Jalur Transportasi Peredaran Kayu Bulat

59

6.4 Jalur Transportasi Peredaran Kayu Bulat

Hasil pengolahan basis data yang ada, alat angkut yang digunakan dalam kegiatan peredaran kayu bulat di Provinsi Jambi, yaitu : alat angkut via sungai, terdiri dari : rakit dan ponton, sedangkan alat angkut via darat adalah truk. Penggunaan alat angkut ini tergantung dari jalur transportasi tujuan kabupatenkota lokasi industri dan kapasitas alat angkut. Sebagai contoh dari Kabupaten Batanghari dengan tujuan ke Kabupaten Muaro Jambi menggunakan rakit via Sungai Batanghari dan truk via darat, sedangkan dari Kabupaten Batanghari ke Kota Jambi menggunakan truk dan rakit via Sungai Batanghari. Pada dasarnya transportasi via Sungai Batanghari berasal dari hulu ke hilir, sedangkan jika arah sebaliknya menggunakan truk. Volume asal peredaran kayu bulat di Provinsi Jambi tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi yang digunakan dengan truk sebesar 2 . 126 . 793 m 3 88.3, sedangkan dengan rakit dan ponton sebesar 280 . 444 m 3 11.7. Volume tujuan peredaran kayu bulat ke Provinsi Jambi sebesar 2 . 351 . 363 m 3 97.7, melalui darat sebesar 2 . 085 . 523 m 3 86.7 dan sungai sebesar 265 . 840 m 3 11.0, sedangkan yang keluar Provinsi Jambi sebesar 55 . 874 m 3 2.3, melalui darat sebesar 41 . 270 m 3 1.7 dan melalui sungailaut sebesar 14 . 604 m 3 0.6. Peredaran kayu bulat dengan truk terbesar dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat menuju Tanjung Jabung Barat sebesar 1 . 210 . 572 m 3 56.9 dari total volume peredaran via darat sebesar 2 . 126 . 793 m 3 , sedangkan peredaran kayu bulat dengan rakit dan ponton terbesar berasal dari Kabupaten Muaro Jambi menuju Kabupaten Muaro Jambi sebesar 107 . 090 m 3 38.2 dari total volume peredaran via sungailaut sebesar 280 . 444 m 3 . Matrik volume asal dan tujuan peredaran kayu bulat berdasarkan jalur transportasi yang digunakan Provinsi Jambi tahun 2004 disajikan pada Tabel 18. 60 Tabel 18 Matrik volume asal dan tujuan peredaran kayu bulat berdasarkan jalur transportasi di Provinsi Jambi tahun 2004 Volume Volume Tujuan Peredaran Kayu Bulat m 3 Asal Peredaran Kayu Bulat m 3 Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat Tebo Bungo Kota Jambi Luar Provinsi Jambi Total Volume m 3 Kerinci Darat Sungai Merangin Darat 5 726 8 154 5 888 Sungai 3 110 2 196 5 306 Sarolangun Darat 10 491 194 1 109 5 361 10 306 27 461 Sungai 6 109 1 274 32 657 1 400 7 108 48 548 Batanghari Darat 121 571 187 783 353 572 444 Sungai 8 518 13 625 5 208 27 351 Muaro Darat 860 35 659 1 756 38 275 Jambi Sungai 106 230 170 5 895 11 070 3 274 126 639 Tanjabtim Darat 179 801 179 801 Sungai Tanjabbar Darat 814 1 210 572 1 211 386 Sungai 3 380 10 230 13 610 Tebo Darat 5 674 4 090 100 526 70 10 433 Sungai 904 17 751 30 788 8 447 1 100 58 990 Bungo Darat 49 50 316 30 740 81 105 Sungai Kota Darat Jambi Sungai Jumlah Darat 5 726 10 491 315 8 487 1 997 219 4 873 50 416 7 996 41 270 2 126 793 Total m 3 Sungai 6 109 10 696 173 373 1 570 9 275 30 788 33 029 14 604 280 444 Sumber : Hasil pengolahan basis data hasil hutan Provinsi Jambi 2005. 61 Kota Jambi merupakan pusat kota di Provinsi Jambi, sebagai pusat berbagai kegiatan pemerintahanpolitik, ekonomi, sosial, dan lainnya. Kecenderungan kabupaten yang relatif dekat dengan pusat kota mempunyai infrastruktur yang lebih baik. Kegiatan kehutanan khususnya peredaran kayu bulat dan keberadaan industri kayu sangat dipengaruhi oleh jarak tempuh untuk mengangkut bahan baku dan kemudahan akses jalan darat tersebut. Berdasarkan teori Analisis Weber tentang Titik Transport Minimum dijelaskan bahwa kedekatan asal bahan baku dan lokasi pasar atau konsumen merupakan salah satu faktor penentu keberadaan lokasi industri, yaitu pertimbangan biaya angkutan yang sekecil mungkin Rustiadi et al. 2004. Jaringan jalan utama di Provinsi Jambi menghubungkan semua kabupatenkota yang ada, sehingga kondisi ini dimanfaatkan oleh para pelaku industri dalam melakukan peredaran kayu bulat. Kemudahan akses peredaran melalui jalan darat ini sebagian besar dimanfaatkan sebagai media peredaran dengan ditunjukkan volume asal peredaran kayu bulat Provinsi Jambi tahun 2004 sebesar 88.3. Peta jaringan jalan utama di Provinsi Jambi yang menghubungkan semua kabupaten disajikan pada Lampiran 23. Peredaran via sungai dengan memanfaatkan aliran Sungai Batanghari yang melewati hampir seluruh kabupatenkota di Provinsi Jambi, kecuali Kabupaten Kerinci dan Merangin. Sungai Batanghari mempunyai lebar mencapi 90 m menjadi sarana transportasi sungai untuk angkutan orang dan barang bagi masyarakat Provinsi Jambi. Salah satu angkutan barang adalah untuk angkutan peredaran hasil hutan antar kabupaten dalam Provinsi Jambi maupun dengan provinsi lain. Sungai Batanghari mengalir dari hulu Kabupaten Bungo melewati Kabupaten Tebo, Batanghari, Sarolangun, Kota Jambi, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur. Pada Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat pelabuhan laut sebagai akses peredaran barang hasil hutan yang keluar Provinsi Jambi. Peta Sungai Batanghari disajikan pada Lampiran 24. Peredaran kayu bulat dari Kabupaten Merangin bertujuan ke Kabupaten Merangin, Muaro Jambi, Kota Jambi, Provinsi Banten, dan Provinsi Sumatera Selatan, dengan volume sebesar 11 . 194 m 3 . Peredaran melalui jalur darat sebesar 5 . 888 m 3 52.6 dan jalur sungai sebesar 5 . 306 m 3 47.4. Peredaran jalur darat didominasi tujuan ke Kabupaten Merangin, sedangkan jalur sungai 62 didominasi tujuan ke kabupaten yang dilewati oleh Sungai Batanghari, yaitu : Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi. Peredaran menuju Kabupaten Muaro Jambi sebesar 3 . 118 m 3 27.8 dan Kota Jambi sebesar 2 . 196 m 3 19.6 didominasi melalui jalur sungai Tabel 18. Peredaran melalui jalur sungai ini dengan memanfaatkan aliran Sungai Batanghari dan arah sungai yang menuju ke lokasi tujuan Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi. Hal ini dimanfaatkan Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi untuk mempermudah pengangkutan bahan baku kayu bulat sampai ke industri, karena sebagian besar industri kayu berada di dekat Sungai Batanghari. Kabupaten Merangin tidak dilewati langsung Sungai Batanghari, tetapi malalui cabang sungai yang menuju aliran Sungai Batanghari yang terdekat Kabupaten Bungo atau Sarolangun. Peredaran ke luar Provinsi Jambi bertujuan ke Provinsi Banten sebesar 34 m 3 0.3 dan Sumatera Selatan sebesar 120 m 3 1.1 melalui jalur darat. Peredaran menuju Provinsi Sumatera Selatan melalui jalur darat karena jarak yang relatif dekat dengan berbatasan langsung dengan Kabupaten Merangin, sedangkan menuju Provinsi Banten melalui jalur darat melalui beberapa kabupatenkota dan lintas provinsi, yaitu : Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung. Peredaran yang bertujuan ke Kabupaten Merangin hanya berasal dari Kabupaten Merangin sendiri sebesar 5 . 726 m 3 melalui jalur darat, karena lokasi tujuan dalam satu kabupaten, sehingga jaraknya relatif dekat dan ditempuh dengan waktu yang relatif cepat. Peredaran ini dilakukan untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat untuk industri di Kabupaten Merangin sebanyak 3 buah dengan total kapasitas izin sebesar 15 . 000 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 24 . 000 m 3 Lampiran 26. Peta peredaran kayu bulat Kabupaten Merangin disajikan pada Gambar 18. Grafik volume peredaran kayu bulat berdasarkan jalur transportasi yang digunakan disajikan pada Gambar 19. 63 Gambar 18 Peta Peredaran Kayu Bulat Kabupaten Merangin Tahun 2004. Sumatera Selatan Banten Keterangan : Asal peredaran Tujuan peredan 64 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Merangin Muaro Jambi Kota Jambi Banten Sumatera Selatan KabupatenKotaProvinsi Tujuan Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 19 Volume asal peredaran kayu bulat dari Kabupaten Merangin tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. Peredaran kayu bulat dari Kabupaten Sarolangun bertujuan ke Kabupaten Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Kota Jambi, dan Provinsi Sumatera Selatan dengan volume sebesar 76 . 008 m 3 . Peredaran melalui jalur darat sebesar 27 . 461 m 3 36.1 dan jalur sungai sebesar 45 . 548 m 3 63.9. Peredaran jalur darat didominasi tujuan ke Kabupaten Sarolangun dan Provinsi Sumatera Selatan, sedangkan jalur sungai didominasi tujuan ke kabupaten yang dilewati oleh Sungai Batanghari, yaitu : Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi. Peredaran menuju Kabupaten Batanghari sebesar 1 . 468 m 3 1.9, Muaro Jambi sebesar 33 . 766 m 3 44.4, Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 1 . 400 m 3 1.8, dan Kota Jambi sebesar 12 . 469 m 3 16.4, sebagian besar didominasi melalui jalur sungai Tabel 18. Peredaran melalui jalur sungai ini dengan memanfaatkan aliran Sungai Batanghari dan arah sungai yang menuju ke lokasi tujuan. Hal ini dimanfaatkan kabupatenkota tujuan untuk mempermudah pengangkutan bahan baku kayu bulat sampai ke industri, karena sebagian besar industri kayu berada di sepanjang Sungai Batanghari. Peredaran ke luar Provinsi Jambi bertujuan ke Provinsi Sumatera Selatan sebesar 10 . 306 m 3 13.6 melalui jalur darat. Peredaran melalui jalur darat karena jarak yang relatif dekat dengan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan. 65 Peredaran yang bertujuan ke Kabupaten Sarolangun hanya berasal dari Kabupaten Sarolangun sendiri sebesar 16 . 600 m 3 , melalui jalur darat sebesar 10 . 491 m 3 63.2 dan jalur sungai sebesar 6 . 109 m 3 36.8 Tabel 18. Jalur sungai digunakan untuk supply bahan baku kayu bulat untuk industri yang berlokasi di dekat Sungai Batanghari, sedangkan jalur darat digunakan karena lokasi tujuan dalam satu kabupaten, sehingga jaraknya relatif dekat dan ditempuh dengan waktu yang relatif cepat. Peredaran ini untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat industri di Kabupaten Sarolangun sebesar 11 buah dengan total kapasitas izin sebesar 68 . 700 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 121 . 920 m 3 Lampiran 26. Grafik volume peredaran kayu bulat Kabupaten Sarolangun berdasarkan jalur transportasi disajikan pada Gambar 20. Peta peredaran kayu bulat Kabupaten Sarolangun disajikan pada Gambar 21. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Kota Jambi Sumatera Selatan KabupatenKotaProvinsi Tujuan Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 20 Volume asal peredaran kayu bulat dari Kabupaten Sarolangun tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 66 Gambar 21 Peta Peredaran Kayu Bulat Kabupaten Sarolangun Tahun 2004. Keterangan : Asal peredaran Tujuan peredan Sumatera Selatan 67 Peredaran kayu bulat dari Kabupaten Batanghari bertujuan ke Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tebo, dan Kota Jambi dengan volume sebesar 599 . 795 m 3 . Peredaran melalui jalur darat sebesar 572 . 444 m 3 95.4 dan jalur sungai sebesar 27 . 351 m 3 4.6. Peredaran jalur darat didominasi tujuan ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sedangkan jalur sungai didominasi tujuan ke kabupaten yang dilewati oleh Sungai Batanghari, yaitu : Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, dan Kota Jambi. Peredaran menuju Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 571 . 187 m 3 95.2 dan Tebo sebesar 783 m 3 0.1, semuanya melalui jalur darat Tabel 18. Peredaran melalui jalur darat ini karena kedekatan dengan lokasi tujuan yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Batanghari. Kabupaten Batangahari mempunyai akses jalan darat yang cukup baik, sehingga dapat memperlancar aliran peredaran kayu bulat dari Kabupaten Batanghari ke tujuan. Kabupaten Batanghari berbatasan dengan 5 kabupaten lainnya, yaitu : Kabupaten Sarolangun, Tebo, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Muaro Jambi, sehingga mempermudah aliran kayu bulat dari Kabupaten Batanghari ke kabupaten lainnya. Peredaran menuju Kabupaten Batanghari sebesar 8 . 639 m 3 1.4, Muaro Jambi sebesar 13 . 625 m 3 2.3, dan Kota Jambi sebesar 5 . 561 m 3 1.0, didominasi melalui jalur sungai. Peredaran tersebut dengan memanfaatkan Sungai Batanghari yang mengalir dari Kabupaten Batanghari melalui Kabupaten Batanghari sendiri, Muaro Jambi, dan Kota Jambi. Lokasi industri di tempat tujuan sebagian besar berada di dekat Sungai Batanghari, sehingga mempermudah distribusi bahan baku kayu bulat ke industri tujuan. Peredaran yang bertujuan ke Kabupaten Batanghari berasal dari Kabupaten Sarolangun, Batanghari, dan Tebo sebesar 11 . 011 m 3 melalui jalur darat sebesar 315 m 3 2.9 dan jalur sungai sebesar 10 . 696 m 3 97.1 Tabel 18. Jalur sungai digunakan untuk supply bahan baku kayu bulat untuk industri yang berlokasi di dekat Sungai Batanghari di Kabupaten Batnghari, sedangkan jalur darat digunakan karena lokasi tujuan Kabupaten Batanghari yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun dan Tebo, sehingga jaraknya relatif dekat dan ditempuh dengan waktu yang relatif singkat. Peredaran ini untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat industri di Kabupaten Batanghari 68 sebanyak 17 buah dengan total kapasitas izin sebesar 224 . 800 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 433 . 360 m 3 Lampiran 26. Grafik volume asal dan tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Batanghari berdasarkan jalur transportasi disajikan pada Gambar 22 dan Gambar 23. Peta peredaran kayu bulat Kabupaten Batanghari disajikan pada Gambar 24. 100000 200000 300000 400000 500000 600000 Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Barat Tebo Kota Jambi Kabupate nKota Tujuan Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 22 Volume asal peredaran kayu bulat dari Kabupaten Batanghari tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 Sarolangun Batanghari Tebo KabupatenKota Asal Vol u m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 23 Volume tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Batanghari tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 69 Gambar 24 Peta Peredaran Kayu Bulat Kabupaten Batanghari Tahun 2004. Keterangan : Asal peredaran Tujuan peredan 70 Peredaran kayu bulat dari Kabupaten Muaro Jambi bertujuan ke Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Kota Jambi, Provinsi DKI Jakarta, dan Riau dengan volume sebesar 164 . 914 m 3 . Peredaran melalui jalur darat sebesar 38 . 725 m 3 23.2 dan jalur sungai sebesar 126 . 639 m 3 76.8. Peredaran jalur darat didominasi tujuan ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sedangkan jalur sungai didominasi tujuan ke kabupaten yang dilewati oleh Sungai Batanghari, yaitu : Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi. Peredaran menuju Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 41.554 m3 25.2, didominasi melalui jalur darat. Peredaran melalui jalur darat ini karena kedekatan dengan lokasi tujuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Peredaran menuju Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 170 m 3 0.1, Kota Jambi sebesar 12 . 826 m 3 7.8, DKI Jakarta sebesar 81 m 3 0.1, dan Riau sebesar 3 . 193 m 3 1.9, didominasi melalui jalur sungailaut. Peredaran tersebut dengan memanfaatkan Sungai Batanghari yang mengalir dari Kabupaten Muaro Jambi melalui Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kota Jambi. Lokasi industri di tempat tujuan sebagian besar berada di dekat Sungai Batanghari, sehingga mempermudah distribusi ke industri tujuan. Peredaran kayu bulat menuju Riau dan DKI Jakarta melalui sungai dan laut. Peredaran yang bertujuan ke Kabupaten Muaro Jambi berasal dari Kabupaten Merangin, Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Tebo sebesar 181 . 860 m 3 , dengan melalui jalur darat sebesar 8 . 487 m 3 4.7 dan jalur sungai sebesar 173 . 373 m 3 95.3. Jalur sungai digunakan untuk supply bahan baku kayu bulat untuk industri yang berlokasi di dekat Sungai Batanghari di Kabupaten Muaro Jambi, sedangkan jalur darat digunakan karena lokasi tujuan Kabupaten Muaro Jambi yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun dan Batanghari, sehingga jaraknya relatif dekat dan ditempuh dengan waktu yang relatif singkat. Peredaran ini dimungkinkan untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat industri di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 23 buah dengan total kapasitas izin sebesar 1 . 515 . 590 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 3 . 016 . 644 m 3 Lampiran 26. Grafik volume asal dan tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Muaro Jambi 71 berdasarkan jalur transportasi disajikan pada Gambar 25 dan Gambar 26. Peta peredaran kayu bulat Kabupaten Muaro Jambi disajikan pada Gambar 27. 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat Kota Jambi DKI Jakarta Riau KabupatenKotaProvinsi Tujuan Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 25 Volume asal peredaran kayu bulat dari Kabupaten Muaro Jambi tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Barat Tebo Bungo KabupatenKota Asal Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 26 Volume tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Muaro Jambi tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 72 Gambar 27 Peta Peredaran Kayu Bulat Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2004. Keterangan : Asal peredaran Tujuan peredan DKI Jakarta Riau 73 Peredaran kayu bulat dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur bertujuan ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan volume sebesar 179 . 801 m 3 melalui peredaran darat Tabel 18. Peredaran ini dilakukan karena kedekatan antara Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan lokasi tujuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berbatasan langsung, sehingga jarak yang ditempuh relatif dekat dan waktu yang diperlukan dalam distribusi kayu bulat relatif cepat. Peredaran yang bertujuan ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur berasal dari Kabupaten Sarolangun dan Muaro Jambi sebesar 1 . 570 m 3 melalui jalur sungai Tabel 18. Jalur sungai digunakan untuk supply bahan baku kayu bulat untuk industri yang berlokasi di dekat Sungai Batanghari di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, yang berasal dari Kabupaten Sarolangun dan Muaro Jambi. Sungai Batanghari mengalir dari kedua kabupaten tersebut menuju Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Peredaran ini untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 2 buah dengan total kapasitas izin sebesar 160 . 492 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 328 . 984 m 3 Lampiran 26. Grafik volume tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Tanjung Jabung Timur berdasarkan jalur transportasi disajikan pada Gambar 28. Peta peredaran kayu bulat Kabupaten Tanjung Jabung Timur disajikan pada Gambar 29. 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 Sarolangun Muaro Jambi KabupatenKota Asal Vol u m e m 3 Jalur Sungai Total Gambar 28 Volume tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 74 Gambar 29 Peta Peredaran Kayu Bulat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2004. Keterangan : Asal peredaran Tujuan peredan 75 Peredaran kayu bulat dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat bertujuan ke Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, dan Provinsi Riau dengan volume sebesar 1 . 224 . 996 m 3 . Peredaran melalui darat sebesar 1 . 211 . 386 m3 98.9 dan melalui peredaran sungailaut sebesar 13 . 610 m3 1.1. Peredaran melalui darat didominasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sedanglan melalui sungailaut didominasi tujuan ke Riau. Peredaran menuju Kabupaten Muaro Jambi sebesar 814 m 3 0.1 dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 1 . 210 . 572 m 3 99.1, didominasi melalui jalur darat. Peredaran melalui jalur darat ini karena kedekatan dengan lokasi tujuan Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sendiri, sehingga memerlukan waktu yang relatif cepat. Peredaran menuju Riau sebesar 10 . 230 m 3 0.8 melalui jalur laut Tabel 18. Peredaran tersebut dengan memanfaatkan pelabuhan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui laut menuju Provinsi Riau. Peredaran yang bertujuan ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat berasal dari Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, dan Tanjung Jabung Barat sebesar 2 . 006 . 494 m 3 . Peredaran melalui jalur darat sebesar 1 . 997 . 219 m 99.5 didominasi oleh Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Batanghari, sedangkan melalui jalur sungai sebesar 9 . 275 m 3 0.5 Tabel 18. Jalur darat digunakan asal peredaran yang berdekatan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, yaitu : Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Batanghari, dan Muaro Jambi, sehingga memerlukan waktu peredaran yang relatif cepat. Peredaran melalui sungai untuk supply bahan baku kayu bulat untuk industri yang berlokasi di dekat Sungai Batanghari di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, yang berasal dari Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat, sehingga mempermudah distribusi bahan baku kayu bulat menuju industri yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang sebagian besar berlokasi di dekat Sungai Batnghari. Sungai Batanghari mengalir dari kedua kabupaten tersebut menuju Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Peredaran ini untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat industri di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak 11 buah dengan total kapasitas izin sebesar 498 . 000 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 983 . 280 m 3 Tabel 20. Grafik volume asal dan tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Tanjung Jabung Barat berdasarkan jalur transportasi disajikan 76 pada Gambar 30 dan Gambar 31. Peta peredaran kayu bulat Kabupaten Tanjung Jabung Barat disajikan pada Gambar 32. 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 Muaro Jambi Tanjung Jabung Barat Riau KabupatenKotaProvinsi Tujuan Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 30 Volume asal peredaran kayu bulat dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat KabupatenKota Asal Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 31 Volume peredaran kayu bulat menuju Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 77 Gambar 32 Peta Peredaran Kayu Bulat Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2004. Keterangan : Asal peredaran Tujuan peredan Riau 78 Peredaran kayu bulat dari Kabupaten Tebo bertujuan ke Kabupaten Batanghari, Muaro Jambi, Tebo, Bungo, Kota Jambi, DKI Jakarta, dan Riau dengan volume sebesar 69 . 423 m 3 . Peredaran melalui jalur darat sebesar 10 . 433 m 3 15.0 dan jalur sungai sebesar 58 . 990 m 3 85.0. Peredaran jalur darat didominasi tujuan ke Kabupaten Muaro Jambi dan Tebo, sedangkan jalur sungai didominasi tujuan ke kabupaten yang dilewati oleh Sungai Batanghari, yaitu : Kabupaten Muaro Jambi, Tebo, dan Kota Jambi. Peredaran menuju Kabupaten Bungo sebesar 100 m 3 0.2 dan DKI Jakarta sebesar 70 m 3 0.1 melalui jalur darat. Peredaran melalui jalur darat ini karena kedekatan dengan lokasi tujuan Kabupaten Bungo yang berbatasan langsung, sehingga diperlukan waktu peredaran melalui darat yng relatif cepat. Tujuan peredaran ke DKI Jakarta dengan jalur darat melalui beberapa kabupaten dan lintas provinsi. Peredaran yang mendominasi peredaran darat bertujuan ke Kabupaten Muaro Jambi sebesar 5 . 647 m 3 dan Tebo sebesar 4 . 090 m 3 . Peredaran darat menuju kedua kabupaten tersebut karena kedekatan jarak menuju Kabupaten Tebo sendiri dan Kabupaten Muaro Jambi, sehingga diperlukan waktu peredaran yang relatif cepat. Peredaran menuju Kabupaten Muaro Jambi sebesar 23 . 398 m 3 33.7, Tebo sebesar 34 . 878 m 3 50.2, dan Kota Jambi sebesar 8 . 873 m 3 12.9, didominasi peredaran melalui sungai. Peredaran menuju Kabupaten Muaro Jambi melalui sungai sebesar 17 . 751 m 3 , Tebo sendiri sebesar 30 . 788 m 3 , dan Kota Jambi sebesar 8 . 447 m 3 Tabel 18. Peredaran tersebut dengan memanfaatkan Sungai Batanghari yang mengalir dari Kabupaten Tebo menuju Kabupaten Muaro Jambi, Tebo, dan Kota Jambi. Lokasi industri sebagian besar berada di dekat Sungai Batanghari, sehingga mempermudah distribusi bahan baku kayu bulat menuju industri tujuan. Peredaran yang bertujuan ke Kabupaten Tebo berasal dari Kabupaten Batanghari dan Tebo sebesar 35 . 661 m 3 , melalui jalur darat sebesar 4 . 873 m 3 13.7 dan jalur sungai sebesar 30 . 788 . m 3 86.3 Tabel 18. Jalur sungai digunakan untuk supply bahan baku kayu bulat untuk industri yang berlokasi di dekat Sungai Batanghari di Kabupaten Tebo yang berasal dari Kabupaten Tebo sendiri. Peredaran melalui jalur darat digunakan karena lokasi tujuan Kabupaten Tebo yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Tebo sendiri yang berada dalam satu kabupaten, sehingga jaraknya relatif dekat 79 dan ditempuh dengan waktu yang relatif singkat. Peredaran ini untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat industri di Kabupaten Tebo sebanyak 14 buah dengan total kapasitas izin sebesar 238 . 650 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 455 . 406 m 3 Lampiran 26. Grafik volume asal dan tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Tebo berdasarkan jalur transportasi disajikan pada Gambar 33 dan Gambar 34. Peta peredaran kayu bulat Kabupaten Tebo disajikan pada Gambar 35. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 Batanghari Muaro Jambi Tebo Bungo Kota Jambi DKI Jakarta Riau Kabupate nKotaProvinsi Tujuan Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 33 Volume asal peredaran kayu bulat dari Kabupaten Tebo tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 Batanghari Tebo KabupatenKota Asal Vo lum e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 34 Volume tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Tebo tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 80 Gambar 35 Peta Peredaran Kayu Bulat Kabupaten Tebo Tahun 2004. Keterangan : Asal peredaran Tujuan peredan Riau DKI Jakarta 81 Peredaran kayu bulat dari Kabupaten Bungo bertujuan ke Kabupaten Muaro Jambi, Bungo, Riau, dan Sumatera Barat dengan volume sebesar 81 . 105 m 3 melalui jalur darat. Peredaran jalur darat didominasi tujuan ke Kabupaten Bungo dan Riau, sedangkan yang melewati jalur sungai tidak ada. Peredaran menuju Kabupaten Muaro Jambi sebesar 49 m 3 0.1, Bungo sebesar 50 . 316 m 3 62.0, Riau sebesar 27 . 571 m 3 34.0, dan Sumatera Barat sebesar 3 . 169 m 3 3.9 melalui jalur darat Tabel 18. Peredaran melalui jalur darat ini karena kedekatan dengan lokasi tujuan Kabupaten Muaro Jambi dan Bungo sendiri, serta tujuan ke Riau dan Sumatera Barat dengan melalui beberapa kabupaten dan lintas provinsi. Peredaran yang mendominasi peredaran darat bertujuan ke Kabupaten Bungo sebesar 50 . 316 m 3 dan Riau sebesar 27 . 571 m 3 . Peredaran yang bertujuan ke Kabupaten Bungo berasal dari Kabupaten Tebo dan Bungo sebesar 50 . 416 m 3 melalui jalur darat Tabel 18. Peredaran melalui jalur darat digunakan karena lokasi tujuan Kabupaten Bungo yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Bungo sendiri, sehingga jaraknya relatif dekat dan ditempuh dengan waktu yang relatif singkat. Peredaran ini untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat industri di Kabupaten Bungo sebanyak 9 buah dengan total kapasitas izin sebesar 33 . 000 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 52 . 800 m 3 Lampiran 26. Grafik volume asal dan tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Bungo berdasarkan jalur transportasi disajikan pada Gambar 36 dan Gambar 37. Peta peredaran kayu bulat Kabupaten Bungo disajikan pada Gambar 38. 82 10000 20000 30000 40000 50000 60000 Muaro Jambi Bungo Riau Sumatera Barat KabupatenKotaProvinsi Tujuan Vo lu m e m 3 Jalur Darat Total Gambar 36 Volume asal peredaran kayu bulat dari Kabupaten Bungo tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 10000 20000 30000 40000 50000 60000 T ebo Bungo KabupatenKota Asal Vo lu m e m 3 Jalur Darat Total Gambar 37 Volume tujuan peredaran kayu bulat Kabupaten Bungo tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi. 83 Gambar 38 Peta Peredaran Kayu Bulat Kabupaten Bungo Tahun 2004. Keterangan : Asal peredaran Tujuan peredan Riau Sumatera Barat 84 Peredaran kayu bulat dari Kota Jambi tidak ada, sedangkan peredaran yang bertujuan ke Kota Jambi berasal dari Kabupaten Merangin, Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, dan Tebo sebesar 42 . 025 m 3 , dengan melalui jalur darat sebesar 7 . 996 m 3 21.4 dan jalur sungai sebesar 33 . 029 . m 3 78.6. Peredaran terbesar dari Kebupaten Muaro Jambi disebabkan karena kedekatan lokasi yang berbatasan langsung dan terkecil Kabupaten Merangin karena jaraknya yang relatif lebih jauh daripada asal kabupaten yang lain, sehingga demand kayu bulat lebih diutamakan berasal dari kabupaten yang lebih dekat untuk memperkecil biaya transportasi. Peredaran darat didominasi oleh Kabupaten Sarolangun dan Muaro Jambi. Peredaran dari Kabupaten Sarolangun melalui darat sebesar 5 . 361 m 3 dan Kabupaten Muaro Jambi sebesar 1 . 756 m 3 . Peredaran darat digunakan karena kedekatan jarak antara Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi yang berada di dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi, serta Kabupaten Sarolangun yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan tujuan Kota Jambi. Peredaran sungai didominasi oleh Kabupaten Muaro Jambi sebesar 11 . 070 m 3 dan Kabupaten Tebo sebesar 8 . 447 m 3 . Jalur sungai digunakan untuk supply bahan baku kayu bulat untuk industri yang berlokasi di dekat Sungai Batanghari di Kota Jambi. Peredaran melalui sungai dari Kabupaten Merangin, Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi, dan Tebo menuju Kota Jambi dengan memanfaatkan aliran Sungai Batanghari yang menuju Kota Jambi. Peredaran melalui sungai ini sangat mendukung distribusi bahan baku kayu bulat menuju industri yang ada di Kota Jambi, karena sebagian besar keberadaan lokasi industri yang berada di dekat Sungai Batanghari. Peredaran ini untuk memenuhi supply bahan baku kayu bulat industri di Kota Jambi sebanyak 10 buah dengan total kapasitas izin sebesar 359 . 800 m 3 tahun, dengan jumlah kebutuhan kayu bulat sebesar 714 . 560 m 3 Lampiran 26. Peta peredaran kayu bulat Kota Jambi disajikan pada Gambar 39. Grafik volume tujuan peredaran kayu bulat Kota Jambi berdasarkan jalur transportasi disajikan pada Gambar 40. 85 Gambar 39 Peta Peredaran Kayu Bulat Kota Jambi Tahun 2004. Keterangan : Tujuan peredaan 86 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tebo KabupatenKota Asal Vo lu m e m 3 Jalur Darat Jalur Sungai Total Gambar 40 Volume tujuan peredaran kayu bulat Kota Jambi tahun 2004 berdasarkan jalur transportasi.

6.5 Kondisi Sumberdaya Hutan di Provinsi Jambi