BAB III PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KOPERASI
A. Pembinaan Koperasi
Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah KUKM
mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari
rakyat Indonesia. Peran usaha kecil dan menengah UKM yang besar ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap produksi nasional, jumlah unit usaha
dan pengusaha, serta penyerapan tenaga kerja.
Menurut data Departemen Koperasi tahun 2005, jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM di Indonesia saat ini sebanyak 42,4 juta unit
usaha, menyerap 79 juta tenaga kerja, dan menyumbang hampir 57 PDB Produk Domestik Bruto nasional Badan Pusat Statistik BPS 2003. Dari
jumlah tersebut 99,9 merupakan usaha mikro dan kecil. Jadi hanya 0,1 yang merupakan usaha menengah. Ini menunjukkan betapa banyaknya
pengusaha mikro dan kecil yang harus diberdayakan. Apabila setiap unit usaha mikro dan kecil mampu difasilitasi dan diberdayakan untuk menciptakan 1 satu
orang kesempatan kerja atau kesempatan usaha tambahan baru, maka akan tercipta 40 juta kesempatan kerja baru. Ini artinya, jika mampu memberdayakan
UMKM tersebut, berarti upaya pemberantasan kemiskinan akan berhasil secara signifikan.
36
36
Diakses melalui http:\\www.depkop.go.id, Jum’at, tanggal 8 Juni 2011.
Universitas Sumatera Utara
Gerakan pemberdayaan UMKM tersebut harus menjadi perhatian pemerintah secara serius, tentunya bekerjasama dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat dan Perguruan Tinggi. Kebijakan pokok secara garis besar, terdapat 3 tiga kebijakan pokok yang dibutuhkan dalam pemberdayaan koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah UMKM, yaitu:
37
1. menciptakan iklim usaha yang kondusif conducive business climate
sekaligus menyediakan lingkungan yang mampu enabling environment mendorong pengembangan koperasi, UMKM secara sistemik, mandiri,
dan berkelanjutan; 2.
menciptakan sistem penjaminan guarantee system secara finansial terhadap operasionalisasi kegiatan usaha ekonomi produktif yang
dijalankan oleh koperasi, UMKM; dan 3.
menyediakan bantuan teknis dan pendampingan technical assistance and facilitation secara manajerial guna meningkatkan status usaha
koperasi, UMKM agar feasible sekaligus bankable dalam jangka panjang.
Kebijakan dan strategi pertama pada dasarnya merupakan penerjemahan dari fungsi pemerintah sebagai regulator dalam kegiatan ekonomi di
masyarakat. Oleh karenanya, pemerintah harus mampu mengembangkan regulasi-regulasi ekonomis yang dapat memberikan tingkat kepastian usaha
sekaligus memberikan keberpihakan yang tepat kepada segenap pelaku UMKM dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya.
37
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan dan strategi kedua pada dasarnya merupakan solusi terobosan terhadap adanya gap antara UMKM, dan perbankanlembaga keuangan bukan
bank, dalam hal permodalanpembiayaan usaha. Secara empiris, selama ini UMKM terutama usaha mikro sangat sulit untuk memenuhi kriteria 5-C
character, condition of economy, capacity to repay, capital, collateral yang merupakan aturanmekanisme baku perbankan dalam penyaluran kredit untuk
membiayai usaha dan permodalan. Oleh karenanya wajar apabila selama ini pemerintah melalui berbagai
program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan lebih cenderung menciptakan sekaligus menyediakan skema kredit program yang
lebih banyak bersifat dana hibah bergulir kepada berbagai kelompok masyarakat pokmas yang bergerak dalam usaha mikro. Skema kredit program
tersebut merupakan salah satu alternatif strategi untuk membiayai kegiatan UMKM dan koperasi terutama usaha mikro yang berkesan lebih cenderung
untuk mengabaikan kriteria 5-C yang diberlakukan kalangan perbankan. Pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Indonesia menurut Wayan
Suarja, dilakukan melalui:
38
1. Meningkatkan kembali peran koperasi dan perkuatan posisi UMKM
dalam sistem perekonomian nasional.
38
Wayan Suarja, “Kebijakan Pemberdayaan Ukm Dan Koperasi Guna Menggerakkan Ekonomi Rakyat Dan Menanggulangi Kemiskinan”, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya
UKMK, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, disampaikan dalam acara “Bimbingan Teknis Pengembangan UMKM dalam rangka Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan” yang diadakan oleh LPPM. IPB-Bogor, 7 dan 8 Nopember 2007.
Universitas Sumatera Utara
2. Meningkatkan kembali koperasi dan perkuatan UMKM dilakukan
dengan memperbaiki akses KUMKM terhadap permodalan, teknologi, informasi dan pasar serta memperbaiki iklim usaha;
3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan; dan
4. Mengembangkan potensi sumberdaya lokal.
Untuk tujuan tersebut di atas, Kementerian Negara Koperasi dan UKM bekerjasama dengan instasi terkait dan Pemerintah Daerah Provinsi serta
Pemerintah Daaerah KabupatenKota, telah melaksanakan program-program pemberdayaan UMKM dan koperasi.
Kegiatan pembinaan Pemerintah terhadap koperasi, dilakukan secara efektif oleh Menteri yang ruang lingkup kerjanya meliputi Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah. Kegiatan pemberdayaan ini secara nyata dan strategic terepresentasikan dalam usaha pemberdayaan koperasi oleh Kementrian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, yang secara terperinci meliputi aspek- aspek sebagai berikut:
39
1. Penciptaan iklim usaha bagi koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah
KUMKM; 2.
Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif KUMKM; 3.
Pengembangan sistem pendukung KUMKM; 4.
Pemberdayaan usaha skala mikro; 5.
Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi;
39
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Revitalisasi Koperasi dan UKM Sebagai Solusi Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan, Jakarta: Kepmenkop,
2007, Hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
6. Kegiatan kerjasama internasional;
7. Program-program pendukung lainnya.
Penciptaan iklim usaha bagi koperasi dilakukan dengan penguatan status badan hukum koperasi, penyempurnaan undang-undang, dan lain-lain.
Pengembangan kewirausahaan dilakukan dengan program-program yang secara sektoril langsung dilakukan ke lapangan-lapangan usaha koperasi.
Pengembangan sistem pendukung dilakukan dengan linkage ke bank umum, penjaminan kredit, penerbitan SKIM, dan lain-lain.
Peningkatan kualitas kelembagaan dilakukan dengan kegiatan pemeringkatan koperasi, penilaian koperasi berprestasi dan koperasi award, dan
lain-lain. Kegiatan kerjasama internasional dilakukan dengan pengembangan kerjasama luar negeri dan kunjungan-kunjungan Kementrian ke negara lain yang
mempopulerkan koperasi. Pemberdayaan usaha skala mikro dilakukan dengan peluncuran
programprogram seperti Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro P3KUM, Kredit Usaha Mikro dan Kecil KUMK, Perkuatan
Permodalan bagi Koperasi Sivitas Akademika KOSIKA, dan tak ketinggalan Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera PERKASSA.
Universitas Sumatera Utara
B. Pengawasan Koperasi