2.2.4.3 Vaskularisasi dinding lateral hidung
Perdarahan dinding lateral hidung berasal dari beberapa sumber yang merupakan canamg dari A. karotis interna dan A. karotis eksterna. Cabang nasalis
posterior dari A. sfenopalatina berjalan bersama saraf melalui foramen sfenopalatina dan memperdarahi konka. Arteri etmoidalis anterior merupakan
cabang dari A optalmika, berada di atap sinus etmoid dan membentuk batas posterior dari resesus frontalis, memperdarahi sepertiga bagian anterior dinding
lateral hidung. Arteri berada di bidang koronal yang sama dengan dinding anterior bula etmoid dan beranastomosis dengan arteri sfenopalatina.
Sesudah meninggalkan orbita melalui foramen etmoid anterior, arteri ini berjalan di antara sel etmoid dan masuk ke olfactory groove untuk kemudian masuk ke
dalam celah sempit di sisi krista galli dan kembali melalui lamina kribosa untuk masuk ke rongga hidung. Arteri Etmoidalis posterior berjalandi antara atap sinus
sfenoid dan sinus etmoid posterior. Arteri ini memperdarahi konka superior.
2.2.4.4 Inervasi Dinding Lateral Hidung
4,5
Nervus trigeminus cabang oftalmika NV.1
Saraf ini disebut juga saraf nasosiliaris, memberikan cabang ke mukosa hidung, termasuk dinding lateral hidung. Cabang dari nervus ini yang
mempersarafi dinding lateral hidung adalah : 1.
N. etmoidalis anterior 2.
N. etmoidalis posterior
Universitas Sumatera Utara
Nervus trigeminus cabang maksilaris NV.2
Saraf ini menerima sensasi dari sebagian besar fossa nasalis dan hidung. Setelah melalui foramen sfenopalatina, saraf ini akan bersalingan di gangglion
sfenopalatina untuk kemudian mempersarafi dinding lateral hidung, septum nasi, palatum dan nasofaring.
Nervus Olfaktorius N 1
Membran mukosa olfaktorius mengandung sel-sel yang berasal dari serabut saraf olfaktorius yang dilapisi neuroepitelium. Bagian basal sel ini tipis
dan berjalan ke atas untuk membentuk pleksus, serabut saraf tidak bermielin yang mangandung lebih kurang 20 erabut saraf. Serabut saraf ini menembus lamina
kribiformis dan menuju ke bulbus olfaktorius pada setiap sisi simpel galli. Segera setelah lahir, serabut saraf ini berkurang 1 per tahun.
Sistim Limfatik
Sistim limfatik hidung amat kaya dimana terdapat jaringan pembuluh anterior dan posterior. Jaringan limfatik anterior adalah kecil dan bermuara di
sepanjang pembuluh faialis yang menuju leher. Jaringan ini hampir mengurus seluruh bagian hidung anterior-vestibulum dan daerah prekonka.
Jaringan limfatik posterior mengurus mayoritas anatomi hidung, menggabungkan ketiga saluran utama daerah hidung belakang saluran superior,
media dan inferior. Kelompok superior berasal dari konka media dan superior dan
Universitas Sumatera Utara
bagian hidung yang berkaitan, berjalan diatas tuba eustachius dan bermuara pada kelenjar retrofaringea. Kelompok media, berjalan dibawah tuba eustachius,
mengurus konka inferior, meatus inferior, dan sebagian dasar hidung, dan menuju rantai kelenjar limfe jugularis. Kelompok inferior berasal dari seprum dan
sebagian dasar hidung, berjalan menuju kelenjar limfe sepanjang pembuluh jugularis interna.
2.3 ANATOMI SINUS PARANASAL
4,5,6
Sinus paranasalis berkembang sebagai suatu rongga berisi udara disekitar rongga hidung yang dibatasi tulang wajah dan kranial. Memiliki struktur tidak
teratur, dan seperti halnya lapisan epitel pada hidung, tuba eustachius, telinga tengah dan regio respiratorius dari faring, sinus paranasal dilapisi mebrana
mukosa dengan lapisan epitel pseudostratified kolumnar bersilia respiratory epitelium, namun dengan karakteristik lebis tipis dan kurang vaskularisasi bila
dibandingkan dengan membran mukosa hidung. Secara klasik sinus paranasal dibagi dalam 4 pasang sinus, yaitu : sinus
frontalis, sinus etmmoidalis, sinus maksilaris dan sinus sfenoidalis. Berdasarkan kepentingan klinis, sinus paranasal dibagi 2 kelompok, yaiu kelompok anterior
meliputi inus frontalis, sinus maksilaris dan sinus etmoidalis anterior yang bermuara di bawah konka media, serta kelompok belakang meliputi sinus
etmoidalis posterior dan sinus sfenoidalis yang bermuara pada beberapa lokasi di konka media.
Universitas Sumatera Utara