Sebagai alat penciuman Sebagai alat pernafasan

3. Respirasi, dimana sebagai organ yang mempersiapkan udara inspirasi sesuai dengan permukaan paru Pertukaran panas, humidifikasi, Resistensi hidung 4. Resonansi suara 5. Perlindungan terhadap saluran nafas bawah 6. Refleksi nasal

2.4.1 Sebagai alat penciuman

Reseptor penciuman terletak pada epitel olfaktoius dalam membrana mukosa, pada manusia terletak pada atap dari cavum nasi, cobcha superior dan 13 bagian atas dari septum nasi. Membrana mukosa olfaktorius dilapisi oleh epitel silindris bertingkat tidak bersilia yang terdiri dari tiga macam sel yaitu sustentakuler cells sel penyokong, olfactoring cells sel penciuman dan basal cells. Area olfaktorius besarnya tidak sama pada setiap spesimen, dimana pada manusia luasnya lebih kurang 200 sd 400 mm dengan kepadatan 5.104 selmm2. Mekanisme perjalanan syaraf penciuman Serabut syaraf penciuman N. olfaktorius yang keluar dari area olfaktorius jumlahnya sekitar 20 buah dan tidak bermyelin, kemudian berjalan menuju lamina kribiformis os. Ethmoidalis dan masuk ke bulbus olfaktorius. Ujung staraf olfaktorius membentuk sinaps yang kompleks dengan glomerulus Universitas Sumatera Utara olfaktorius yang dihubungkan dengan sel-sel mitral atau “tuffed cell”. Tiap glomerulus menerima impuls dari 26.000 reseptor penciuman dan dihubungkan dengan 25 sel-sel mitral. Dari bulbus olfaktorius selanjutnya berjalan sepasang traktus olfaktorius dan stria olfaktorius lateralis menuju pusat penciuman di otak, dimana akan berakhir di “prepyriform frontal cortex” dan nukleus amigdaloid. Akson dari tuffed cells berjalan melalui komisura anterior menuju bulbus olfaktorius yang kontralateral dan juga ke hipothalamus Efek penciuman tergantung dari : Apakah bersifat volatil zat cair yang mudah menguap  Konsentrasi zat dalam udara inspirasi.  Kekuatan suatu zat menabrak mukosa olfaktoring kecepatan gerak molekul dan massa zat.  Volume udara yang mencapai mukosa olfaktorius.  Kelarutan lemak-air.  Keadaan mukosa olfaktorius.  Integritas perjalanan syaraf olfaktorius.

2.4.2 Sebagai alat pernafasan

Hidung sebagai alat pernafasan yaitu sebagai jalan masuknya oksigen ke dalam pare-pare yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh, serta mengeluarkan Universitas Sumatera Utara hidrat arang sebagai sisa-sisa metabolisme. Pertukaran ini kebanyakan terjadi di alveoli paru-paru, fungsi hidung disini membuat udara yang dihisap akan mudah mengalami pertukaran tersebut tanpa merusak alveoli. Perjalanan udara setelah masuk ke dalam rongga hidung secara vertikal, berbelok 80-90 derajat ke posterior sampai mencapai nasal vault. Aliran udara kemudian melintang secara horizontal sampai membentur dinding posterior nasofaring, kemudian membelok 80-90 derajat ke bawah bersama-sama aliran udara sisi sebelahnya untuk masuk kedalam faring. Dua belokan tajam dari 80-90 derajat dari aliran udara ini disebut impaction point. Impaction benturan terhadap adenoid memungkinkan partikel-partikel tersebut ditangkap didalam krypta dan menimbulkan reaksi immunologi Sebagian aliran udara mencapai area olfaktorius, menghirup udara sniffing kemungkinan merupakan mekanisme untuk meninggikan hantaran udara ke area olfaktorius. Um umnya udara ekspirasi merupakan aliran udara berputar eddy current karena adanya obstruksi relatif di daerah katup hidung anterior. Septum yang bengkok atau obstruksi jalan nafas lainnya akan meningkatkan putaran arus ini. Pada respirasi yang tenang putaran arus akan berkurang dan akan meningkat bila respirasi makin cepat. Aliran udara cukup sempit dan tidak lebih dari 1-2 mm sedangkan permukaan lateral rongga hidung berukuran besar, ini mengakibatkan kontak langsung antara udara respirasi dengan permukaan mukosa. Universitas Sumatera Utara Katup hidung bagian anterior atau ostium interim pada limen nasi terletak 1,5 - 2 cm sebelah posterior dari nares anterior. Pada potongan melintang di daerah ini berdiameter 10-40 mm persegi pada tiap sisi, sehingga merupakan bagian tersempit dari jalan nafas. Rongga hidung mempunyai tahanan sebesar 50 dari jalan nafas secara keseluruhan. Sebelah posterior dari potongan melintang hidung ini membesar pada daerah utama pasage hidung bagian horizontal dimana aliran udara tetap sempit sehingga juga menyediakan daerah permukaan yang luas ditempat kontak dengan aliran udara. Di daerah khoana posterior pada potongan melintang juga tampak sempit, sehingga ini dapat menjelaskan adanya variasi tekanan intranasal dari -5 atau 6 mm H2O sampai + 5 atau 6 mm H2O pada waktu inspirasi atau ekspirasi. Terdapat perubahan siklus resistensi hidung nasal resistance antara satu lubang hidung ke lubang hidung lainnya. Peingkatan resistensi hidung yang lama, misalnya pada pembesaran adenoid atau nasal pack yang terlaiu padat, dapat menyebabkan cor pulmonale, kardiomegali dan edema paru-paru. Peningkatan resistnsi hidung mengakibatkan bemafas melalui mulut sehingga tidak terdapat fungsi hidung sebagai pembersih dan air conditioning. Terjadi peningkatan resistensi bronckhial bila membrana mukosa hidung dan nasofaring tersngsang misalnya oleh debu silika. Kecepatan aliran udara air speed pada katup hidung anterior mencapai 3,3 mdetik pada tingkat aliran udara inspirasi 200 mldetik dibandingkan dengan 1 Universitas Sumatera Utara mdetik dalam bronchus. Kecepatan aliran udara akan melambat walaupun pada potongan melintang lebar dan aliran udara sempit, ini memungkinkan udara inspirasi tetap kontak dengan bagian permukaan yang luas dalam jangka waktu yang lama. Keadaan ini merupakan kondisi ideal untuk air conditioning dimana sekresi yang tidak terkontaminasi dari sinus anterior memasuki rongga hidung. Pengeluaran partikel-partikel berbahaya dengan ukuran 5-6 urn sekitar 85- 90 dikeluarkan dari hidung dan nasofaring, sedangkan partikel yang lebih besar lagi dapat ditangkap oleh vimbrissae. Partikel yang lebih kecil dapat masuk daluran nafas bagian bawah dan diabsorbsi. Gabungan virus dengan partikel yang berukuran melebihi 5-6 urn dapat bertahan dalam rongga hidung. Selama pernafasan hidung, spray aerosol tertahan dalam hidung dan tidak berpenetrasi ke saluran nafas bawah. Pengeluaran partikel dari hidung dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kecepatan aliran udara inspirasi pada 2 point impaction. Air conditioning terjadi di daerah dimana udara inspirasi melintang di bagian horizontal nasal airway. Disini udara dipanaskan atau didinginkan secara radiasi yang dipancarkan dan mukosa pembuluh darah. Humidifikasi dari udara inspirasi terjadi secara penguapan dari mucous blanket yang menyelimuti membrana mukosa, hal ini merupakan mekanisme yang efisien yang dibuktikan dengan observasi bahwa udara inspirasi mendekati suhu tubuh normal dan kelembaban relatif dalam nasofaring hampir 100. Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Fungsi Respirasi