Rumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Manfaat penelitian Malaria

Bali, karena terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah endemis dan non endemis malaria. Lebih dari setengah kematian anak yang berhubungan dengan penyakit infeksi utama disebabkan oleh adanya gangguan nutrisi. 5,6 7 Kematian pada kasus malaria meningkat 57.3 akibat malnutrisi. 2 Gangguan nutrisi berpengaruh terhadap manifestasi dan kerentanan terhadap malaria. 8 Pada populasi daerah endemis malaria umumnya hidup dalam kondisi yang mengarah kepada status nutrisi yang buruk. Kelompok risiko tertinggi untuk terjangkit malaria adalah kelompok anak-anak dan ibu hamil. Hubungan antara malnutrisi dan malaria sangatlah kompleks. 8 9 Penyakit malaria mempengaruhi nutrisi anak, dimana malaria dapat menyebabkan anoreksia, diare, muntah, demam dan penggunaan protein yang berlebihan untuk mengatasi infeksinya. 10 Beberapa penelitian tentang hubungan antara malnutrisi pada penderita malaria mendapatkan hasil yang berbeda. Shankar mengutip beberapa penelitian dari tahun 1920 sampai tahun 1940 di Corsica, Algeria, Vietnam, Turki dan Ghana melaporkan bahwa malaria terjadi lebih sering dan lebih berat pada orang yang mengalami gangguan nutrisi, sementara itu di Gambia tidak mendapatkan hubungan yang bermakna antara infeksi malaria dan status nutrisi. 8

1.2 Rumusan Masalah

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Apakah ada hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak di daerah endemis?

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara status nutrisi dengan infeksi malaria pada anak didaerah endemis

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan status nutrisi antara anak dengan dan tanpa infeksi malaria, serta mencari hubungan antara malnutrisi akut dan kronik dengan infeksi malaria pada anak dengan status malnutrisi ringan-sedang

1.5 Manfaat penelitian

1. Di bidang akademik ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang nutrisi dan metabolik mengenai pengaruh infeksi malaria terhadap status nutrisi anak 2. Di bidang pelayanan masyarakat: memberi informasi tentang status nutrisi anak yang terinfeksi malaria dan tidak terinfeksi malaria di Kota Panyabungan, serta memberikan informasi kepada siswa dan guru sekolah dasar di Kota Panyabungan mengenai bahaya penyakit malaria karena dapat mempengaruhi nutrisi pada anak 3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan masukan terhadap bidang nutrisi dan metabolik mengenai hubungan antara infeksi malaria dan status nutrisi anak Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Malaria

Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium. Plasmodium terdiri dari 5 spesies, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malaria, Plasmodium ovale dan Plasmodium knowlesi. Keempat spesies pertama tersebut terdapat di Indonesia. Spesies yang terbanyak ditemukan adalah Plasmodium falciparum dan vivax. 3,6 Plasmodium falciparum merupakan penyebab infeksi yang berat bahkan dapat menimbulkan kematian. 3 Seseorang dapat terinfeksi lebih dari satu jenis plasmodium, dikenal sebagai infeksi campuran majemuk mixed infection. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah dengan angka penularan tinggi. Penyakit ini jarang ditemui pada bulan-bulan pertama kehidupan. Anak yang berusia beberapa tahun dapat terjadi serangan malaria yang berat dan dapat menyebabkan kematian bila disertai gangguan nutrisi. 6 Penularan malaria dapat ditularkan secara alami melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, melalui transfusi darah atau secara kongenital antara ibu dan janin, walaupun cara infeksi ini jarang dijumpai. Intensitas penularan tergantung pada faktor yang berhubungan dengan parasit, vektor, manusia sebagai pejamu, dan lingkungan. 3,4,6 Universitas Sumatera Utara Secara klinis, gejala infeksi malaria tunggal terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu, yang diselingi satu periode bebas demam. Pasien biasanya mengalami lemah, nyeri kepala, tidak ada nafsu makan, mual atau muntah. Pasien dengan infeksi majemuk campuran lebih dari satu jenis plasmodium, serangan demam terjadi terus menerus tanpa interval, sedangkan pada pejamu yang imun gejala klinisnya minimal. Serangan demam yang pertama didahului oleh masa inkubasi. Masa inkubasi ini bervariasi antara 9-30 hari tergantung pada spesies parasit. Masa terpendek pada Plasmodium falciparum dan terpanjang pada Plasmodium malariae. Masa inkubasi ini juga tergantung pada intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan derajat imunitas pejamu. Masa inkubasi pada penularan secara alamiah pada Plasmodium falciparum 12 hari, Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale 13-17 hari dan Plasmodium malariae 28-30 hari. Masa inkubasi malaria akibat transfusi darah pada Plasmodium falciparum 10 hari, Plasmodium vivax 16 hari, dan Plasmodium malariae 40 hari. 11 6 Setelah melewati masa inkubasi, timbul periode paroksisme berupa gejala demam pada anak besar dan orang dewasa. Periode paroksisme biasanya terdiri atas tiga stadium yang berturutan, yaitu: 1.Stadium dingin Stadium ini diawali dengan gejala menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan pasien biasanya menutupi tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut yang tersedia. Nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat atau Universitas Sumatera Utara sianosis, kulit kering dan pucat, muntah, dan pada anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam. 6 2. Stadium demam Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini pasien merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, dan terasa panas, nyeri kepala, sering terjadi mual dan muntah. Biasanya pasien menjadi sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2-12 jam. Demam disebabkan oleh karena pecahnya skizon dalam sel darah merah yang telah matang dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, skizon dari tiap generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali, sehingga timbul demam setiap hari ketiga terhitung dari serangan demam sebelumnya. Pada Plasmodium falciparum setiap 24-48 jam. 11 3. Stadium berkeringat Pada stadium ini pasien berkeringat banyak sekali, kemudian suhu tubuh menurun dengan cepat, dan kadang-kadang sampai di bawah normal.

2.2 Status nutrisi