2.1.6. Model Pembelajaran
2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran Model yaitu cara untuk mencapai keberhasilan pembelajaran yang
diterapkan sesuai langkah-langkah atau sintaks sedangkan pemilihan model disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
Model pembelajaran menurut Joyce dalam Hamruni, 2012: 5 adalah suatu pola sebagai pedoman merencanakan pembelajaran di kelas. Sementara menurut
Arrends dalam Trianto, 2011: 5 istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungannya,
dan sistem pengelolaannya. Soekamto dalam Hamruni, 2012 :5 menambahkan model pembelajaran adalah kerangka konseptual berisi prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Menurut Eggen dan Kauchak 2012: 7 model pembelajaran membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memperoleh pemahaman mendalam tentang bentuk spesifik materi.
Mengacu pendapat beberapa ahli, dijelaskan model pembelajaran adalah sebuah rancangan pola pembelajaran di kelas yang menjadi pedoman pendidik
untuk mengembangkan aktivitas pembelajaran, disusun secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar, dan bertujuan membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir serta memperoleh pemahaman mendalam tentang materi pelajaran.
2.1.6.2. Model Make a Match
Model make a match mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Siswa mencari pasangan kartu berisi pertanyaan dan
jawabannya Aqib, 2014: 23. Hal- hal yang dipersiapkan dalam model make a match menurut Suprijono, 2012: 94 adalah kartu pertanyaan dan kartu lainnya
berisi jawaban dari pertanyaan tersebut. Menurut Shoimin 2014: 98 model Make a match memiliki hubungan erat dengan karakteristik siswa yang gemar
bermain. Isjoni berpendapat, pelaksanaan model make a match didukung keaktifan
siswa bergerak mencari pasangan kartu sesuai jawaban atau pertanyaan. Keunggulannya adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
topik dalam suasana menyenangkan, yang didukung oleh keaktifan siswa untuk bergerak mencari pasangan kartu, sehingga mempunyai pengalaman belajar
bermakna, dapat digunakan untuk semua mata pelajaran pada setiap tingkatan usia dalam Shoimin, 2014: 98.
Adapun langkah-langkah Make a match, menurut Huda 2013:251 sebagai berikut:
1. Menginformasikan kegiatan pembelajaran
2. Membagi kelas menjadi 2 kelompok, kelompok a dan kelompok b
3. Membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok a dan kartu jawaban
kepada kelompok b 4.
Pencarian pasangan kartu pertanyaan dan jawaban 5.
Pasangan yang terbentuk berkumpul sesuai dengan pasangannya 6.
Presentasi pasangan kartu, siswa yang lain memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak
7. Konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban
dari pasangan yang presentasi
Kelebihan model make a match menurut shoimin 2014:99 yaitu:
a. suasana kegembiraan akan tumbuh dalam pembelajaran b. kerja sama antar siswa terwujud dengan dinamis
c. munculnya dinamika gotong royong yang merata pada semua siswa Berdasarkan penjelasan, model make a match merupakan model dengan
menggunakan kartu berisi pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban, merupakan model pembelajaran menyenangkan, karena siswa dituntut bergerak
aktif mencari pasangan kartu, sehingga mempunyai beberapa kelebihan.
2.1.7 Media Pembelajaran