Pengetahuan keluarga tentang pencegahan kejadian jatuh pada lansia di Kelurahan Pahlawan Binjai

15. Keluarga membuat pintu kamar mandi 38 33 0 mudah dibuka 53,5 46,5 0 0

2. Pembahasan Penelitian

Dalam pembahasan ini peneliti mencoba menjawab pertanyaaan penelitian yaitu bagaimana gambaran pengetahuan keluarga tentang pencegahan kejadian jatuh pada lansia di Kelurahan Pahlawan Binjai dan gambaran sikap keluarga tentang pencegahan kejadian jatuh pada lansia di Kelurahan Pahlawan Binjai.

2.1. Pengetahuan keluarga tentang pencegahan kejadian jatuh pada lansia di Kelurahan Pahlawan Binjai

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya Maryam, 2009. Hidup bersama dengan keluarga merupakan kebiasaan umum yang terjadi pada lansia apabila seorang lansia ditinggal meninggal dunia oleh suami atau istrinya ataupun sebelum istri atau suaminya meninggal Darmojo Martono, 2004. Keluarga memegang peranan penting dalam perawatan terhadap lansia Maryam, 2009. Banyak sekali masalah yang terjadi pada lansia salah satunya yaitu jatuh. Masalah seperti jatuh harus dicegah dengan cara merawat lansia tersebut secara baik. Merawat lansia di rumah bukanlah suatu pekerjaan mudah karena hal ini memerlukan pengetahuan Siburian, 2005 dalam Narayani, 2008. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang setelah melakukan pengideraan terhadap objek tertentu Notoatmodjo, 2003. Meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang Universitas Sumatera Utara didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2003. Semakin berkembang fisik dan psikis seseorang, maka semakin banyak pula yang diketahui dan ingin diketahuinya, sebab selain mengetahui segala sesuatu yang dialami di lingkungan keluarganya, dia juga akan memperoleh pengetahuan dari lingkungan yang lebih luas serta ingin mengetahui apa yang belum dan tidak diketahuinya. Dan pada akhirnya dia akan tahu apa yang boleh dan harus dilakukan serta baik dan buruk bila dilakukan Effendy, 2006 dalam Karolina, 2009. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kuswardhani 2009 mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap peningkatan status kesehatan lansia didapat bahwa keluarga berperan dalam penyediaan fasilitas – fasilitas untuk meningkatkan status kesehatan lansia, hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa keluarga wajib tahu tentang pencegahan jatuh sehingga keluarga dapat melakukan tindakan yang dapat mencegah terjadinya jatuh pada lansia. Dengan berkurangnya resiko jatuh maka status kesehatan lansia akan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 71 responden yaitu keluarga yang memiliki lansia dan tinggal bersama lansia didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 43 responden 60,6 dan 25 responden 35,2 memiliki pengetahuan cukup serta 3 responden 4,2 memiliki pengetahuan kurang mengenai pencegahan jatuh. Hal ini menunjukkan bahwa sebahagian besar responden sudah mengerti dan memahami tentang pencegahan jatuh pada lansia. Selain itu pengetahuan baik Universitas Sumatera Utara dapat dilihat dari jawaban responden yaitu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 71 responden yaitu keluarga yang memiliki lansia dan tinggal bersama lansia didapatkan data bahwa untuk pernyataan nomor 1 mengenai pengertian jatuh ternyata 61 responden 85,9 menjawab pernyataan dengan benar sementara 10 responden 14,1 menjawab pernyataan salah. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan respoden tentang pengertian jatuh dalam kategori baik karena hampir seluruh keluarga mengetahui tentang pengertian jatuh. Pada pernyataan nomor 2 mengenai faktor resiko jatuh yaitu lansia yang menggunakan alat bantu berjalan tidak beresiko jatuh ternyata didapatkan bahwa 40 responden 56,3 menjawab pernyataan dengan benar dan 31 responden 43,7 menjawab pernyataan tersebut salah serta pernyataan nomor 3 mengenai faktor resiko jatuh yaitu penurunan pengelihatan dan pendengaran merupakan salah satu resiko terjadi jatuh didapatkan bahwa 49 responden 69 menjawab pernyataan dengan benar dan 22 responden 31. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui faktor resiko jatuh. Berdasarkan Darmojo Martono 2004 bahwa penggunaan alat bantu berjalan merupakan faktor ekstrinsik yang dapat membuat resiko jatuh pada lansia sementara penurunan pengelihatan dan pendengaran merupakan faktor intrinsik yang dapat membuat resiko jatuh pada lansia. Pada pernyataan nomor 4 mengenai penyebab jatuh pada lansia yaitu pada saat lansia berjalan dapat jatuh karena terlalu lama berbaring didapatkan bahwa 49 responden 69 menjawab pernyataan dengan benar dan 22 responden 31 Universitas Sumatera Utara menjawab penyataan salah serta pernyataan nomor 5 mengenai penyebab jatuh pada lansia yaitu sakit kepala tidak dapat menyebabkan jatuh pada lansia didapatkan bahwa 55 responden 77,5 menjawab pernyataan dengan benar dan 16 responden 22,5 menjawab pernyataan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui penyebab jatuh pada lansia. Berdasarkan Darmojo Martono 2004 bahwa penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor antara lain hipotensi orthostatic, kecelakaan seperti terpeleset, sakit kepala, obat-obatan dan sinkope. Dimana hipotensi orthostatic dapat disebabkan oleh terlalu lama berbaring sehingga dapat menyebabkan lansia terjatuh dan juga karena sakit kepala dapat menyebabkan lansia jatuh. Pada pernyataan nomor 6 mengenai faktor lingkungan yang sering dihubungkan dengan kecelakaan lansia yaitu penggunaan WC jongkok sangat baik bagi lansia ternyata didapatkan bahwa 34 responden 47,9 menjawab pernyataan dengan benar dan 37 responden 52,1 menjawab pernyataan salah. Dari data ini peneliti menyatakan bahwa keluarga dari lansia yaitu sebanyak 37 responden 52,1 tidak mengetahui tentang penggunaan WC yang cocok dan aman digunakan bagi lansia. Berdasarkan Darmojo Martono 2004 bahwa WC yang cocok dan aman bagi lansia adalah WC yang menggunakan kloset duduk. Pada pernyataan nomor 7 mengenai faktor situasional yang mempresipitasi jatuh yaitu kejadian jatuh tidak akan terjadi pada lansia yang dapat berjalan tanpa alat bantu berjalan ternyata didapat bahwa 36 responden 50,7 menjawab dengan benar dan 35 responden 49,3 menjawab pernyataan salah serta pernyataan nomor 8 mengenai faktor situasional yang mempresipitasi jatuh yaitu lampu di Universitas Sumatera Utara rumah sebaiknya menyilaukan untuk mencegah jatuh pada lansia ternyata didapat bahwa 45 responden 63,4 menjawab dengan benar dan 26 responden 36,6 menjawab pernyataan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui mengenai faktor situasional. Berdasarkan Darmojo martono 2004 bahwa kejadian jatuh tidak hanya terjadi pada lansia yang menggunakan alat bantu tetapi jatuh juga dapat terjadi pada lansia yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat bantu. Selain itu jatuh pada lansia dapat terjadi karena faktor lingkungan seperti lantai yang licin, penerangan yang menyilaukan serta penerangan yang kurang terang. Pada pernyataan nomor 9 mengenai komplikasi jatuh yaitu jatuh pada lansia akan menimbulkan komplikasi seperti kematian ternyata didapat 60 responden 84,5 menjawab pernyataan dengan benar serta 11 responden 15,5 menjawab pernyataan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui tentang komplikasi jatuh. Berdasarkan Darmojo Martono 2004 bahwa jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti patah tulang, hematoma, kecacatan, dan kematian. Pada pernyataan nomor 10 mengenai usaha pencegahan jatuh yaitu membuat pegangan pada kamar mandi merupakan salah satu upaya pencegahan jatuh ternyata didapat 68 orang responden 95.8 menjawab pernyataan dengan benar dan 3 responden 4,2 menjawab pernyataan salah. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga mengetahui tentang usaha pencegahan jatuh. Berdasarkan Darmojo Martono 2004 bahwa keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh pada lansia harus diminimalkan dan dihilangkan. Membuat Universitas Sumatera Utara pegangan pada kamar mandi dan membuat penerangan rumah cukup terang tetapi tidak menyilaukan merupakan usaha yang dilakukan untuk mencegah jatuh pada lansia. Selain itu pengetahuan baik ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti Tri pada 30 keluarga di dusun Gamping Kidul Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta yang menyatakan bahwa sebagian besar keluarga yang ada di dusun gamping kidul ambar ketawang sleman yogyakarta memiliki pengetahuan baik. Meskipun latar belakang pendidikan keluarga yang menjadi responden peneliti sebahagian besar Sekolah Menengah Atas SMA yaitu 53 responden 74,6 ternyata tidak menutup kemungkinan bahwa seluruh keluarga yang memiliki lansia serta tinggal bersama dengan lansia di Kelurahan Pahlawan Binjai memiliki pengetahuan yang baik mengenai pencegahan jatuh. Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya pengetahuan. Sebahagian besar pengetahuan diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal dan semakin tinggi pendidikan maka semakin luas pengetahuan seseorang Notoatmojo, 2003.

2.2. Sikap keluarga tentang pencegahan jatuh pada lansia di kelurahan Pahlawan Binjai