Kebijakan Pemerintah Daerah terhadap Pariwisata Strategi Kebijakan

Anggaran tersebut cenderung meningkat, hal ini dimaksudkan agar pembangunan pariwisata tetap berjalan. Adanya penurunan di tahun 2004 dikarenakan anggaran pariwisata yang pada tahun sebelumnya menjadi satu dengan dinas kebudayaan, pada 2004 menjadi dinas yang berdiri sendiri. Pemisahan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Dinas Kebudayaan dan Badan Pariwisata, membuat pengelolaan kebudayaan daerah dan pariwisata lebih terfokus, dan mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang ada secara cepat, tepat dan solusif. Tabel 4.4. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi D.I. Yogyakarta Rupiah Telah Direalisir Tahun Jenis Pengeluaran Jumlah Anggaran Jumlah Realisasi lebih atau kurang Belanja Rutin 1.379.210.320,00 1.031.271.405,00 347.938.915,00 2001 Belanja Pembangunan 2.846.500.000,00 2.624.306.911,00 22.193.089,00 Belanja Rutin 5.099.916.025,00 6.405.909.501,00 1.305.993.476,00 2002 Belanja pembangunan 8.566.721.000,00 8.255.645.115,00 311.075.885,00 2003 Belanja Rutin dan Pembangunan 10.089.220.655,00 9.365.672.192,00 723.548.463,00 Belanja Bidang Pariwisata 3.390.122.325,00 3.735.366.343,00 345.244.018,00 2004 Belanja Bidang Kebudayaan dan Pendidikan 908.205.250,00 826.359.017,00 81.846.233,00 Sumber: APBD Propinsi D.I. Yogyakarta, 2001-2004

4.4.1. Kebijakan Pemerintah Daerah terhadap Pariwisata

Penyelenggaraan pembangunan pariwisata DIY, baik secara langsung maupun tidak langsung, memerlukan berbagai kebijakan dan skala prioritas yang akan dilakukan, antara lain: 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, meningkatkan pendapatan asli daerah dan penerimaan devisa di Propinsi DIY dengan Industri Pariwisata sebagai salah satu alatnya. 2. Mengembangkan sistem jaringan yang kuat, efektif, efisien dan memiliki jangkauan yang luas dengan memanfaatan teknologi informasi, rasa cinta tanah air, persahabatan antar bangsa, dan sistem kemitraan. 3. Mempromosikan dan mewujudkan iklim investasi kepariwisataan yang kondusif di Propinsi DIY dengan menciptakan sistem kerjasama dibidang pariwisata dengan berbagai pihak didalam negeri dan luar negeri, sehingga seluruh potensi dan produk wisata yang dimiliki dapat meningkat. 4. Menyediakan pedoman, standarisasi dan aturan tentang arah pengembangan pariwisata di Propinsi DIY bagi investor dan insan pariwisata. 5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan kepariwisataan yang berorientasi pada pengembangan wisatawan nusantara yang mampu memupuk persatuan dan cinta tanah air serta persahabatan antar bangsa. 6. Meningkatkan mutu sumberdaya kepariwisataan kualitas dan kuantitas di berbagai kawasan di Propinsi DIY dengan berbagai baurannya, sehingga mampu menarik minat dan mendatangkan wisatawan. 7. Menyediakan berbagai fasilitas dan bauran produk-produk pariwisata yang mampu menarik minat wisatawan untuk lebih lama tinggal di Yogyakarta. 8. Menyelenggarakan sistem pemasaran pariwisata melalui strategi promosi yang bertumpu pada kekuatan, kecerdasan dan kejelian analisa pasar.

4.4.2. Strategi Kebijakan

Strategi untuk mengimplementasikan tujuan, sasaran dan kebijakan akan dicapai dengan prinsip dan pendekatan pemikiran sebagai berikut: 1. Iklim investasi yang kondusif akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Kepastian hukum, kebijakan yang konsisten dan kejelasan perencanaan yang berkesinambungan merupakan “salah satu” bentuk promosi yang menarik. 2. Bahwa kekayaan budaya, panorama alam dan keanekaragaman produk wisata merupakan wahana yang dapat memupuk kecintaan terhadap tanah air serta mampu mendatangkan kekaguman dari bangsa lain, sehingga mereka berkunjung ke DIY. 3. Konsentrasi pertunjukan dan event di Yogyakarta disajikan hanya pada siang dan sore hari. Rutinitas kegiatan di obyek-obyek wisata sebaiknya bersifat tidak monoton kreatif dan inovatif, mendatangkan sensasi, terprogram dan spektakuler. Pemanfaatan kemajuan teknologi harus disikapi dengan bijak, apabila tak ingin ketinggalan. 4. Bahan, sarana dan prasarana promosi merupakan media promosi yang menginformasikan berbagai keunggulan produk yang dimiliki, kapan produk itu dapat dikunjungi, dimana produk itu berada dan bagaimana produk itu dapat dinikmati. Kepercayaan adalah kata kunci dalam perdagangan jasa sehingga transparansi dan kejujuran informasi cukup vital sifatnya. Bentuk dan model media promosi yang dibuat secara kreatif dan artistik akan menarik minat calon wisatawan untuk mengetahui isi dan substansi informasi tersebut.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN