Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Amanat Wacana

67 tidak ada siapapun tetapi ada yang merasa mendorong tubuh sang tokoh dari belakang.

4.2.1.4 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Amanat Wacana

Berdasarkan amanat wacananya, kalimat dibedakan menjadi tiga, yaitu kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Berikut ini klasifikasi kalimat berdasarkan amanat wacana dalam kumpulan cerita misteri Jagading Lelembut pada majalah Djaka Lodang tahun 2001: 1 Bengi kuwi awakku rasane semplah. Awang-awangen, lungkrah, lora duwe karep. K, KGKKalno 10 hlm 14 ‘Malam itu tubuhku rasanya lemas. Terasa berputar-putar, lesu capek, tidak punya daya.’ Kalimat pada kutipan tersebut merupakan kalimat berita. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa sang tokoh sedang tidak enak badan, tubuhnya terasa lemas, letih, dan lesu. 2 Durung nganti linggih ing kurrsi sofa sangarepku, Ndari cluluk. K, KGKKalno 10 hlm 14 ‘Belum sampai duduk di kursi sofa yang ada di depanku, Ndari sudah memanggil.’ Kalimat pada kutipan tersebut merupakan kalimat berita. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa ketika sang tokoh baru sampai di tempat kerjanya, seoarang teman memanggilnya. 3 Sing tak tuju papan pegaweyanku. Radio Kumala Sakti, sing mapan ing Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 3 kutha Waringin. K, KGKKalno 10 hlm 14 ‘Yang ku tuju tempat kerjaku. Radio Kumala Sakti yang teletak di Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 3 kota Waringin.’ 68 Kalimat pada kutipan tersebut merupakan kalimat berita. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa sang tokoh akan menuju ke tempat kerjanya, yaitu di radio Kumala Sakti. 4 “Kowe sapa kok ngadhang lakuku?” ADTKGKKalno 11 hlm 15 ‘Kamu siapa kok menghadang langkahku?’ Kalimat pada kutipan tersebut merupakan kalimat pertanyaan. Kalimat tersebut memberikan efek bahwa Sulastri dihadang oleh seseorang yang tidak dikenal dalam perjalanan pulang. 5 “Kana tinggal dolan sik” DSTJKGKKalno 42 hlm 15 ‘Sana tinggal maen dulu’ Kalimat pada kutipan tersebut merupakan kalimat perintah, dan termasuk perintah menyuruh. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa sang nenek menyuruh cucunya untuk bermain dulu sembari menyiapkan makan siang. 6 “Cah apa kowe melu-melu percaya marang perkara sing ora nyata?” DMSKkalno 45 hlm 15 ‘Anak-anak, apa kalian ikut-ikutan percaya pada perkara yang tidak nyata?’ Kalimat pada kutipan tersebut merupakan kalimat pertanyaan. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa seorang guru sedeng bertanya mengenai kepercayaan murid-muridnya terhadap hal yang tidak nyata. 7 “Lerena dhisik ya” GMYKKalno 46 hlm 14 ‘Istirahatlah sebentar’ 69 Kalimat pada kutipan tersebut merupakan kalimat perintah, dan termasuk perintah menyuruh. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa Nubawi disuruh beristirahat sejenak dari pekerjaannya menggambar geber kethoprak. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah dalam kumpulan cerita misteri Jagading Lelembut pada majalah Djaka Lodang tahun 2001 bertujuan untuk mengidupkan suasana dalam cerita sehingga seakan-akan peristiwa yang terjadi di dalam cerita tersebut adalah nyata.

4.2.1.5 Klasifikasi Kalimat Berdasarkan Perwujudan Kalimat