Kerangka Pemikiran Operasional Kerangka Pemikiran

barang dan jasa yang berasal dari produksi dalam negeri ditambah dengan impor. Disamping itu diharapkan dapat memberikan kestabilan pada koefisien input yang dihasilkan karena hubungan langsung antar sektor yang tidak dipengaruhi lagi oleh unsur margin distribusi. Kuadran III terdiri dari sel-sel nilai tambah bruto 209. Nilai tambah bruto terdiri dari upah dan gaji 201, surplus usaha 202, penyusutan 203 dan pajak tak langsung 204. Sedangkan jumlah input 210 merupakan penjumlahan dari jumlah input antara 190 dan nilai tambah bruto 209.

2.2.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Strategi pengembangan yang menitik beratkan pada pertumbuhan ekonomi menganggap bahwa kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan dengan cepat melalui peningkatan satu atau beberapa sektor ekonomi kunci. Peningkatan output sektor kunci tersebut akan meningkatkan output sektor-sektor lainnya melalui proses penggandaan multiplier dan keterkaitan linkage antar sektor. Peningkatan output berbagai sektor ekonomi melalui suatu proses yang disebut sebagai penetesan ke bawah trickle down effect yang akan menyebabkan peningkatan pendapatan pada berbagai golongan masyarakat di negara wilayah yang bersangkutan. Peningkatan pendapatan ini sekaligus mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang mendatangkan devisa serta mempunyai peran penting dalam investasi yang berskala besar. Peran penting sektor pariwisata sebagai unsur utama dalam pembangunan ekonomi. Pariwisata merupakan sektor unggulan Propinsi D.I. Yogyakarta, dimana salah satu kontribusi penting yang disumbangkan oleh sektor pariwisata adalah aspek pemberdayaan masyarakat lokal, serta merupakan sektor yang mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat pada tingkat yang layak dari sebelumnya. Sehubungan dengan itu, pada penelitian ini akan melihat tentang peranan jasa pariwisata dan sektor pendukungnya bagi pembangunan ekonomi Propinsi D.I. Yogyakarta. Pengagregasian sektoral dilakukan hingga 9 sektor dan 22 sektor utama sebagai sektor yang di agregasi, serta di turunkan dari sektor industri tekstil, pemintalan dan pertenunan, industri kayu dan hasil kayu lainnya, perdagangan, hotel, restoran serta jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan swasta. Pengolahann data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excell. Analisis lain yang digunakan adalah analisis keterkaitan, yang digunakan untuk menganalisis keterkaitan antar sektor pariwisata dengan sektor ekonomi lainnya. Jika peran jasa pariwisata dan sektor pendukungnya teridentifikasi melalui analisis keterkaitan dan multiplier, maka dapat memberikan gambaran yang jelas bagi pemerintahan Propinsi D.I. Yogyakarta mengenai perkembangan sektor yang dapat menjadi prioritas dalam pemberdayaan masyarakat lokal. Selanjutnya, dapat dijadikan acuan bagi Pemerintahan Propinsi D.I.Yogyakarta sendiri dalam menentukan kebijakan pembangunan ekonomi. Keterangan : Analisis yang digunakan Ruang Lingkup Penelitian Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Operasional Sektor Pariwisata Peran Jasa Pariwisata dan Sektor Pendukungnya dalam Perekonomian Propinsi D. I. Yogyakarta Analisis Input-Output Perekonomian Propinsi D. I. Yogyakarta Keterkaitan dengan sektor yang lain Analisis Penyebaran Dampak terhadap Kesempatan kerja Analisis Multiplier Tenaga Kerja Dampak terhadap Pendapatan Analisis Multiplier Pendapatan Strategi Pengembangan Sektor Jasa Pariwisata dan Sektor Pendukungnya Dampak terhadap Pertumbuhan Output Analisis Multiplier Output Sektor Unggulan

III. METODE PENELITIAN 3.1.