1990 252.237
57.600 47.653
357.490 97.418
27.016 17.913
142.347 1995
428.614 66.021
107.484 602.119
231.992 40.933
31.941 304.866
2000 641.133
52.690 56.094
749.917 363.628
34.790 22.724
421.142 2001
710.044 55.291
56.114 821.449
476.924 33.905
25.975 536.804
2002 798.628
54.815 60.608
914.051 511.379
34.083 25.693
571.155 2003
861.099 49.913
53.211 964.223
634.877 32.075
31.864 698.816
2004 1.033.252
38.668 19.040 1.090.960
636.783 2.583
52.338 691.704
2005 1.081.102
38.295 47.649 1.167.046
693.701 25.494
29.633 748.828
2006 1.105.654
38.453 47.635 1.191.742
723.992 26.112
29.360 779.474
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004. Keterangan : PR = Perkebunan Rakyat, PBN = Perkebunan Besar Negara, PBS = Perkebunan
Besar Swasta
Pada Tabel 1 terlihat bahwa perluasan areal perkebunan kakao yang begitu
pesat umumnya dilakukan petani, sehingga perkebunan rakyat telah mendominasi perkebunan kakao Indonesia. Tanaman kakao ditanam hampir di seluruh pelosok
tanah air dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur,
Kalimantan Timur, maluku Utara dan Irian Jaya. Keberhasilan perluasan areal dan peningkatan produksi tersebut telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan
pangsa pasar kakao Indonesia di kancah perkakaoan dunia. Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai produsen Kakao terbesar kedua dunia setelah Pantai
Gading Cote d’lvoire pada tahun 2002, walaupun kembali tergeser ke posisi ketiga oleh Ghana pada tahun 2003 International Cocoa Organization, 2003.
Tergesernya posisi Indonesia tersebut salah satunya disebabkan oleh makin mengganasnya serangan hama PBK. Di samping itu rendahnya produktivitas
tanaman kakao disebabkan oleh masih dominannya kebun yang dibangun dengan asalan, terutama perkebunan rakyat dan belum banyaknya adopsi penggunaan
tanaman klonal.
2.3. Peranan Pupuk Organik dan Bahan Organik
Pupuk organik mempunyai fungsi untuk menggemburkan tanah, meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air,
Universitas Sumatera Utara
yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah Troeh and Thompson, 2005. Kompos merupakan semua bahan organik yang telah mengalami
degradasipenguraianpengomposan sehingga berubah bentuk dan sudah tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman, dan tidak berbau Indriani,
2008. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan
kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah Isroi, 2008.
Bahan organik merupakan bahan penting dalam pasokan hara tanah dan meningkatkan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia, dan biologi tanah. Sekitar
dari setengah kapasitas tukar kation KTK berasal dari bahan organik yang merupakan sumber hara tanaman Hakim dkk, 1986. Bahan organik ditemukan
dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar hanya sekitar 3-5, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Syarat tanah sebagai media
tumbuh dibutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Keadaan fisik tanah yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai
tempat aerasi dan lengas tanah, yang semuanya berkaitan dengan peran bahan organik. Hardjowigeno, 1993 menjelaskan pengaruh bahan organik terhadap
tanah dan pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut : i. Granulator yaitu memperbaiki struktur tanah, ii. Sumber unsur hara bagi tanaman, iii. Menambah
kemampuan tanah untuk menahan unsur hara kapasitas tukar kation menjadi tinggi, iv. Sumber energi bagi mikroorganisme, dan v. Menambah kemampuan
tanah untuk menahan air. Seperti tanaman lainnya, tanah tempat tumbuh tanaman kakao juga memerlukan bahan organik, agar dapat tumbuh dengan baik
Universitas Sumatera Utara
memerlukan bahan organik sebesar 3,5 pada kedalaman 0-15 cm Widyotomo dkk, 2007.
Kadar zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itu zat organik pada lapisan tanah setebal 0 - 15 cm
sebaiknya lebih dari 3. Kadar tersebut setara dengan 1,75 unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur. Usaha
meningkatkan kadar organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan serasah sisa pemangkasan maupun pembenaman kulit buah kakao. Kulit tanaman kakao sangat
potensial dijadikan sumber hara karena mengndung sejumlah unsur hara, setiap 900 kg kulit buah kakao dapat menghasilkan unsur hara setara dengan 29 kg urea,
9 kg RP, 56,6 kg KCl dan 8 kg Kieserit Bintaran, 2007.
2.4. Karakteristik Tanah di Indonesia