Menyimak Ekstensif Faktor Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

“Kemampuan menyimak merupakan bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran berbahasa, terutama bila tujuan penyelenggaraannya adalah penguasaan kemampuan berbahasa selengkapnya.Dalam pengajaran bahasa semacam itu, perkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan menyimak perlu dipantau dan diukur melalui penyelenggaraan tes menyimak” Djiwandono, 1996: 55. Tarigan 1986: 28 mengatakan bahwa menyimak adalah adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran ataupun bahasa lisan Tujuan umum dalam menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Di samping tujuan umum tersebut terdapat pula tujuan khusus, yang menyebabkan aneka ragam dalam menyimak, ragam dalam menyimak itu, yaitu:

A. Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif extensive listening adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru Tarigan 1986: 35. Menurut KBBI ekstensif ialah bersifat menjangkau secara luas http:kbbi.web.id, diakses 7 september 2013. Broughton dalam Tarigan 1986: 37 mengatakan bahwa guru sendiri merupakan sumber modal dalam bercerita. Karena salah satu dari tujuan menyimak ekstensif adalah menyajikan kembali bahan lama dengan cara baru, maka kerap kali baik sekali bila hal ini dilakukan dengan pertolongan pita-pita otentik yang merekam pembicaraan dalam masyarakat. Yang jauh lebih efektif serta meyakinkan adalah kutipan-kutipan dari ujaran yang nyata dan hidup. Pada umumnya, sumber yang paling baik bagi berbagai aspek menyimak ekstensif adalah rekaman-rekaman yang dibuat oleh guru sendiri karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Rekaman-rekaman tersebut dapat memanfaatkan berbagai sumber, seperti dari siaran radio dan televisi. Universitas Sumatera Utara Dawson dalam Tarigan 1980: 37-38 membagi menyimak ekstensif terdiri atas : a. Menyimak sosial social listening atau menyimak konversasional conversational listening ataupun menyimak sopan courteous listening biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat response- responsiyang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan. Contoh : Menyimak secara sopan santun dengan penuh perhatian terhadap suatu percakapan dalam situasi sosial agar mendapatkan informasi yang dimaksud. b. Menyimak sekunder secondary listening adalah sejenis menyimak secara kebetulan casual listening dan secara ekstensif extensive listening.Contoh : menyimak pada musik yang mengiringi ritme atau tarian-tarian rakyat di sekolah dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita menulis surat pada seorang teman di rumah. c. Menyimak estetik aesthetic listening ataupun yang disebut menyimak apresiatif apprecional listening adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan. Contoh : Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan rekaman-rekaman. d. Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghapal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa. Sebenarnya otak kita bukan main aktifnya dalam mendaftarkan bunyi-bunyi, bau-bauan, dan bentuk- bentuk, rupa-rupa, walaupun pada saat kita tidur nyenyak.

B. Menyimak Intensif