BAB I EMBRIOLOGI HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS
Pada akhir minggu ke 4 mulai tampak tonjol-tonjol wajah yang terutama di bentuk oleh mesenkim yang berasal dari krista neuralis dan terutama dibentuk oleh
lengkung faring pertama. Tonjol maksila dikenali disebelah lateral stomodeum dan tonjolan mandibula di sebelah kaudal stomodeum. Kemudian selama minggu ke 5,
plakoda-plakoda hidung mengalami invaginasi membentuk lobang hidung. Plakoda hidung ini membentuk suatu rigi jaringan yang mengelilingi masing-masing lobang
dan membentuk tonjol hidung, dibagian luar lobang adalah tonjol hidung lateral serta di tepi dalam adalah tonjol hidung medial.
1,2
Kemudian selama 2 minggu selanjutnya, tonjol maksila terus bertambah besar ukurannya dan tumbuh kearah medial sehingga mendesak tonjol hidung medial
kearah garis tengah. Selanjutnya, celah antara tonjol hidung medial dan tonjol maksila menghilang dan keduanya bersatu. Bibir atas dibentuk oleh kedua tonjol
hidung medial dan kedua tonjol maksila itu.
1,2
Mula-ula tonjol maksila dan tonjol hidung lateral terpisah oleh sebuah alur yang dalam disebut alur nasolakrimal yang akan membentuk ductus nasolacrimalis
dimana ujung atasnya membentuk saccus lacrimalis. Kemudian tonjolan maksila akan membesar dan membentuk pipi dan maksila.
1,2
Hidung terbentuk darl tonjol-tonjol wajah kelima, dimana tonjolan frontal akan membentuk jembatannya, kemudian gabungan tonjol-tonjol hidung medial
membentuk lengkung cuping dan ujung hidung dan tonjolan hidung lateral akan membentuk sisi-isinya alae
3
Pada minggu ke 6, lubang hidung makin bertambah dalam, sebagian karena tumbuhnya tonjol-onjol hidung yang ada disekitarnya dan sebagian lainnya karena
lobang ini menembus kedalam mesenkim dibawahnya. Mula-mula membrana
Universitas Sumatera Utara
oronasalis akan memisahkan kedua lubang hidung tadi dari rongga, mulut primitif, melalui foramina yang baru terbentuk, yakni koana primitive. Koana ini terletak disisi
kanan dan kiri garis tengah dan tepat di belakang palatum primer.
3
Sinus-inus udara paranasalis berkembang sebagai divertikula dinding lateral hidung dan meluas kedalam maksila, tulang ethmoid frontalis dan tulang sfenoid.
Sinus-inus ini mencapai luas maksimumnya pada masa pubertas dan dengan demikian ikut membentuk wajah yang tetap.
3
Universitas Sumatera Utara
BAB II ANATOMI HIDUNG DAN SINUS PARANASAL