2.7.2 Perilaku Kawin
Umumnya katak melakukan perkawinan eksternal, yaitu fertilisasi berlangsung secara eksternal. Perkawinan itu disebut sebagai amplexus yaitu
ketika katak jantan berada di atas tubuh katak betina Duellman Trueb, 1986. Menurut Duellman dan Trueb 1986, ada beberapa tipe amplexus yang umum
terjadi pada anura adalah: a.
Inguinal: kaki depan katak jantan memeluk bagian pinggang dari katak betina. Pada posisi ini kloaka dari pasangan tidak berdekatan.
b. Axillary: kaki depan katak jantan memeluk bagian samping kaki depan
katak betina. Posisi kloaka pasangan berdekatan. c.
Cephalic: kaki depak jantan memeluk bagian kerongkongan katak betina. d.
Straddle: katak jantan menunggangi katak betina tanpa memeluk katak betina.
e. Glued: katak jantan berdiri di belakang katak betina dan mendekatkan
kedua kloaka masing-masing. f.
Independent: terjadi pada beberapa jenis Dendrobatidae dimana kedua katak saling membelakangi dan menempelkan kloaka secara bersamaan.
2.7.3 Perilaku Makan
Setiap jenis katak memiliki cara yang berbeda dalam berburu mangsa tergantung pada jenisnya. Katak dengan perawakan yang gemuk dan bermulut
lebar biasanya mencari mangsa dengan hanya diam dan menunggu mangsa dan biasanya memanfaatkan mangsa berukuran besar dalam jumlah yang sedikit,
sedangkan katak yang berperawakan ramping dan bermulut runcing biasanya aktif dalam berburu mangsa dan biasanya berburu mangsa berukuran kecil namun
jumlah banyak Duellman Trueb 1986.
Hofrichter 1999 menyatakan bahwa sebagian besar katak bersifat oportunistik dan pada umumnya sebagian besar katak dewasa merupakan
karnivora dan cenderung memakan mangsa yang lebih besar. Sifat oportunistik merupakan tidak adanya pemilihan jenis pakan, karena katak akan memangsa
serangga apapun yang bergerak di hadapannya. Rahman 2009 menyebutkan bahwa satwa yang oportunis selalu memanfaatkan sumberdaya yang ada
dilingkungan habitatnya sebagai pakan sehingga memungkinkan adanya spesies
yang sama tapi habitatnya berberda akan menghasilkan pakan yang berbeda pula. Umumnya katak hanya memakan jenis serangga yang bergerak dan beberapa
katak memangsa jenis serangga yang pergerakannya lambat Duellman Trueb 1994.
R. margaritifer merupakan satwa yang nokturnal. Dalam melakukan
aktivitasnya R. margaritifer tidak pernah berada dilantai hutan, sehingga jenis ini memanfaatkan jenis serangga yang aktif dimalam hari dan beraktivitas secara
arboreal Rahman, 2009. Lebih lanjut Duellman dan Trueb 1986 menyatakan bahwa katak pohon mencari mangsa dengan cara duduk dan menunggu hingga
mangsa yang cocok datang dan mendekat hingga jarak yang dapat dicapai oleh lidahnya.
Lokasi Rumah Katak TNGGP
BAB III METODOLOGI