Kepekaan Penyebaran Dampak Penyebaran

restoran. Hal ini terjadi karena dalam menghasilkan output, pariwisata mempunyai keterkaitan yang tinggi dengan sektor yang lain. Tabel 5.11. Koefisien Penyebaran dan Kepekaan Penyebaran Sektor-sektor Perekonomian Propinsi D.I. Yogyakarta Klasifikasi 22 sektor Sektor Koefisien Penyebaran Kepekaan Penyebaran Tanaman bahan makanan 0.703 1.476 Perkebunan 0.885 0.755 Peternakan 0.856 0.773 Kehutanan 0.709 0.975 Perikanan 0.735 0.654 Pertambangan dan penggalian 0.979 0.865 Industri makanan dan minuman 1.124 1.226 Industri tekstil, pemintalan dan pertenunan 1.414 0.846 Industri kayu dan barang dari hasil kayu lainnya 1.009 0.836 Industri kertas dan barang dari kertas 1.207 0.870 Industri non logam 1.319 2.022 Industri logam dan barang dari logam 1.247 1.447 Industri pengolahan lainnya 1.055 0.862 Listrik, gas dan air bersih 0.764 0.813 Bangunan 1.285 0.669 Perdagangan 1.013 1.237 Restoran 1.080 1.058 Perhotelan 0.859 0.781 Pengangkutan dan komunikasi 1.137 1.359 Bank dan lembaga keuangan lainnya 0.828 1.143 Jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan swasta 0.843 0.623 Jasa lainnya 0.949 0.711 Sumber : Tabel I-O Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2000, klasifikasi 22 sektor diolah

5.2.2. Kepekaan Penyebaran

Kepekaan penyebaran merupakan efek relatif yang disebabkan oleh perubahan output suatu sektor ekonomi yang akan menimbulkan perubahan output sektor lainnya yang menggunakan output sektor tersebut sebagai input baik langsung maupun tidak langsung. Kepekaan penyebaran ini sering disebut indeks daya penyebaran ke depan yang diperoleh dari keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan yang dikalikan dengan jumlah sektor kemudian dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung dari semua sektor. Berdasarkan Tabel 5.10 dan 5.11 nilai kepekaan penyebaran klasifikasi 9 sektor dan 22 sektor, jasa pariwisata dan sektor pendukungnya menduduki peringkat ketiga yaitu sebesar 1,358 menerangkan jasa pariwisata dan sektor pendukungnya bahwa mampu mempengaruhi pembentukan output sektor yang menggunakan input dari jasa pariwisata dan sektor pendukungnya sektor hilirnya. Subsektor jasa pariwisata dan sektor pendukungnya yang mempunyai nilai lebih besar daari satu adalah adalah sektor perdagangan dan restoran dengan nilai masing masing sebesar 1,237 dan 1.058. Hal ini disebabkan karena output yang dihasilkan oleh sektor perdagangan dan restoran tersebut merupakan komoditi yang dipakai langsung dan memiliki keterkaitan ke depan yang kuat terhadap semua sektor perekonomian Propinsi D.I. Yogyakarta. Subsektor lainnya yang memiliki nilai kurang dari satu, hal ini terjadi karena lebih banyak sebagai produk akhir yang dikonsumsi langsung oleh wisatawan sehingga pertumbuhan output sektor-sektor lain kurang berpengaruh bagi pertumbuhan sektor pariwisata khususnya.

5.3. Analisis