diharapkan orang tua memilikin pengetahuan yang lebih baik sejalan dengan tingginya pendidikan yang didapat. Dengan berbagai jenjang pendidikan yang
didapat menjadikan beberapa pola yang berbeda dalam berbagai keluarga. Dalam Sayekti 1994:
20 mengatakan bahwa “keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama anak-anak mengenal pendidikan
pertama kali di dalam lingkungan keluarga”. Dengan demikian pendidikan awal
juga berasal dari keluarga bagaimana pembentukan karekter anak. Sayekti 1994:20 menambahkan bahwa
“pendidikan keluarga adalah pendidikan kodrati. Apalagi setalah lahir, pergaulan diantara orang tua dan anak-anaknya yang
meliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaiaan, anak-anak akan berkembang kearah kedewasaan yang wajar. Didalam keluarga segala sikap dan
tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan ”.
2.7 Perlunya Konselor Mengetahui Gaya Kelekatan Siswa dan
Orang Tua
Menurut Konopka dalam Yusuf 2011:184 “masa remaja meliputi a remaja awal : 12-15 tahun; b remaja madya: 15-18 tahun; c remaja akhir: 19-22
tahun”. Pada umur tersebut remaja mulai dengan pendidikan menengah yaitu Sekolah Menengah pertama. Tugas konselor di sekolah menegah dijelaskan dalam
Kartadinata dkk 2007:31 adalah sebagai berikut: ... konselor dapat berperan secara maksimal dalam memfasilitasi
konseli mengaktualisasi potensi yang dimilikinya secara optimal. Konselor berperan membantu peserta didik dalam menumbuhkan
potensinya. Salah satu potensi yang seyogyanya berkembang pada diri konseli adalah kemandirian, seperti kemampuan mengambil
keputusan penting dalam perjalanan hidupnya yang berkaitan dengan pendidikan maupun persiapan karier. Dalam melakanakan program
bimbingan dan konseling seyogyanya melakukan kerjasama
kolaborasi dengan berbagai pihak yang terkait, seperti kepala sekolahmadrasah, guru mata pelajaran, orang tua konseli.”
Kolaborasi dengan orang tua yang merupakan salah satu bentuk tugas konselor di sekolah. Karena orang tua dapat berinteraksi secara penuh dengan
anak. Menurut Gibso n 2011:542 “konselor mesti mengkomunikasikan dan
bekerjasama dengan orang tua kerena merekalah yang memiliki banyak kesempatan untuk mengasuh dan membentuk gaya hidup yang sehat bagi emosi
dan pengmbangan hubungan antar-pribadi anak-anak mereka sejak ba yi”. Dengan
memiliki kelekatan yang aman antara anak dan orang tua dapat menjadi fungsi adaktif yang menyediakan landasan yang kokoh di mana remaja dapat menjelajahi
dan menguasai lingkungan-lingkungan baru dan suatu dunia sosial yang luas dalam suatu cara yang secara psikologis sehat Santrock, 2002:41.
29
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara sebagai usaha menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam upaya
memecahkan suatu permasalahan Sugiyono, 2015:5. Suatu kegiatan penelitian harus menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan, hal ini menjadi
penting agar mencapai harapan dan tujuan penelitian tersebut. Menggunakan metode penelitian pekerjaan penelitian akan lebih terarah, sebab metode penelitian
bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan penelitian.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut, dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan penelitian ini, diperlukan suatu metode penelitian ilmiah untuk
memuat gambaran gaya kelekatan remaja dan orang tua. Oleh karena itu dalam bab tiga ini secara berturut-turut akan diuraikan mengenai berbagai hal yang
termasuk dalam metode penelitian yakni jenis penelitian, desaian penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan
reliabilitas instrumen, hasil uji coba instrumen serta analisis data penelitian.
3.1 Jenis Penelitian