Pembinaan dan Pengawasan Independen dalam Koperasi

a. peraturan koperasi: UU koperasi, kepresinpres, anggaran rumah tangga dan RA b. organisasi dan manajemen: landasan, asas dan prinsip koperasi, struktur dan sejarah koperasi c. pengetahuan usaha: produksi, jasa dan pemasaran 2. Pengetahuan akuntansi, antara lain: sistem pembukuan, analisa neraca RL, auditing, dan pembelanjaan. 3. Pengetahuan tentang hukum, meliputi antara lain: hukum pajak, hukum dagang, dan hukum perburuhan 4. Kebijaksanaan pemerintah, seperti misalnya kebijaksanaan dibidang ekonomi dan keuangan.

C. Pembinaan dan Pengawasan Independen dalam Koperasi

Lemahnya pengendalian atau penawasan intern merupakan salah satu penyebab utama terjadinya penyelewengan dalam suatu organisasi koperasi. Sebagai organisasi dibidang ekonomi dan sosial koperasi sangat rawan terhadap resiko kerugian. Kerawanan tersebut dapat bersumber dari unsur intern maupun ekstern. 1. Unsur-unsur intern a. Adanya sifat manusia yang curang, ambisi, malas, ceroboh, mau menang sendiri, dan sekongkol. b. Organisasi melibatkan banyak orang yang mempunyai karakter yang berbeda; otoriter, demokratis, dan independens. Universitas Sumatera Utara c. Harta kekayaan koperasi relatif besar nilainya sehingga perlu diamankan. d. Kegiatan usaha koperasi semakin kompleks sehingga perlu diatur prosedur, pelaksanaan, dan otoritasnya secara baik. 2. Unsur-unsur ekstern a. Adanya pihak-pihak atau oknum yang kurang menyukai kegiatan usaha koperasi karena persaingan atau faktor-faktor lain. b. Adanya kecenderungan dari oknum anggota koperasi yang cenderung ingin mendahulukan kepentingan antara lain dengan cara: 1 memanfaatkan celah-celah aturan lemah 2 memanfaatkan kelemahan kepemimpinan koperasi 3 memanfaatkan kelemahan manajemen koperasi Oleh karena sangat diperlukan pengawasan di dalam koperasi. Hal ini dinyatakan jelas di dalam UU No 251992 Pasal 21 yang merupakan acuan dasar bagi terbentuknya sebuah koperasi, bahwa perlengkapan organisasi koperasi terdiri dari RA. 44 Pengawasan dilakukan secara langsung oleh para anggota secara demokratis. Dalam kata lain, koperasi adalah organisasi demokratis yang dikontrol oleh anggotanya yang secara aktif berpartisipasi dalam merumuskan kebijakan dan membuat putusan. Pengawasan bisa dilakukan oleh para anggota atau lewat lembaga khusus yang bertugas melakukan pengawasan. Hal ini bisa diputuskan 44 Menurut pasal 23 UU No. 251992, RA menetapkan: 1 AD, 2 kebijaksanaan umum, 3 pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawasan, 4 rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan, 5 pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya, 6 pembagian sisa hasil usaha, dan 7 penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi. RA koperasi dibedakan dua 2 macam, yaitu RA biasa dan RA luar biasa. Universitas Sumatera Utara dalam RA yang ditetapkan dalam anggaran dasar AD. Jadi pengawas bertanggung jawab kepada RA. Dikatakan bisa dilakukan oleh anggota atau lembaga khusus, karena sesuai dengan UU. No.251992, keberadaan lembaga pengawas pada struktur organisasi koperasi bukan merupakan sesuatu yang diharuskan. Artinya, karena pengawasan terhadap koperasi pada dasarnya dilakukan secara langsung oleh para anggota, maka tidak semua koperasi wajib memiliki lembaga pengawas. Kebutuhan akan lembaga pengawas pada setiap koperasi sangat tergantung pada ukuran koperasi bersangkutan. Namun demikian, seperti yang dikatakan oleh Sumarsono: 45 Kehadiran sebuah lembaga yang secara khusus bertugas mengawasi pengurus, memungkinkan dilakukannya pengawasan secara lebih sistematik dan terlembaga terhadap berbagai aspek kegiatan pengurus. Dengan ditingkatkannya pengawasan terhadap berbagai aspek kegiatan pengurus, maka peluang terjadinya penyimpangan dan penyelewengan dalampengelolaan organisasi dan usaha koperasi diharapkan akan dapat dikurangi. Hal ini diharapkan akan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap koperasi. Penyusunan struktur pengawasan sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis berupa Surat Keputusan SK dimana keabsahannya harus diputuskan oleh pihak yang berwenang. Dalam kehidupan koperasi pihak berwenang paling tinggi adalah RA, kemudian Pengurus dan Pengawas serta Manager atau Kepala-kepala unit. Dalam pengesahan SK perlu diperhatikan segi kerumitan, bobot masalah dan biaya sehingga tidak semua SK harus disahkan oleh RA. Walaupun pengawasan dilakukan oleh para anggota atau lewat lembaga pengawas, penanggungjawab implementasi struktur pengawasan intern adalah seluruh stakeholder yaitu: anggota pengawas maupun bukan pengawas, pengurus, 45 Sonny Sumarsono, Op. cit, hal. 40. Universitas Sumatera Utara manajer, dan karyawan. Pengawas bertanggung jawab menganalisis dan memastikan apakah pengurus, termasuk manajer telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan mengimplementasikan pengawasan intern di koperasinya. Jika pengawasan dilakukan tidak lewat lembaga khusus melainkan oleh para anggota, maka anggota tersebut tidak dapat merangkap jabatan sebagai pengurus, sebab kedudukan dan tugas pengawas adalah mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan yang dilakukan oleh pengurus. Apabila terjadi perangkapan jabatan, maka laporan hasil pengawasan yang telah dilakukannya diragukan obyektivitasnya. 46

D. Peran pemerintah dalam Pembinaan dan Pengawasan Koperasi