Sinus Maksilaris ANATOMI SINUS PARANASAL

2.3.3 Sinus Maksilaris

Tulang maksilaris adalah tulang muka terbesar kedua, membentuk sebagian besar atap mulut, dinding lateral dan dari dasar rongga hidung serta dasar dari orbita. Biasanya digambarkan berbentuk piramid kaudrilateral dan berisi sinus maksilaris. Sinus ini relatif simetris dan jarang tidak ada. Mempunyai 4 prosesus yaitu prosesus zygomatikus, P frontalis, P. palatina dan alveolaris. Terdapat artikulasi dengan delan tulang yaitu maksila, zygoma frontal, palatina, etmoid, lakrimal, konka inferior dan os nasal. Permukaan anterior memiliki elevasi dan depresi, berhubungan dengan pertumbuhan gigi dan namanya sesuai dengan gigi yang berdekatan seperti fosa canina. Foramen infraorbitalis diatas fossa canina dan dilalui n. infraorbitalis. Batas dari sinus maksilaris adalah atap sinus membentuk sebagian besar dasar orbita. Atap ini dilalui kanalis infraorbitalis yang akan terbelah, bagian anteromedial berlekuk dan lakrimal notch berhubungan dengan sakur lakrimalis, batas inferior umumnya lebih tebal, tetapi dapat ditembus agar gigi premolar 2 dan molar 3. Pada posterior permukaan infratemporal tulang berbentuk konveks dilewati oleh n. alveolaris superior dan posterior. Medial membentuk dasar dari piramid dan berisi lubang besar yaitu hiatus maksila. Kanalis lakrimalis dibentuk antara maksila, os lakrimal dan konka inferior, melalui tempat dimana duktus nasolakrimalis lewat ke anterior dari meatus superior. Universitas Sumatera Utara Sinus maksilaris dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia yang mempunyai ketebalan goblet tertinggi dari sinus paranasal lainnya 99700mm. Kelenjar seromusin relatif jarang, tetapi umumnya terletak di ostium. Suplai dari arteri maksilaris, infraorbital, palatina mayor dan cabang- cabang kecil dari facialis. Sedangkan aliran balik menuju vena fasialis anterior dan pleksus pterigoideus. Persarafan dari N. infraorbitalis, N. alveolaris superior dan N. palatina mayor cabang maksilaris N. Trigeminus. Aliran kelenjar getah bening relatif kurang, tetapi sebagian besar menuju fosa pretigopalatina dan nodus submandibular.

2.3.4 Sinus Sfenoidalis