ajukan pertanyaan pada siswa, melakukan refleksi pemahaman siswa, menutup pelajaran. Delapan keterampilan mengajar guru di atas digunakan dalam mengajar
menyanyi lagu daerah.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Peneliti menggunakan model Direct Instruction berbantuan media audiovisual untuk meningkatkan keterampilan menyanyi siswa, terdapat beberapa
penelitian yang relevan dan mendukung antara lain: 1
Hastuti, Mita Yuni. 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Penerapan Model Direct Instruction Pada Siswa Kelas IV B SDN Wonosari
03 Kecamatan Ngaliyan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, peningkatan keterampilan guru siklus I dari 79 menjadi 90 di siklus II, kemudian siklus III menjadi 93.
Persentase aktivitas siswa siklus I 65, menjadi 75 siklus II, dan 85 siklus III. Persentase ketuntasan klasikal sebelum penelitian 46 menjadi 74
siklus I, menjadi 78 siklus II dan 88 siklus III. 2
Sudaryono. 2007. Penerapan Model Direct Instruction dalam Pembelajaran Lagu Daerah Jawa Tengah di SMP Negeri 2 Semarang. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model Direct Instruction pada
pembelajaran lagu daerah Jawa Tengah di SMP Negeri 2 Semarang dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar. Persentase keaktifan siswa
secara klasikal siklus I 64,00 menjadi 81,60 siklus II. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus I 68, siklus II meningkat 84.
3 Senjani. 2011. Peningkatan Keterampilan Menyanyikan Lagu Anak Melalui
Metode Demonstrasi Berbasis Media Audiovisual pada Siswa Kelas 1 SDN Bringin 02 Ngaliyan. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian metode demonstrasi berbasis media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan
menyanyi, ditandai peningkatan keterampilan guru siklus I jumlah skor 28 rata-rata 2,8 kategori B, siklus II jumlah skor 36 rata-rata 3,6 kategori A.
Aktivitas siswa siklus I persentase 69,29, rata-rata 55,43 kategori B, siklus II persentase 81,54, skor rata-rata 65,14 kategori A. Keterampilan menyanyi
siswa siklus I persentase ketuntasan klasikalnya sebesar 71,8, nilai rata-rata 67,3, siklus II persentase ketuntasan belajar klasikalnya 92,3, rata-rata 77,6.
4 Prihatini, Wahyu. 2012. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui
Problem Based Learning dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas IV SDN karanganyar 01 semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasas Fakultas Ilmu Pnedidikan Universitas Negeri Semarang. Hasil penelitian siklus I skor keterampilan guru 19, persentase 59,4, kriteria
Cukup C meninggkat di siklus II, skor menjadi 22, persentase 72,9 criteria Baik B, siklus III skor 27, persentase keberhasilan 84,38 , Kriteria Baik
Sekali A. Aktivitas siswa siklus I skor rata-rata 14,9 persentase 62,08 dan kriteria Baik B, siklus II skor rata-rata aktivitas siswa 18,1, presentase 75,5
kategori Baik B meningkat lagi di siklus III rata-rata 20, presentase 83,3
dan kategori Baik Sekali A. Hasil belajar siklus I rata-rata kelas 66, nilai terendah 45, tertinggi 100. Persentase ketuntasan klasikal 59,09. Siklus II
meningkat, nilai rata-rata 73, nilai terendah 50, tertinggi 100. Persentase ketuntasan klasikal 29,55. Meningkat lagi siklus III, nilai rata-rata 84,
terendah 55, tertinggi 100, dan persentase ketuntasan kalsikal 81,82. Berdasarkan kajian empiris, didapatkan informasi model Direct
Instruction berbantuan media audiovisual terbukti dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Kajian empiris tersebut menjadi landasan dalam penelitian
tentang peningkatan keterampilan menyanyikan lagu daerah melalui model Direct Instruction berbantuan media audiovisual pada siswa kelas IV SDN Sampangan
01 semarang.
2.3. KERANGKA BERPIKIR