8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Gagne dalam Suprijono 2012 belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Morgan dalam
Suprijono 2012 berpendapat belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan pada aktivitas seseorang dari hasil interaksi dengan lingkungannya dan pengalamannya yang bersifat permanen dan
bukan karena pertumbuhan secara alamiah.
2.1.1 Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Suprijono 2012 prinsip-prinsip belajar antara lain: 1. Belajar adalah perubahan perilaku.
2. Belajar merupakan proses, karena belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik.
3. Belajar merupakan bentuk pengalaman yang pada dasarnya hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
2.1.2 Teori Belajar
Berdasarkan sifat
keilmuan, Bruner
dalam Suprijono
2012 mengategorikan teori pembelajaran menjadi preskriptif dan deskriptif. Teori
belajar preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori belajar deskriptif dimaksudkan memberikan hasil.
Suprijono 2012 membagi teori belajar menjadi: 1.
Teori perilaku Teori perilaku berakar pada pemikiran behaviorisme. Dalam
perspektif behaviorisme
pembelajaran diartikan
sebagai proses
pembentukan hubungan antara rangsangan stimulus dan balas respon. Hasil pembelajaran yang diharapkan adalah perubahan perilaku berupa
kebiasaan. Guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku peserta didik merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku
adalah hasil belajar. Ciri teori perilaku adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil; menekankan peranan lingkungan; mementingkan
pembentukan reaksi atau respons; menekankan pentingnya latihan; mementingkan mekanisme hasil belajar; dan mementingkan peranan
kemampuan. Hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
2. Teori Belajar Kognitif
Dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat
behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Perilaku individu buakn semata-mata respons terhadap yang ada
melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oleh otaknya. Belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai,
mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Belajar menurut teori kognitif adalah perseptual. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal.
Menurut Bruner, perkembangan kognitif individu dapat ditingkatkan melalui penyusunan materi pelajaran dan mempresentasikannya sesuai
dengan tahap perkembangan individu tersebut. Penyusunan materi pelajaran dan penyajiannya dapat dimulai dari materi secara umum,
kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam cakupan yang lebih rinci.
3. Teori Konstruktivisme
Pengetahuan menurut konstruktivisme bersifat subjektif bukan objektif. Konstruktivisme menekankan pada belajar operatif, autentik, dan
juga memberikan kerangka pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar kolaboratif dan kooperatif. Belajar merupakan hubungan timbal
balik dan fungsional antara individu dan individu, antara individu dan
kelompok, serta kelompok dan kelompok. Secara sosiologis, pembelajaran kontruktivisme menekankan pentingnya lingkungan sosial dalam belajar
dengan menyatakan bahwa integrasi kemampuan dalam belajar kolaboratif dan kooperatif akan dapat meningkatkan pengubahan secara konseptual.
Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta didik untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka
bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama.
2.2 Pembelajaran