Rangka dinding lateral hidung Bagian mukosa

Gambar 7. Dinding lateral Hidung

2.2.4.1 Rangka dinding lateral hidung

Struktur kerangka yang membentuk dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam os maksila, os lakrimalis, konka superior dan konka media bagian dari os etmoid, konka inferior yang merupakan tulang tersendiri, lamina perpendikularis os palatum dan lamina pterigoideus medial. Penonjolan pada bagian anterior konka media adalah agger nasi yang dibentuk oleh sel-sel agger nasi yaitu sel-sel etmoid paling anterior. Penonjolan lain berada di sebelah anferior agger nasi dan anterior dari prosesus uncinatus disebut tulang nasolakrimalis, yang dibentuk oleh duktus nasolakrimalis yang berjalan dari sakus lakrimalis menuju muaranya di meatus inferios. Universitas Sumatera Utara Gambaran histologi dari dinding lateral, sebagian besar dilapisi epitel kolumnar bersilia meskipun ada variasi di daerah bagian atas berupa epitel offaktorius yang menyebar dari lempeng kribiformis. Gambaran metaplasia skuamosa sering ditemukan pada dinding lateral yang aliran udaranya besar seperti konka inferior dan ditemukan pada dinding lateral yang aliran udaranya besar seperti konka inferior dan anterior.

2.2.4.2 Bagian mukosa

Konka superior dan meatus superior Berasal dari massa lateralis dari os etmoid, dengan ukuran panjang + ½ dari konka lainnya + 2,5 cm. Letaknya dibawah lamina kribiformis os etmoid, anterior terhadap sinus sfenoidalis. Pada bagian pasterosuperior konka ini bagian fossa nasal yang disebut resesus sfenoetmoidalis, sebagai suatu lekukan kecil tempat muara ostium sinus sfenoid pada dinding posterior resesus. Konka ini dilapisi sel olfaktorius yang mengandung sel sensoris nervus olfaktorius, dan dilapisi membran mukosa yang tipis dan kurang vaskularisasi. Meatus superior merupakan muara dari drainase sinus etmodalis bagian posterior dengan satu atau lebih muara dalam berbagai ukuran. Konka media dan meatus media Konka media termasuk bagian dari os etmoid dan melindungi meatus media sebagai tempat muara beberapa sinus. Sedikit di bawah ujung dari konka, Universitas Sumatera Utara terdapat resesus frontalis sebagai muara duktus nasofrontalis dari sinus frontalis, dan ostium dari beberapa seletmoidalis anterior. Sedikit ke depan diatas perletakan konka media kira-kira pertengahan dorsum nasi dengan ujung konka media terdapat ager nasi yang merupakan surgical landmark batas anterior sinus etmoidalis anterior. Meatus media memanjang dimulai dari resus frontalis, lalu ke bawah dan belakang membentuk bagian yang berhubungan dengan ramus desenden, suatu struktur oleh bula etmoid, prosesus uncinatus, dan hiatus semilunaris, serta berfungsi pada sistim drainase sinus. Konka inferior dan meatus inferior Konka inferior merupakan tulang tersendiri dan berukuran paling besar dan dominan pada dinding lateral hidung. Konka ini dilapisi membran mukosa yang tebal dan mengandung pleksus venosus yang melekat erat pada periostium dan perikodrium. Letaknya memanjang dan meluas dari corpus os maksila ke simpel etmoidalis pada lamina perpendikularis os etmoid, sampai berakhir di inferior terhadap konka media pada os palatina kira-kira 1 cm anterior orificium tuba auditiva. Pada bagian sentral melengkung sehingga meatus pada tempat tersebut paling lebar dan tinggi, sedangkan di bagian anterior dan posteriornya menyempit. Bagian konka cembung ke arah septum. Tulang konka ini mempunyai bentuk berlubang-lubang seolah-olah bersel, sehingga penampakan konka menjadi kasar. Universitas Sumatera Utara Struktur penting dari meatus inferior adalah muara ostium duktus naso lakrimalis. Letak ostium biasanya 13 bagian anterior dinding lateral meatus inferior, namun dapat terjadi letak yang lebih tinggi, atau lebih bawah melekat pada bada batas meatus, atau lebih bawah lagi. Muara duktus ini juga bervariasi, dari bentuk oval sempit sampai bulat besar, bentuknya seperti formasi papilla, membentuk fossa yang dangkal, atau lekukan yang dalam, dan pada beberapa keadaan dapat terjadi duplikasi. Ostium letak tinggi cenderung lebih besar, sedangkan letak rendah kebanyakan sempit dengan duktus nasolakrimalis yang berjalan secara oblik melalui membran mukosa dan biasanya dilindungi oleh lipatan membran mukosa yang disebut plika lakrimalis atau katup dari ‘Hassner’ Sel agger nasi Sel agger nasi membentuk batas anterior resesus frontalis, berada tepat pada potongan koronal yang sama dengan duktus nasolakrimalis. Sel yang membesar dapat meluas ke sinus frontalis menyebabkan penyempitan resesus frontalis. Sel agger nasi dapat pula terdorong ke atas dan kedalam dasar sinus frontalis menyebabkan sumbatan drainase sinus frontalis. Resesus Frontalis Letak resesus frontalis dengan batas anterior yaitu dinding depan agger nasi dan meluas ke belakang berbatasan dengan a. etmmoidalis anterior atau Universitas Sumatera Utara perlekatan bula etmmoid pada dasar otak, batas lateral dibatasi oleh lamina papirasea dan bagian medial oleh konka media. Perlekatan atas dari prosesus uncinatus menentukan pola drainase sinus frontal. Umumnya perlekatan atas prosesus unsinatus adalah lamina papirasea sehingga infundibulum bagian atas buntu dan berakhir pada lamina papirasea, sebagai resesus terminalis. Pada keadaan ini resesus frontalis berdrainase ke dalam rongga antara unsinatus dan konka media. Prosesus Uncinatus Berbentuk bumerang, merupakan tulang tipis yang melengkung di posterior tulang lakrimal dan di sebelah bawah pada ujung superior konkainferior, berjalan sejajar dengan lengkung permukaan anterior bula ethmoid. Sisi belakang prosesus unsinatus merupakan sisi yang bebas. Ke arah atas dapat melekat pada lamina pipirasea, atap sinus etmoid, atau konka media. Pada tempat bersatunya prosesus uncinatus dengan lamina papiracea, infundibulum os etmoid berjalan diatasnya sampai “blind pounch” yang disebut resesus terminalis. Bula Etmoid Merupakan sel etmoid yang paling utama, dapat diidentifikasi di belakang prosesus uncinatus. Ukurannya bervariasi dan dapat berpneumatisasi pada 60-705 kasus. Ke arah atas, ia dapat melekat pada dasar otak tepat di depan arteri etmoid Universitas Sumatera Utara anterior, sedangkan di sebelah inferior dan posterior bersatu dengan lamina basalis. Hiatus Semilunaris Terdapat celah dua dimensi diantara sisi belakang unsinarus dan aspek anterior bula etmoid, disebut hiatus semilunaris anterior dan celah antara aspek posterior bula etmoid dan lamina basalis hiatus semilunaris posterior. Hiatus semilunaris anterior membuka ke lateral ke dalam ruangan tiga dimensi yang disebut infundibulum yang berbatasan dengan prosesus unsinatus di sebalah depan, bula etmmoid di sebelah posterior dan lamina papirasea di lateral. Infundibulum Etmoid Bagian ini terlihat jelas dengan mengangkat prosesus unsinatus. Infundibulum dapat meluas ke anterior dan superior menuju resesus frontal, namun umumnya infundibulum menjadi resesus yang buntu karena unsinatus melekat pada laminapapirasea di bagian superior. Resesus ini disebut resesus terminalis. Pada keadaan tersebut, sinus frontalis tidak berdrainase ke infundibulum tetapi berdrainase ke medial prosesus unsinatus dan lateral konka media. Universitas Sumatera Utara

2.2.4.3 Vaskularisasi dinding lateral hidung