peralatan yang digunakan termasuk media belajar, serta kondisi sekitar dimana pembelajaran
itu dilangsungkan.
Faktor-faktor pelaksanaannya
akan mempengaruhi proses pembelajaran serta kondisi pribadi anak, yang
kesemuanya terjalin saling menunjang dan sebaliknya. Penggunaan peralatan serta media belajar misalnya secara langsung
ataupun tidak, tentunya akan berpengaruh pada minat dan kesungguhan siswa dalam proses belajar yang pada gilirannya juga akan mempengaruhi
keberhasilan mereka dalam menguasai keterampilan dengan lebih baik lagi. Demikian juga kemajuan-kemajuan dalam bidang kesehatan dan kedokteran,
dalam dekade terakhir telah mampu mengungkap banyak rahasia dari kemampuan akhir manusia dalam hal gerak dan keterampilan Amung Ma‟mun
dan Yudha M. Saputra, 2000:74.
2.1.8 Karakteristik Peserta Didik Anak SMA SMK
Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Dengan memahami karakteristik dan perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif. Selama ini seluruh aspek perkembangan
manusia –psikomotor, kognitif, dan afektif mengalami perubahan yang luar biasa.
Siswa mengalami masa anak-anak, remaja satu periode perkembangan sebagai transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja dan
perubahan yang menyertai merupakan fenomena yang harus dihadapi guru. Rincian perkembangan aspek psikomotor, kognitif dan afektif disajikan sebagai
berikut:
1. Perkembangan aspek psikomotor Wuest dan Lombardo dalam buku Samsudin 2008 menyatakan
perkembangan aspek psikomotorik siswa ditandai dengan perubahan jasmani dan fsisologis secara luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa di alami siswa
adalah pertumbahan tinggi badan siswa dan berat badan. Isiwa mengalami akselerasi kecepatan proses pertumbuhan, yang biasanya disebut dengan
pertumbuhan cepat growth spurt. Tulang rangka skeletal mengalami perubahan. Saat tumbuh tambah
matang, tulang bertambah keras. Proposi tubuh mengalami perumbuhan. Bagaian tubuh mengalami pertumbuhan dan pematangan pada kecepatan yang
berbeda. Perubahan lain yang dialami siswa adalah pubertas dan pematangan
seksual. Perubahan jasmani yang cepat dan beragam akan menyebabkan kecemasan sebagaian siswa. Selain sistem otot rangka dan reproduksi,
perubahan terjadi pada system fisiologis, seperti perubahan ukuran dan berat jantung, paru perubahan sistem saraf dan pencernaan.
Perubahan lainnya adalah perkembangan keterampilan motorik. Kinerja motorik siswa mengalami penghalusan. Siswa diharapkan mengalami
pencapaian dan penghalusan keterampilan khusus cabang olahraga. 2. Perkembangan aspek kognitif
Menurut Wuest dan Lambardo perkembangan kognitif yang terjadi pada siswa meliputi peningkatan fingsi intelektual, kapabilitas memori dan bahasa, dan
pemikiran konseptual. Perkembangan kematangan intelektual sangat bervariasi, dan varibilitasnya perlu mendapatkan perhatian guru saat merencanakan
pelajaran. Memori remaja ekuivalen dengan memri orang dewasa dalam hal
kemampuan untuk menyerap, memproses, dan mengungkapkan informasi. Siswa mampu berkonsentrasi lebih lama, dan mampu mengingat lebih lama apa
yang dilihat dan didengar. Siswa
mengalami peningkatan
kemampuan mengekpresikan
diri. Kemampuan berbahasa menjadi lebih baik dan canggih, perbendaharaan kata
lebih banyak. Ketika remaja mencapai kematangan, mereka akan memiliki kemampuan untuk menyusun alas an rasional, menerapkan informasi,
mengimplementasikan pengetahuan, dan menganalisis situasi secara kritis. Karenanya, kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan kan
meningkat. 3. Perkembangan aspek afektif
Perkembangan afektif siswa menurut Wuest dan Lambardo didalam buku Samsudin, 2008 mencangkup proses belajar perilaku yang layak pada budaya
tesebut, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain., disebut sosialisasi. Pihak yang sangat berpengaruh dalam proses sosialisasi remaja
adalah teman sebaya. Siswa mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya mementingkan pendapatnya sendiri dan mengabaikan pandangan orang
lain. Siswa mengalami perubahan persepsi diri selaras dengan peningkatan kemampuan kognitif. Persepsi diri akan berkaitan dengan presepsi atas
kemampuan dan keyakinan yang kuat bahwa ia mampu mengerjakan sesuatu, sehingga timbul rasa percaya diri. Selain itu guru perlu memberikan berbagai
kesempatan agar siswa mengalami keberhasilan dalam melakukan berbagai tugas, sehingga kepuasan diri siswa kan tumbuh. Kepuasan diri mengalami
perkembangan yang pesat selama masa remaja.
Secara emosional, siswa mengalami peningkatan rentang dan integritas emosinya.
Remaja belajar
mengatur emosi,
dengan cara
mampu mengekpresikan emosi dan mengetahui waktu dan tempat yang tepat untuk
mengekpresikannya. Siswa belajar memformulasikan sisten nilai yang dianutnya, sikap terhadap sesuatu. Siswa mengalami proses untuk tingkat pemahaman
norma dan moral yang lebih baik.
2.1.9 Karakteristik Permainan Hoki