Multiplier Tenaga Kerja Analisis

satuan di semua sektor perekonomian, sedangkan nilai multiplier pendapatan tipe II mengandung arti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap sektor restoran sebesar satu satuan akan meningkatkan pendapatan rumah tangga seluruh sektor baik secara langsung maupun tidak langsung karena pengaruh faktor induce sebesar 5,430. Tingginya nilai multiplier pendapatan pada sektor restoran disebabkan karena juga sebagai pemilik dari usaha tersebut. Berdasarkan hasil analisis Tabel 5.13 dapat disimpulkan bahwa sektor jasa pariwisata dan sektor pendukungnya merupakan sektor yang potensial dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, pendapatan sektor-sektor perekonomian, dan pendapatan daerah. Oleh karena itu, pemerintah harus mangalokasikan setiap satuan permintaan akhir untuk dibelanjakan kepada output sektor-sektor tersebut yang mempunyai angka pengganda pendapatan tertinggi. Hal ini dimaksudkan untuk optimalisasi peningkatan pendapatan dalam perekonomian, yaitu dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat Propinsi D.I.Yogyakarta.

5.3.3. Multiplier Tenaga Kerja

Hasil analisis multiplier tenaga kerja pada Tabel 5.12 memperlihatkan bahwa koefisien multiplier tenaga kerja sektor-sektor perekonomian Propinsi D.I. Yogyakarta cukup tinggi. Nilai multiplier tenaga kerja tipe I terbesar yaitu pada sektor industri pengolahan sebesar 4,729 berarti bahwa sektor industri pengolahan akan menciptakan lapangan kerja sebesar 4,729 satuan pada semua sektor perekonomian jika output sektor tersebut meningkat sebesar satu satuan. Sedangkan nilai multiplier tenaga kerja tipe II terbesar yaitu pada sektor Listrik gas dan air bersih sebesar 10,845 menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor listrik, gas dan air bersih sebesar satu satuan akan mempunyai dampak terhadap peningkatan lapangan kerja sebesar 10,845 satuan diseluruh sektor perekonomian dengan memperhitungkan efek induksi konsumsi. Berdasarkan Tabel 5.13, subsektor jasa pariwisata dan sektor pendukungnya yang memiliki nilai multiplier tenaga kerja tertinggi multiplier tipe I dan tipe II adalah sektor jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan swasta masing- masing sebesar 10,915 dan 18,444. Nilai tersebut mengandung arti bahwa sektor jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan swasta akan menciptakan lapangan kerja untuk 10,915 satuan tenaga kerja atau 11 orang di semua sektor perekonomian. Nilai multiplier output tipe II sebesar 18,444 artinya jika terjadi penyerapan tenaga kerja di sektor jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan swasta sebesar satu satuan akan berdampak terhadap peningkatan lapangan kerja sebesar 18,444 satuan atau 18 orang di seluruh sektor perekonomian. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa jasa pariwisata dan sektor pendukungnya dengan koefisien pengganda tenaga kerja terbesar menjadi sangat sensitif dalam menciptakan lapangan kerja dibandingkan dengan sektor lain dalam pembangunan perekonomian Propinsi D.I. Yogyakarta, sektor jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan swasta memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I dan tipe II terbesar. Hal ini disebabkan karena sektor-sektor tersebut bersifat padat karya. Demikian pula sebaliknya dengan nilai multiplier tenaga kerja yang relatif kecil menunjukkan bahwa sektor tersebut kurang sensitif dalam menciptakan lapangan kerja karena sektor-sektor tersebut lebih bersifat padat modal.

5.4. Analisis Sektor Unggulan