masyarakat Mandailing. Dari hasil random ini terpilih Kabupaten Toba Samosir dan Mandailing Natal.
Setelah terpilih dua kabupaten tersebut maka peneliti melakukan random yang kedua yaitu untuk mendapatkan kecamatan daerah penelitian. Kecamatan yang ada
di wilayah Toba Samosir 14 Kecamatan, 192 Desa dan Mandailing Natal 23 Kecamatan, 273. Pada random ini terpilih kecamatan Balige untuk wilayah Toba dan
Bukit Malintang untuk wilayah Mandailing. Setelah itu, peneliti merandom desa-desa yang berada di kedua kecamatan tersebut. Pada random yang ketiga ini terpilih desa
Malintang Jae untuk kecamatan Bukit Malintang dan desa Tangga Batu Timur untuk kecamatan Balige.
3.2 Metode Penelitian
Sesuai dengan karakter cabang linguistik yang bersifat diakronis ini, metode yang digunakan adalah metode komparatif yang bersifat kualitatif Fernandez, 1996.
Metode komparatif didasarkan atas dua asumsi. Asumsi pertama disebut hipotesa keterhubungan the relatedness hypothesis dan hipotesis keteraturan the regularity
hypothesis Jeffers dan Lehiste, 1979. Mertode ini memungkinkan kita untuk memperoleh sejumlah kesamaan
sebagai unsur warisan retensi dan perbedaan-perbedaan sebagai tanda adanya perubahan inovasi dalam kedua bahasa bila dibandingkan dengan bentuk
Austronesia Purba, khususnya sistem fonemnya. Sejumlah etimon Austronesia Purba yang dimaksudkan di atas dibandingkan
dengan bentuk-bentuk kata dalam Bahasa Batak Toba dan Batak Mandailing. Yang
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan adalah bentuk-bentuk kata yang memiliki kesamaan bentuk dan makna. Bentuk-bentuk yang demikian itu disebut kata kerabat cognate. Melalui hasil
perbandingan ini kemudian dapatlah ditemukan sejumlah kesamaan dan perubahan- perubahan fonem bahasa Austronesia purba ke dalam kedua bahasa yang hidup
dewasa ini.
3.3 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk tulisan disebut juga data skunder Fernandez, 1996: 28 dan lisan disebut juga data primer
Fernandez, 1996: 28 merupakan terjemahan daftar Swadesh dan Holle ke dalam bahasa Toba dan Mandailing. Data tertulis diperoleh dengan cara merujuk kepada
informan secara langsung. Selain itu data lisan ini juga diperoleh dari kamus dan buku-buku Bahasa Batak Toba dan Batak Mandailing yang relevan, sedangkan data
dalam bentuk lisan diperoleh dari hasil perekaman terhadap kata-kata yang telah disediakan. Perekaman dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mengenali
jenis fonem yang digunakan dalam masing-masing bahasa dan mempermudah
peneliti untuk mengecek data tertulis untuk menguatkan kesahihan data yang ada. 3.4 Prosedur Pengumpulan dan Perekaman Data
Data dikumpulkan melalui penelaahan sumber pustaka dan penelitian lapangan. Sumber pustaka merupakan informasi tertulis yang diambil dari buku-
buku, kamus-kamus dan hasil penelitian yang mempunyai kaitan dengan bahasa- bahasa yang diteliti. Dua hal yang diperlukan yaitu: daftar kata kamus dan pemerian
Universitas Sumatera Utara
struktur fonologis bahasa-bahasa yang diteliti. Selanjutnya data-data tersebut disusun berdasarkan urutan alfabetis demi kemudahan pemeriksaan, pengelompokan, dan
penelaahan lanjut Mbete, 1990: 37. Sumber data yang kedua merupakan hasil pengumpulan data di lapangan. Untuk mengumpulkan data diperlukan beberapa hal
yang berkaitan dengan bahan penelitian sebagai berikut.
3.4.1 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh tuturan penutur bahasa Batak Toba dan Mandailing yang terdapat di wilayah pemakaian bahasa masing-masing. Dari setiap
kelompok penutur diambil informan sampel yang mewakili seluruh tuturan penutur bahasa yang diteliti. Metode yang digunakan untuk menentukan subjek penelitian ini
adalah metode sampling, artinya tidak semua orang yang berbahasa ibu dari bahasa- bahasa yang diteliti dijadikan informan. Teknik yang digunakan adalah teknik
purposif sampling, maksudnya dalam menentukan jumlah dan anggota informan tidak berdasarkan representasi atas generalisasi yang berlaku pada populasi Faisal dalam
Budagasi, 2003: 34. Teknik ini juga tidak menginginkan cara acak probabilitas dalam pengambilan anggota informan. Akan tetapi, informan ditentukan atas dasar
relevansinya agar informasi kebahasaan yang diperlukan diperoleh dengan lengkap. Jumlah informan setiap bahasa bisa satu, dua bahkan lebih tergantung pada pemilihan
informan itu sendiri dan keragaman fenomena kebahasaan yang diteliti. Apabila pemilihan informan tepat pada subjek yang mampu mengungkapkan semua fenomena
kebahasaan yang diteliti dan dianggap memadai, maka tidak perlu dilakukan pencarian informan selanjutnya. Setiap informan yang dipilih harus memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kriteria sebagai berikut: 1 penutur asli bahasa-bahasa yang diteliti, 2 penutur yang dewasa, minimal yang sudah berumur 25 tahun, 3 cerdas, 4 tidak terlalu lama
meninggalkan tempat tinggalnya, 5 sehat dan komunikatif, 6 mempunyai kesediaan waktu yang cukup, 7 memiliki sifat sabar, terbuka, ramah, dan tidak
emosional, 9 tidak mempunyai cacat bicara, 10 mempunyai daya ingat yang kuat, tidak pemalu, suka bicara, 11 memiliki kebanggaan terhadap bahasa dan
kebudayaan daerah Keraf, 1984: 157. Dalam penelitian ini pertama-tama ditetapkan dua informan yang dianggap
dapat mewakili seluruh populasi pemakai bahasa Batak Toba dan Mandailing satu sebagai informan utama dan satu lagi sebagai informan pendamping. Hal ini penting
dilakukan untuk mengontrol kebenaran data yang diberikan oleh informan utama yang bisa jadi informasi yang diberikan hanya sekedar menyenangkan si peneliti.
Apabila dalam penelitian ini belum menemukan informasi yang memadai dari informan utama dan informan pendamping, pencarian dan pemilihan informan terus
dilakukan sampai informasi yang dibutuhkan memadai. Dengan demikian sekurang- kurangnya untuk setiap bahasa yang diteliti tersedia seorang informan utama dan
seorang informan pendamping. Jadi dapat disimpulkan penelitian ini memerlukan sekurang-kurangnya empat orang informan.
3.4.2 Teknik Pengumpulan dan Perekaman Data
Penjaringan dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 200 Kosa Kata Dasar Daftar Swadesh. Teknik yang digunakan yaitu wawancara, perekaman,
pencatatan, dan transkripsi. Untuk itu maka sejumlah bentuk kata Austronesia Purba
Universitas Sumatera Utara
merupakan dasar penemuan kata-kata, khususnya kata-kata warisan cognate. Selain itu, untuk ketepatan artimakna digunakan pula daftar bahasa Indonesia sebagai
pencocok artimakna. Lebih jelasnya, dari bagan ini akan tergambar jenis data, sumber data, dan
teknik pengumpulan data.
Bagan 6. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
DATA
Lisan Tulisan
Sumber primer Sumber skunder
Informan kamus dan
Pemerian Penelitian
Buku-buku struktur
lapangan yang relevan
fonologis BBT dan
Teknik BBM
wawancara, perekaman, pencatatan, dan transkripsi
daftar Swadesh
Universitas Sumatera Utara
3.5 Analisis Data
Seperti yang telah diuraikan sebelumya, bahasa Austronesia Purba adalah asal bahasa-bahasa di Asia tenggara yang hidup pada masa kini, di samping terwarisnya
unsur-unsur kebahasaan, terjadi pula perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan itupun meliputi semua segi kebahasaan baik fonem, perbendaharaan kata-kata, sistem
morfologi dan sintaksis. Di samping itu terjadi pula pecahnya bahasa-bahasa itu ke dalam beberapa bahasa atau dialek.
Perubahan bunyi sebagai salah satu perubahan unsur bahasa yang terkecil pada umumnya menunjukkan dua gejala penting yaitu yang disebut perubahan
bersyarat dan perubahan tak bersyarat Lehmann, 1972:153. Perubahan bersyarat menunjukkan bahwa sebuah fonem itu akan berubah misalnya dalam suatu kondisi,
baik posisi maupun sifat bunyi yang mengikutinya atau diikutinya di samping faktor tekanan dalam lingkungan kata yang dimasukinya.
Berdasarkan pengertian di atas analisis data dengan metode komparatif ini menggunakan pendekatan dari atas ke bawah top-down approach Fernandez, 1996:
29 dilanjutkan dengan metode padan Sudaryanto, 1993: 21-29. Adapun langkah- langkah yang akan ditempuh yaitu
a. penetapan proto fonem bahasa yang diteliti secara serentak;
b. teknik pilah artikulatoris: penelusuran dan pengamatan perubahan-perubahan
fonem yang diteliti, meliputi langkah-langkah berikut ini. 1.
Mencari perubahan-perubahan vokal Proto Austronesia dalam Bahasa Batak Toba,
Universitas Sumatera Utara
2. Mencari perubahan-perubahan vokal Proto Austronesia dalam bahasa
Batak Mandailing. c.
teknik hubung banding: penelusuran dan pengamatan perbandingan perubahan fonem setiap bahasa yang diteliti dengan mencari perbandingan perubahan vokal
Proto-Austronesia dalam bahasa Batak Toba dan bahasa Batak Mandailing . Secara lebih singkat langkah-langkah analisis data tersebut dapat dilihat pada
diagram dibawah ini.
Bagan 7. Metode Analisis
PAN
Metode Padan
Sudaryanto, 1993: 21-29
BBT ------------
BBM TP ART
V OKAL HBS+HBB Fernandez, 1996: 29
Universitas Sumatera Utara
3.6 Rancangan Analisis Data