Pencemaran Timbal dalam Tanaman Toksisitas Timbal

Pb dan tetraetil-Pb dalam bahan bakar kendaraan bermotor. Emisi Pb dari pembakaran mesin menyebabkan jumlah Pb udara dari asap buangan kendaraan meningkat sesuai meningkatnya jumlah kendaraan Widowati, 2008. Pencemaran Pb selain dari emisi gas buangan kendaraan bermotor dapat pula berasal dari buangan industri dan pembakaran batu bara Widowati, 2008. Emisi Pb dari pabrik yang menggunakan proses dengan suhu tinggi biasanya menggunakan cerobong asap yang tinggi menjulang ke angkasa, hal ini mengakibatkan logam tersebut dapat terbawa angin pada jarak yang jauh Darmono, 2001. Menurut Siregar 2005, jumlah Pb di udara dipengaruhi oleh kepadatan lalu lintas, jarak dari jalan raya dan daerah industri dan arah angin.

2.3.3 Pencemaran Timbal dalam Tanaman

Timbal merupakan unsur yang tidak esensial bagi tanaman, kandungannya berkisar 0,1-10 ppm Alloway, dalam Siregar, 2005. Daun merupakan organ tumbuhan yang peka terhadap pencemar karena paling sering dan mudah terpapar oleh sumber pencemar udara Nugroho, 2005. Menurut Siregar 2005, pencemaran timbal dalam tanaman terjadi karena timbal melekat pada permukaan daun atau masuk melalui stomata dan berikatan dengan kloroplast. Masuknya partikel timbal dalam jaringan daun bukan karena timbal diperlukan tanaman, tetapi hanya sebagai akibat ukuran stomata daun yang cukup besar dan ukuran partikel timbal yang relatif kecil dibanding ukuran stomata Widiriani, dalam Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar timbal dalam tanaman yaitu jangka waktu tanaman kontak dengan timbal, kadar timbal dalam tanah, morfologi dan fisiologi tanaman, umur tanaman dan faktor yang mempengaruhi arel seperti Siregar, 2005. Universitas Sumatera Utara banyaknya tanaman penutup serta jenis tanaman di sekeliling tanaman tersebut Siregar, 2005.

2.3.4 Toksisitas Timbal

Timbal adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan yang mengonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi dari udara, debu yang tercemar timbal, kontak lewat kulit, kontak lewat mata, dan lewat parenteral Widowati, 2008. Di dalam tubuh, timbal bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin dan sebagian kecil timbal dieksresikan lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut Widowati, 2008. Menurut Palar 2004, pada jaringan atau organ tubuh, timbal akan terakumulasi pada tulang, karena logam ini dalam bentuk ion Pb 2+ mampu menggantikan keberadaan ion Ca 2+ 1. Sistem haemopoietik; menghambat sistem pembentukan hemoglobin Hb sehingga menyebabkan anemia. kalsium yang terdapat dalam jaringan tulang. Timbal yang terakumulasi dalam tulang diperkirakan sekitar 90 dari jumlah timbal yang diserap Naria, 2005. Di samping itu, pada wanita hamil, timbal dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir, timbal akan dikeluarkan bersama air susu Palar, 2004. Timbal bersifat kumulatif. Mekanisme toksisitas timbal berdasarkan organ yang dipengaruhinya Widowati, 2008 adalah: Universitas Sumatera Utara 2. Sistem saraf; menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium. 3. Sistem urinaria; menyebabkan lesi tubulus proksimalis, loop of Henle, serta menyebabkan aminosiduria. 4. Sistem gastro-intestinal; menyebabkan kolik dan konstipasi. 5. Sistem kardiovaskular; menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. 6. Sistem reproduksi berpengaruh terutama terhadap gametotoksisitas atau janin belum lahir menjadi peka terhadap timbal. Ibu hamil yang terkontaminasi timbal bisa mengalami keguguran. 7. Sistem endokrin; mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi adrenal. 8. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.

2.4 Spektrofotometri Serapan Atom