Penelitian Yang Mendukung TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Yang Mendukung

Penelitian selalu beranjak dari penelitian yang sudah ada, karena suatu penelitian yang mengacu pada penelitian lain akan menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya. Peninjauan terhadap penelitian sebelumnya sangatlah penting, sebab bisa digunakan untuk mengetahui relevansi penelitian yang telah lampau dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, peninjauan penelitian sebelumnya dapat digunakan untuk membandingkan seberapa besar keaslian dari penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini disajikan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh: Angraini 2008, Masruroh 2007, Widoyoko 2008, Hamdani a 2009, Hamdani b 2009, Nursiyah 2010, selain itu juga jurnal dijadikan sebagai relevansi dalam penelitian ini. Masruroh 2007: 16 menyatakan hasil analisis soal Ujian Akhir Sekolah Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri Kutowinangun Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 20062007 adalah 33,3 pada tingkat Multistruktural, 50 pada tingkat Relasional dan 16,7 pada tingkat Abstrak diperluas; Respon yang tepat yang diberikan siswa dalam mengerjakan soal UAS pada tingkat Multisruktural 184,2 , pada tingkat Relasional 148,6 dan pada tingkat Abstrak diperluas 63,2 ; Kecenderungan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal UAS berdasarkan 8 kriteria dari Watson adalah jenis kesalahan data tidak tepat, ini menandakan bahwa siswa berusaha mengoperasikan pada level yang tepat pada suatu masalah, tetapi memilih sebuah informasi atau data tidak tepat. Hasil penelitian Hamdani 2009: 32 menunjukkan bahwa model taskonomi dua dimensi ini dapat digunakan untuk menilai kualitas respon siswa terhadap terhadap masalah matematika. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa, pada saat guru melakukan skoring terhadap kualitas jawaban soal uraian masih menggunakan pendekatan “materi”. Artinya, kualitas jawaban soal matematika bentuk uraian ditentukan oleh kompleksitas materi atau panjang pendek prosedur pengerjaan soal tersebut. Model taksonomi dua dimensi ini tidak hanya mengukur kualitas jawaban dari sisi “isi materi”, tetapi dapat mengukur kualitas berpikir subjek yang menjawab soal tersebut. Hamdani 2009: 21-22 menyatakan bahwa: 1 Taksonomi SOLO merupakan model taksonomi tujuan pembelajaran yang terdiri dari lima level kemampuan. Kemampuan pada level-0 dinamakan prestruktural, kemampuan level-1 dinamakan unistruktural, kemampuan level-2 dinamakan multistruktural, kemampuan level-3 dinamakan relational, sedangkan kemampuan level-4 dinamakan extended abstrack; 2 Model taksonomi SOLO menunjuk pada kemampuan siswa untuk selalu berpikir dengan beberapa alternatif dan komprehensif. Level-2 taksonomi SOLO multistruktural menuntut pada kemampuan siswa untuk berpikir alternatif, level-3 taksonomi SOLO relasional menuntut kemampuan siswa untuk berpikir komprehensif, dan level-4 taksonomi SOLO extended abstract menuntut siswa kemampuan berpikir komprehensif dan melakukan generalisasi solusi dari suatu masalah. Melihat hasil yang sudah tercapai dari penelitian terdahulu, peneliti secara maksimal akan mengembangkan instrumen penilaian yang bisa diterapkan dengan mudah pada mata pelajaran kimia pada siswa kelas XI SMA kompetensi larutan penyangga dan hidrolisis.

2.2 Landasan Teoretis