakteristik Lansia
Menurut Budi Anna Keliat 1999 dalam Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2008 lansia memiliki karakteristik sebagai berikut : 1
Berusia lebih dari 60 tahun sesuai dengan pasal 1 ayat 2 UU NO. 13 tentang Kesehatan. 2 Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adatif hingga maladatif. 3 Lingkuangan tempat tinggal yang bervariasi.
5.4. Perubahan pada Lansia
Perubahan yang secara umum terjadi pada lansia yaitu perubahan fungsi pancaindra dan perubahan kemampuan motorik. Perubahan fungsi pancaindra
meliputi perubahan pada fungsi pengelihatan, perubahan fungsi pendengaran, perubahan fungsi sistem perasa, perubahan fungsi penciuman, dan perubahan
sistem peraba. Pada sistem pengelihatan terjadi penurunan yang konsisten dalam
kemampuan untuk melihat objek pada tingkat penerangan yang rendah serta menurunnya sensitivitas terhadap warna. Pada umumnya lansia menderita
presbiop atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas karena elastisitas lensa mata berkurang.
Orang yang berusia lanjut mengalami kehilangan kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi sebagai akibat dari berhentinya
pertumbuhan saraf dan berakhirnya pertumbuhan organ basal yang
mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga. Menurut pengalaman, pria
Universitas Sumatera Utara
cenderung lebih banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya dibandingkan dengan wanita.
Perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di
permukaan bagian dalam pipi. Saraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah banyak sejalan dengan bertambahnya usia. Selain itu, terjadi
penurunan sensitivitas papil-papil pengecap terutama terhadap rasa manis dan asin.
Daya penciuman pada lansia menjadi kurang tajam karena pertumbuhan sel di dalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu rambut di
lubang hidung. Pada sistem peraba, kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indra
peraba di kulit semakin peka. Sensitivitas terhadap sakit dapat terjadi akibat penurunan ketahanan terhadap rasa sakit. Rasa sakit tersebut berbeda untuk setiap
bagian tubuh. Bagian tubuh yang ketahanannya sangat menurun, antara lain adalah bagian dahi dan tangan, sedangkan pada kaki tidak seburuk kedua organ
tersebut. Perubahan kemampuan motorik pada lansia ditandai dengan kekuatan
motorik yang menurun seperti penurunan kelenturan otot-otot tangan bagian depan dan otot-otot yang menopang tegaknya tubuh. Lansia lebih cepat merasa
lelah dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk memulihkan diri dari keletihan dibanding orang yang lebih muda. Penurunan kecepatan dalam bergerak
bagi lansia dapat dilihat dari tes terhadap waktu, reaksi, dan keterampilan dalam
Universitas Sumatera Utara
bergerak seperti dalam menulis selain itu lansia juga cenderung menjadi canggung dan kaku. Hal ini menyebabkan sesuatu yang dibawa dan dipegangnya tertumpah
dan terjatuh Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, Batubara, 2008.
5.5. Masalah Fisik Sehari-Hari yang Sering Ditemukan Pada Lansia