Harta Kekayaan diluar Tanah dan Simpanan Nasabah di Bank Permohonan Penetapan Sebagai Pengelola Harta pada Mahkamah Syariah

89 Namun jika sebelum jangka waktu 1 tahun setelah tanggal yang ditentukan tersebut ada yang muncul atau melapor sebagai pemilik ataupun ahli warisnya dan dapat membuktikan dengan bukti dan dalil-dalil bahwa yang bersangkutan adalah pemilik atau ahli waris dari simpanan yang ada di bank, maka pihak perbankan dapat mengeluarkan bukti kepemilikan atas simpanan yang hilang atau musnah akibat bencana gempa bumi dan tsunami sesuai dengan pencatatan yang ada pada Bank setelah menyakini kebenaran pemilik atau ahli waris dari simpanan. 134 Adapun untuk mendapatkan keyakinan Bank atas kebenaran identitas dapat dilakukan dengan cara: 135 a. Meminta nasabah atau ahli waris nasabahwali nasabah mengisi formulir identifikasi nasabah bank; dan b. Meminta bukti keterangan ahli wariswali nasabah yang dikeluarkan oleh pengadilan apabila yang mengajukan adalah ahli wariswali nasabah. Jika pada kenyataannya pemilik atau ahli waris dari simpanan tersebut telah melapor dan telah dikeluarkannya bukti kepemilikan atas simpanan tersebut maka pihak perbankan dibebaskan dari kewajiban mengajukan permohonan atas pengelolaan harta oleh Baitul Mal ke Mahkamah Syariah.

3. Harta Kekayaan diluar Tanah dan Simpanan Nasabah di Bank

Didalam peraturan gubernur nomor 11 tahun 2010 tentang pengelolaan harta agama yang tidak diketahui pemilik dan ahli warisnya serta perwalian, menetapkan 134 Pasal 16 ayat 1 Undang-undang nomor 48 tahun 2007 135 Pasal 16 ayat 2 Undang-undang nomor 48 tahun 2007 Universitas Sumatera Utara 90 bahwa harta tidak diketahui pemilik atau ahli warisnya termasuk kedalam harta agama yang terdiri dari tanah, simpanan nasabah dibank dan harta kekayaan, namun tidak didefenisikan secara jelas tentang harta kekayaan diluar tanah dan simpanan nasabah di bank. Harta kekayaan dapat kita lihat dari pengaturan tentang hukum benda zaak. Pengertian benda terbagi kedalam pengertian benda secara ilmu pengetahuan hukum dan pengertian benda secara yuridis. Pengertian benda dalam ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek hukum. Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum manusia atau badan hukum dan yang dapat menjadi pokok objek suatu hubungan hukum, karena sesuatu itu dapat dikuasai oleh subjek hukum. 136 Pengertian benda secara yuridis dapat dilihat pada pasal 499 KUHPerdata, benda adalah barang dan tiap hak yang menjadi objek hak milik, dengan kata lain benda adalah sesuatu yang dapat di HAKI atau dapat menjadi objek hak milik, sedangkan yang tidak dapat dimiliki oleh orang tidak dapat dikategorikan benda menurut undang-undang, seperti bulan, matahari, udara, dan lain-lain. 137 Setiap benda yang dimiliki oleh subjek hukum melahirkan hak kebendaan yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda, dan dapat dipertahankan 136 Tutik triwulan, Op. cit.. Hal 142 137 Ibid Hal. 143 Universitas Sumatera Utara 91 oleh tiap orang, 138 Jadi setiap benda yang dimiliki oleh subjek hukum adalah harta kekayaan si pemilik benda tersebut.

C. Pelaksanaan dan Pengelolaan Harta yang tidak diketahui Pemilik atau ahli warisnya.

1. Permohonan Penetapan Sebagai Pengelola Harta pada Mahkamah Syariah

Didalam pelaksanaan dan pengurusan harta yang tidak diketahui pemilik atau ahli warisnya oleh Baitul Mal Banda Aceh dimulai dari proses permohonan harta yang tidak diketahui pemilik atau ahli warisnya tersebut, segala permohonan yang menyangkut pengelolaan harta yang tidak diketahui pemilik atau ahli warisnya itu tersebut diajukan kepada Mahkamah Syariah. Mahkamah Syariah adalah merupakan bagian dari sistem peradilan nasional yang dulunya disebut sebagai Peradilan Agama, Kewenangan dan kekuasaan pengadilan agama ini, berpedoman pada Undang-undang nomor 7 tahun 1989 pasal 49 ayat 1, jo pasal 49 Undang-undang nomor 3 tahun 2006, tentang perubahan terhadap Undang-undang nomor 7 tahun 1989, meliputi pemeriksaan, pemutusan dan penyelesaian perkara-perkara tingkat pertama bagi para pemeluk Islam, dalam hal perkawinan, waris, wasiat, hibah, waqaf, zakat, infaq, shadaqah dan ekonomi syariyah. Mahkamah Syariah juga harus menganut tiga tingkat peradilan, yakni tingkat pertama, tingkat banding dan tingkat kasasi ke Mahkamah Agung, dan dengan disahkannya beberapa qanun oleh DPRA, Mahkamah Syariah di Aceh telah lebih 138 Subekti, Op.Cit, Hal. 62 Universitas Sumatera Utara 92 luas dalam melaksanakan kewajiban penetapan hukum-hukum Islam, terhadap perkara-perkara hukum keluarga al-akhwal al-syakhshiyah, hukum perdata muamalah serta hukum pidana jinayat, perluasan kewenangan Mahkamah syariah diatur antara lain di didalam qanun nomor 11 tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam bidang aqidah, ibadah dan syiar Islam dan qanun nomor 7 Tahun 2004 tentang pengelolaan zakat. Di dalam qanun nomor 11 tahun 2002 tersebut, kewenangan Mahkamah Syariah Mengadili dan memutuskan perkara-perkara, antara lain: 1. Penyebaran aliran sesat 2. Tidak shalat Jumat tiga kali berturut-turut tanpa uzur syari. 3. Menyediakan fasilitaspeluang kepada orang Muslim tanpa uzur syari untuk tidak berpuasa . 4. Makan minum di tempat umum di siang hari di bulan puasa. 5. Tidak berbusana Islami. Kemudian didalam qanun nomor 7 tahun 2004 tentang Pengelolaan Zakat, kewenangan Mahkamah Syariah adalah mengadili dan memutuskan perkara-perkara, antara lain: 1. Tindak pidana tidak membayar zakat setelah jatuh tempo. 2. Membuat Surat palsu atau memalsukan surat Baitul Mal. 3. Serta menyelewengkan pengelolaan zakat. Adapun dasar hukum kewenangan Mahkamah Syariah menerima permohonan dan memutuskan penetapan terhadap pengelolaan harta yang tidak diketahui pemilik Universitas Sumatera Utara 93 atau ahli warisnya dapat dilihat di lihat di dalam qanun tentang Baitul Mal, yang menyatakan bahwa setiap harta yang tidak diketahui pemiliknya untuk dapat berada dibawah pengawasan Baitul Mal harus berdasarkan penetapan Mahkamah Syariah. 139 Terhadap permohonan dari atas harta yang tidak diketahui pemilik atau ahli warisnya terdapat perbedaan yang mengajukan permohonan antara harta yang berbentuk tanah dan harta yang berbentuk simpanan di lembaga perbankan, jika harta yang berbentuk tanah maka permohonan dapat diajukan oleh Baitul Mal kepada Mahkamah Syariah, namun jika hartanya berupa simpanan perbankan, maka yang dapat mengajukan permohonan adalah pihak perbankan sendiri. 140 Prosedur permohonan oleh Baitul Mal kepada Mahkamah Syariah adalah sebagai berikut:

a. Permohonan Penetapan terhadap harta yang berbentuk Tanah.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa tanah yang tidak ada lagi pemiliknya dan ahli warisnya akan diserahkan kepada Baitul Mal, namun sebelum penyerahan kepada Baitul Mal, harta tersebut harus melalui penetapan dari Mahkamah Syariah. Untuk mendapatkan penetapan dari Mahkamah Syariah, Baitul Mal Kota harus mengajukan permohonan untuk ditetapkan sebagai pengelola dari harta yang 139 Pasal 36 qanun nomor 10 Tentang Baitul Mal. 140 Wawancara dengan Armiya Ibrahim, Hakim Mahkamah Syariah Aceh. Tanggal 20 Februari 2011 Universitas Sumatera Utara 94 berbentuk tanah tersebut, didalam praktek peradilan, permohonan ini disebut juga sebagai gugat volunteer atau gugat yang bersifat permohonan. 141 Dasar pengajuan permohonan ini adalah karena adanya permintaan atau laporan dari Baitul Mal gampong dimana tanah tersebut berada, jika adanya tanah yang sebelumnya diketahui adanya hak milik atas tanah tersebut namun pemilik atau ahli warisnya tidak diketahui dimana keberadaannya, Baitul Mal gampong meminta Baitul Mal kabupatenkota untuk mengajukan permohonan penetapan pengelolaan karena pengajuan permohonan penetapan terhadap tanah merupakan kewenangan Baitul Mal kotakabupaten sebagaimana yang diatur didalam peraturan Gubernur. 142 Dasar hukum kewenangan Baitul Mal Kota mengajukan permohonan kepada Mahkamah Syariah juga dapat dilihat dalam pasal 36 ayat 2 qanun nomor 10 yang mengatur bahwa Baitul Mal KabupatenKota mengajukan kepada Mahkamah syariah untuk ditetapkan sebagai pengelola harta yang tidak diketahui pemiliknya Pengajuan permohonan diajukan oleh ketua Baitul Mal kotakabupaten dimana objek tanah tersebut berada, didalam permohonan tersebut berisi tentang alasan-alasan terhadap hal-hal yang dimohonkan oleh Baitul Mal tersebut dengan turut menghadirkan saksi-saksi untuk memberikan keterangan tentang status tanah dan pemiliknya tersebut. 141 Gugatan volunteer cirinya ada dua, pertama gugatan bersifat sepihak ex parte, pihak yang terlibat hanya satu yaitu pihak pemohon sendiri. Kedua permintaan dan putusan bersifat deklator yaitu hanya meminta deklarsi tentang suatu keadaan atau kedudukan., M. Yahya Harahap , Kedudukan dan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, Hal. 190 142 Pasal 2 ayat 2 Peraturan Gubernur Nomor 11 tahun 2010 tentang Pengelolaan Harta Agama Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahli Warisnya Serta Perwalian. Universitas Sumatera Utara 95 Berdasarkan alasan-alasan dan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan oleh Baitul Mal dalam persidangan dapat menjadi dasar pertimbangan Mahkamah Syariah untuk menetapkan Baitul Mal sebagai pengelola atas tanah yang tidak diketahui pemilik dan ahli warisnya.Setelah permohonan dan pemeriksaan dilakukan, maka Mahkamah Syariah dalam putusannya kemudian menetapkan PemohonKetua Baitul Mal Banda Aceh sebagai pengelola dari tanah yang tidak ada pemilik atau ahli warisnya tersebut. b. Permohonan penetapan terhadap simpanan nasabah di Bank Seperti yang telah disinggung diatas, terhadap permohonan penetapan Baitul Mal sebagai pengelolan harta yang tidak diketahui pemilik dan ahli warisnya dalam hal yang menyangkut dana nasabah di bank dilakukan oleh pihak perbankan sendiri. Permohonan yang dimaksud dimohonkan oleh Bank ialah karena Peraturan Bank Indonesia memerintahkan Bank untuk mengajukan permohonan kepada pengadilan yang berwenang, 143 pengadilan yang berwenang adalah Mahkamah Syariah jika pengajuan permohonan tersebut menyangkut nasabah yang beragama Islam dan pihak perbankanbank memohonkan untuk Baitul Mal untuk menjadi pengelola dana nasabah yang dikuasai oleh perbankanbank. Diwajibkannya Bank sebagai permohonan ini menyangkut dengan praktek kerahasiaan bank yang diatur didalam Undang-udang Perbankan, oleh karena adanya aturan tentang kerahasiaan bank tersebut maka hanya Bank yang mengetahui jumlah 143 Point 4 huruf e Peraturan Bank Indonesia nomor 1039PBI2008 Universitas Sumatera Utara 96 akhir dana nasabah yang ada di bank jadi logikanya harus bank yang memohonkan kepada Mahkamah Syariah. 144 Setelah masa 1 satu tahun seperti yang disyaratkan oleh PBI semenjak pengumuman terakhir tentang dana nasabah tersebut, maka setelah itu Bank dapat mengajukan permohonan kepada Mahkamah Syariah dengan diwakili oleh pegawai Bank yang bertindak berdasarkan surat kuasa dari bank tersebut kemudian didalam permohonan tersebut juga dilampirkan secara lengkap data-data pemilik simpanan yang tidak ada pemilik atau ahli warisnya, data-data tersebut antara lain adalah nama pemilik, alamat dan saldo akhir dari simpanan tersebut. Setelah permohonan dan pemeriksaan dilakukan, maka Mahkamah Syariah dalam putusannya kemudian mengeluarkan penetapan yang memerintahkan kepada pemohon untuk mengalihkan dana simpanan dan tanggung jawab pengelolaannya dari Bank kepada Baitul Mal Banda Aceh. c. Permohonan terhadap Harta kekayaan diluar tanah dan simpanan nasabah di bank. Permohonan pengelolaan harta kekayaan diluar harta tanah dan simpanan nasabah di Bank untuk selanjutnya disebut harta kekayaan tetap dilakukan oleh ketua Baitul Mal Banda Aceh atau yang dikuasakan oleh ketua Baitul Mal, sama seperti permohonan atas terhadap tanah tersebut diatas yaitu berisi tentang alasan- alasan baitul mal Banda Aceh memohon pengelolaan dan juga menghadirkan saksi- saksi untuk memberikan keterangan tentang objek harta kekayaan tersebut. 144 Wawancara dengan Armiya Ibrahim, Hakim Tinggi Mahkamah Syariah Aceh tanggal 20 Februaru 2011. Universitas Sumatera Utara 97 Dasar permohonan pengelolaan terhadap harta kekayaan belum diatur secara jelas di dalam peraturan yang menyangkut permasalahan harta yang tidak diketahui pemilik dan ahli warisnya ini, namun ada beberapa putusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Syariah menyangkut dengan permohonan Baitul Mal sebagai pengelolaan atas uang pembebasan tanah untuk pembangunan jalan, mempunyai dasar antara lain yaitu: 1. Penetapan Nomor 350Pdt.P2007Msy-BNA berdasarkan surat Walikota Banda Aceh tanggal 20 November 2007 Nomor: 590012993 dan tanggal 26 Nopember 2007 Nomor: 590013241 yang berisi tentang data tanah denah beserta taksiran harganya yang tidak diketahui pemilikahliwarisnya kepada Baitul Mal Kota Banda Aceh. 2. Penetapan Nomor 133Pdt.P2008Msy-BNA berdasarkan surat Walikota Banda Aceh tanggal 29 Maret 2008 Nomor: 090PPT2008 yang berisi tentang data tanah denah beserta taksiran harganya yang tidak diketahui pemilikahliwarisnya kepada Baitul Mal Kota Banda Aceh. Walaupun harta tersebut berbentuk tanah, namun yang dimohonkan oleh Baitul Mal adalah pengelolaan atas Uang hasil pembebasan tanah oleh Pemerintah Kota Banda Aceh yang mana sebelumnya juga telah mengumumkan nama-nama pemilik yang terkena pembebasan tanah tersebut, namun sampai batas waktu yang ditentukan tidak ada pemilik atau ahli waris yang mendaftar untuk mengurus ganti rugi tersebut. Universitas Sumatera Utara 98

2. Jangka waktu Pengelolaan Harta