Pengawet dalam Kehidupan Sehari-hari

terbentuk langsung dimasukkan ke dalam air hangat air hangat ini belum mendidih atau sekitar suhu 60°-80°C. Bila sudah terapung dalam air, bola-bola bakso ini diangkat. Bila akan dikonsumsi langsung, bakso tersebut didinginkan sebentar, lalu direbus lagi sampai matang sekitar 10 menit. Bila akan disimpan, dapat disimpan di mesin pendingin untuk jangka waktu sebentar. Apabila ingin disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama, bisa dikemas dengan menggunakan mesin pengemas vakum. Lalu disimpan dalam freezer, dan direbus kembali jika akan dikonsumsi Tristar, 2010.

2.1.2 Pengawet dalam Kehidupan Sehari-hari

Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi merupakan hal yang menguntungkan karena dengan bahan pengawet bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun nonpatogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan, misalnya pembusukan. Namun, dari sisi yang lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan umtuk dikonsumsi. Apabila dosis pemakaian bahan pangan tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang bersifat langsung misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat karsiogenik beracun. Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini banyak dijumpai pemakaian bahan pengawet secara luas. Kebanyakan bahan pengawet memiliki ciri sebagai senyawa kimia yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya Cahyadi, 2006. Universitas Sumatera Utara Banyak masyarakat yang tertarik pada bahan pangan tertentu seperti bahan pangan dalam kaleng, botol atau dalam bentuk kemasan lainnya dari hasil produksi industri bahan pangan. Masyarakat tentunya ingin mengetahui apa yang terdapat dalam bahan pangan yang dikemas secara menarik yang kemungkinan besar tidak dijumpai pada bahan pangan yang disiapkan atau dimasak sendiri. Sebagai contoh, bahan pangan keluaran pabrik pada umumnya menggunakan bahan tambahan pangan termasuk didalamnya adalah bahan pengawet secara sengaja yang ditambahkan agar bahan pangan yang dihasilkan dapat dipertahankan kualitasnya dan memiliki unsur penyimpan lebih lama sehingga memperluas jangkauan distribusinya Cahyadi, 2006. Bahan pengawet dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan pengawet alami dan bahan pengawet sintetis. Zat pengawet alami adalah pengawet yang berasal dari alam, contohnya adalah garam dan gula. Sedangkan zat pengawet sintetis adalah bahan pengawet yang berasal dari bahan kimia, contohnya adalah asam benzoat dan garamnya Na dan K, asam propionat dan garamnya Na dan Ca, asam sorbat dan garamnya Na, K, dan Ca, natrium nitrat dan belerang dioksida. Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan, diantaranya formalin dan boraks Cahyadi, 2006.

2.2 Boraks