109
4.2 Permasalahan Perikanan Karang
Permasalahan yang meresahkan para nelayan adalah adanya para pengebom ikan dan para penambang karang. Para pengebom ikan mencari targetnya di sekitar taked.
taked adalah bahasa lokal nelayan setempat untuk terumbu karang karena tempat ini selain dangkal juga tempat bersarangnya ikan-ikan yang memiliki nilai jual cukup
tinggi. Kegiatan pengeboman ikan dilakukan oleh sekitar lima sampai tujuh orang untuk satu kelompok pengebom, dan biasanya dilakukan menjelang siang hari dengan
harapan hasil tangkapan dapat dipasarkan sore harinya sekitar pukul 15.00. Ikan hasil tangkapan pengeboman memiliki karakteristik lebih cepat busuk daripada hasil
tangkapan dengan pancing atau jaring, karena ikan yang memiliki tulang keras, patah dan dagingnya lebih lunak. Pada lokasi pengeboman ikan tampak terjadi kerusakan
terumbu karang dan ikan yang terangkat terbawa arus ke pantai, akibatnya di sekitar pantai terdapat hamparan ikan-ikan busuk dan memenuhi daerah sekitarnya
Berbeda dengan pengebom ikan yang menghancurkan karang sebagai akibat usahanya dalam mendapatkan ikan, para penambang karang secara langsung
mengambil karang dari laut. Usaha ini sudah menjadi salah satu mata pencaharian pokok sebagian penduduk di kabupaten Lombok Timur. Penambangan karang oleh
penduduk digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kapur Gambar 4. Peralatan yang digunakan dalam aktifitas penambangan adalah linggis, penggaet dan
bakul untuk mangangkat karang dari laut ke pingir pantai dan dari pinggir pantai ke tungku.
Dalam usaha mencari ikan di perairan pantaiteluk, nelayan dan pengebom ikan menggunakan peralatan dan teknik penangkapan yang seringkali tidak ramah
lingkungan. Aktifitas penangkapan di tempat itu sering merusak terumbu karang selain itu juga karena dijadikan sebagai tempat penambatan sampan dan armada
apung lainnya, yaitu dalam hal penaikan pemberat. Demikian pula dengan teknik penangkapan ikan dengan cara pengeboman. Cara
ini sangat merusak kelestarian sumberdaya laut termasuk ikan dan terumbu karang.
110 Rusaknya terumbu karang berarti rusak pula fungsinya sebagai penahan gelombang
dan terjadilah pengikisan di sepanjang pantai.
Gambar 4. Karang yang akan diproses menjadi bahan bangunan di perkampungan nelayan Tanjung Luar, Kecamatan
Kruak, Lombok Timur
Antara berbagai pihak atau pelaku yang terlibat dalam aktifitas pemanfaatan sumberdaya kelautan seperti ikan dan terumbu karang, terdapat konflik kepentingan
diantara mereka yaitu antara nelayan dan pengebom ikan dan antara nelayan dan penambang karang. Para pengebom ikan mencari ikan di tempat-tempat dimana ikan
itu berpijak seperti pada terumbu-terumbu karang dan di tempat itu pula para nelayan melepas pancing atau jaringnya. Kesamaan kepentingan di tempat yang sama sering
kali menimbulkan konflik kepentingan diantara mereka, dan konflik ini selalu dimenangkan oleh para pengebom ikan yang berakhir dengan rusak dan hilangnya
terumbu karang. Demikian pula antara penambang karang dan nelayan setempat. Akibat dari
penambangan sangat dirasakan oleh para nelayan yaitu berkurangnya hasil tangkapan dan langkanya jenis-jenis ikan tertentu yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti
111 ikan kerapu, kakap serta ikan lainnya. Hal ini disebabkan oleh pengambilan karang
secara berlebihan oleh para penambang yang bahkan telah meluas sampai di pulau- pulau kecil gili. Karena rusak dan hilangnya tempat berpijak ikan-ikan tersebut
menyebabkan perkembangan populasi ikan mengalami penurunan yang akibatnya bermuara pada rendahnya pendapatan nelayan.
4.3 Metode Penangkapan Ikan Menggunakan Rawai Dasar