pembelajaran menunjukkan apa yang harus dicapai siswa sebagai hasil belajar, yang dituangkan dalam “rumusan eksplisit untuk mengubah performa siswa
melalui proses pendidikan”. Tujuan ini sangat penting dalam pembelajaran, sebab pembelajaran merupakan suatu tindakan yang disengaja dan beralasan Widada,
2003. Tujuan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan dalam suatu taksonomi, seperti Taksonomi Bloom berdimensi dua Anderson,et al., 2001, Taksonomi
SOLO Structure of Observed Learning Outcomes Biggs Collis, 1982.
2.2.5 Taksonomi SOLO
Bigg dan Collis 1982 menyatakan level respon seorang murid akan berbeda antara suatu konsep dengan konsep lainnya, dan perbedaan tersebut tidak
akan melebihi tingkat perkembangan kognitif optimal murid seusianya. Misalnya taraf perkembangan kognitif murid usia 7-11 tahun secara teoretis dalam
taksonomi SOLO optimalnya adalah pada tingkat Multistruktural. Jika membandingkan jawaban terhadap suatu pertanyaan antara murid seusia 7
–11 tahun dengan murid berusia 18 tahun hasilnya tentu tidak sama, bisa jadi murid
yang berusia 18 tahun dengan cara berpikir yang lebih maju dapat mencapai tingkat yang lebih abstrak diperluas. Namun demikian tidaklah mustahil dapat
terjadi murid berusia 18 tahun pun akan memberikan jawaban yang setara dengan murid seusia 7-11 tahun, apabila antara lain tidak dikusainya bahan pelajaran.
Bigg dan Collis 1982 menyatakan bahwa pendekatan kognitif yang dikembangkan adalah memandang manusia dalam eksistensinya sebagai subyek
yang secara bebas dan aktif dapat mengolah, mengkoordinasi, mengkombinasi stimulasi atau informasi yang masuk sehingga dapat memahami maknanya. Bigg
dan Collis menganggap bahwa klasifikasi yang diberikan oleh Piaget baru bersifat hipotesis. Mereka menyebut sebagai HCS Hipotetical Cognitive Structure dan
hal ini tidak dapat diukur langsung serta bersifat tetap. Di lain pihak, respon nyata dari seorang siswa pada suatu tugas dapat sangat berbeda dari tingkatnya dalam
HCS. Bigg dan Collis membuat klasifikasi respon nyata dari anak-anak yang dinamakan Taksonomi SOLO The Structure of the Observed Learning Outcome
atau struktur hasil belajar yang dapat diamati.
2.2.6 Pemeringkatan Pertanyaan Berdasarkan Taksonomi SOLO
Tingkatan taksonomi SOLO dari suatu pertanyaan pada penelitian ini didefinisikan sebagai tingkat respon minimum siswa yang diperlukan untuk
jawaban yang memuaskan. a
Pertanyaan unistruktural U: Pertanyaan dengan kriteria menggunakan sebuah informasi yang jelas dan langsung dari stem teks soal. Pada soal
unistruktural dapat terdiri atas dua informasi yang termuat dalam stem, namun dalam penyelesaiam akhir hanya digunakan satu informasi.
b Pertanyaan Multistruktural M: Pertanyaan dengan kriteria menggunakan dua informasi atau lebih dan terpisah yang termuat dalam stem. Semua
informasi atau data yang diperlukan dapat segera digunakan untuk mendapatkan penyelesaian. Pertanyaan multistruktural memerlukan
rumus secara implisit. c
Pertanyaan Relasional R: Pertanyaan dengan kriteria menggunakan suatu pemahaman dari dua informasi atau lebih yang termuat dalam stem.
Semua informasi diberikan, namun belum bisa segera digunakan untuk
mendapatkan penyelesaian soal. Dalam kasus ini tersedia data yang harus digunakan peserta didik untuk menentukan informasi sebelum dapat
digunakan untuk memperoleh penyelesaian akhir. Alternatif lain adalah menghubung-hubungkan informasi yang tersedia dengan menggunakan
prinsip umum atau rumus untuk mendapatkan informasi baru. Dari informasi atau data baru ini selanjutnya dapat digunakan untuk
memperoleh penyelesaian akhir. Untuk memperoleh penyelesaian akhir dari soal relasional perlu informasi baru yang diperoleh dari hubungan
informasi yang termuat dalam stem. Informasi baru dihubungkan dengan informasi yang termuat dalam stem sehingga diperoleh penyelesaian
akhir. d Pertanyaan Abstrak diperluas E: pertanyaan dengan kriteria
menggunakan prinsip umum yang abstrak atau hipotesis yang diturunkan dari informasi dalam stem. Semua informasi atau data diberikan tetapi
belum dapat segera digunakan untuk mendapatkan penyelesaian akhir. Data atau informasi yang diberikan itu masih diperlukan prinsip umum
yang abstrak atau menggunakan hipotesis untuk mengaitkannya sehingga informasi atau data baru. Informasi atau data baru ini kemudian
disintesiskan sehingga diperoleh penyelesaian akhir. Informasi pada soal abstrak diperlias belum dapat dogunakan untuk memperoleh penyelesaian
akhir, masih perlu informasi baru yang diperoleh dengan mengaitkan ke prinsip umum. Informasi yang baru disintesiskan sehingga diperoleh
penyelesaian akhir.
2.2.7 Larutan Penyangga dan Hidrolisis