mempunyai andil yang cukup besar dalam mendukung tingkat produktivitas kakao. Adapun syarat tumbuh tanaman kakao yang sesuai adalah sebagai berikut :
2.1.1. Iklim
Sebaran curah hujan lebih berpengaruh terhadap produksi kakao dibandingkan dengan jumlah curah hujan yang tinggi. Jumlah curah hujan
mempengaruhi pola pertunasan kakao flush. Curah hujan yang tinggi dan sebaran yang tidak merata akan berpengaruh terhadap flush dan berakibat
terhadap produksi kakao. Pertumbuhan dan produksi kakao banyak ditentukan oleh ketersediaan air, sehingga kakao dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik
di tempat yang jumlah curah hujannya relatif sedikit tetapi merata sepanjang tahun
Anonymous, 2004.
2.1.2. Tanah dan Topografi
Lahan di perkebunan kakao didominasi oleh tanah-tanah marginal. Tanah- tanah marginal di perkebunan kakao berkembang di daerah dengan curah hujan
tinggi dan distribusinya merata sepanjang tahun dan telah mengalami proses pencucian yang sangat intensif. Tanah tersebut memiliki karakteristik fisika dan
kimia dengan tingkat kesuburan tanah yang rendah dan kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman Koedadiri dkk, 1999.
Tanaman kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asal persyaratan fisik dan kimia tanah yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao
terpenuhi. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman adalah sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara mikro dan makro tanah, kejenuhan basa, kapasitas pertukaran kation, pH atau keasaman tanah, dan kadar
Universitas Sumatera Utara
bahan organik. Sifat fisik tanah meliputi tekstur, struktur, kedalaman efektif tanah dan bulk density. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang
mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan kakao. Sedangkan sifat biologi tanah belum menjadi pertimbangan dalam melakukan penilaian kesesuaian lahan,
karena hubungannya belum banyak diketahui secara pasti. Secara tidak langsung sifat tersebut mempengaruhi pertumbuhan tanaman Rahutomo dkk., 2001.
Produksi optimum suatu tanaman dapat dicapai dengan pemupukan dan usaha-usaha perbaikan sifat fisik tanah. Akan tetapi pemupukan tidak akan
berhasil dan menguntungkan sebelum usaha-usaha pencegahan erosi, perbaikan keadaan air dan udara, usaha-usaha pemeliharaan bahan organik tanah, perbaikan
tanah-tanah yang telah rusak, atau perbaikan drainase telah dilakukan Arsyad, 2000.
1 Sifat Fisik Tanah
Pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada tersedianya unsur hara yang seimbang, tetapi juga harus ditunjang oleh keadaan fisik dan kimia tanah
yang baik. Pentingnya sifat-sifat fisik dan kimia yang baik dalam menunjang pertumbuhan tanaman sering tidak disadari karena kesuburan tanah selalu dititik
beratkan hanya pada kesuburan kimianya Rohlini dan Soeprapto, 1989. Sifat tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah solum tebal 80 cm.
Solum tebal akan merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik. Tekstur tanah yang baik untuk
tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30 ‐ 40 fraksi liat, 50 pasir, dan 10 ‐ 20 debu. Susunan demikian akan mempengaruhi
ketersediaan air dan hara serta aerasi tanah. Struktur tanah yang remah dengan
Universitas Sumatera Utara
agregat yang mantap menciptakan gerakan air dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Perkembangan struktur baik, konsistensi gembur
sampai agak teguh dan permeabilitas sedang Rohlini, 1989. Terdapat hubungan yang positif antara sifat fisik tanah, permeabilitas,
ruang pori total, pori drainase dan kerapatan bongkah dengan pertumbuhan tanaman. Semakin baik sifat fisik tanah semakin baik pula pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Akar akan mudah menembus tanah biasanya pertumbuhan tanaman secara keseluruhan akan semakin cepat dan akan
memberikan hasil yang tinggi Martoyo, 1992. Permeabilitas tanah sangat erat kaitannya dengan pori makro pada tanah.
Semakin banyak pori makro pada tanah, maka air akan semakin mudah melewati partikel - partikel tanah sehingga nilai permeabilitasnya juga akan semakin besar
Adiwiganda, 1998. Aktifitas biologi menunjukkan berkurangnya jumlah pori makro pada lahan yang ditanami daripada yang tidak ditanami. Pengurangan ini
menjadi alasan utama dari lebih rendahnya permeabilitas tanah pada lahan pertanian dibandingkan dengan yang masih bervegetasi alami. Dengan
permeabilitas yang lebih kecil pada lahan pertanian dibandingkan dengan yang masih alami mengakibatkan hanya sebagian kecil air yang mampu masuk ke
dalam lapisan tanah sedangkan yang lain akan mengalir melalui permukaan yang dikenal sebagai limpasan permukaan Hakim dkk., 1986.
Porositas tanah tinggi apabila bahan organik juga tinggi. Tanah-tanah dengan sistem granuler atau remah mempunyai porositas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah-tanah dengan struktur pejal massive. Tanah dengan
Universitas Sumatera Utara
tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air Hardjowigeno, 1993.
Kerapatan lindak bulk density menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume total padat dan pori-pori. Bulk density dipengaruhi
oleh stuktur tanah seperti kelonggaran tanah atau kepadatan tanah, akibat dari sifat mengembang dan mengerut yang dipengaruhi oleh kadar liat dan kelembaban
Hilel, 1980. Menurut Hardjowigeno 1993 guna menentukan kerapatan lindak bulk density adalah untuk :
a Deteksi adanya lapisan padas dan tingkat kepadatannya, semakin
memadas maka semakin tinggi bulk densitynya. b
Menentukan adanya kandungan abu volkan dan batu apung yang cukup tinggi. Tanah dengan kandungan abu volkanbatu apung yang tinggi
mempunyai bulk density yang rendah dengan nilai 0,85 gcm
3
c Evaluasi terhadap kemungkinan akar menembus tanah. Pada tanah-
tanah dengan bulk density tinggi akar tanaman tidak dapat menembus lapisan tanah tersebut.
.
2 Sifat Kimia Tanah
Tanah dikatakan subur apabila fase padat mengandung cukup unsur hara tersedia dan cukup air serta udara bagi pertumbuhan tanaman. Apabila ruang-
ruang pori yang terdapat diantara partikel-partikel padat menyebar sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman
dan pada waktu yang bersamaan memungkinkan aerasi yang cukup pada akar, maka tanah itu dinilai mempunyai hubungan air dan udara yang cocok Lubis,
1992.
Universitas Sumatera Utara
Banyaknya unsur hara di dalam tanah tidak menjamin tanaman dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi, tetapi tergantung juga dari hubungan
air dan udara yang memungkinkan tanaman dapat mempergunakan unsur hara tersedia secara efisien, perkembangan akar lebih intensif dan proses biologi dan
kimia berlangsung baik pada kondisi optimum Hasibuan, 1981. Singkatnya untuk kesuburan kimia, tanah harus memiliki kesuburan fisik.
Sifat kimia tanah yaitu pH secara umum adalah 4,0 – 6,0, kandungan unsur hara tinggi, CN mendekati 10 dengan C:1 dan N:0,1 Lubis, 1992.
Kemasaman pH tanah merupakan faktor paling penting dan merupakan indikator ketersediaan unsur hara dalam tanah. Tanaman kakao dapat tumbuh
dengan baik pada tanah yang memiliki pH 6 ‐ 7,5 tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4; paling tidak pada kedalaman 1 meter. Kemasaman pH
tanah yang baik untuk kakao adalah netral atau berkisar 6 - 7,5. Sifat ini khusus berlaku untuk tanah atas top soil, sedangkan pada tanah bawah subsoil
kemasaman tanah sebaiknya netral, agak asam, atau agak basa. Pada pH 8 alkalis menyebabkan klorosis karena Fe, Mn, Zn, Cu tidak dapat diserap oleh
akar tanaman kakao, sebaliknya pada pH 4 masam terjadi keracunan karena Fe, Mn, Zn, Cu tersedia dalam jumlah yang berlebihan Bintaran, 2007.
Disamping faktor keasaman, sifat kimia tanah yang juga turut berperan adalah kadar bahan organik. Tanaman kakao membutuhkan tanah berkadar bahan
organik tinggi, yaitu di atas 3 pada lapisan tanah setebal 0 – 15 cm. Kadar tersebut setara dengan 1,75 unsur karbon yang dapat menyediakan hara dan air
serta struktur tanah yang gembur. Kadar bahan organik yang tinggi akan memperbaiki struktur tanah, biologi tanah, kemampuan penyerapan absorpsi
Universitas Sumatera Utara
hara, dan daya simpan lengas tanah. Tingginya kemampuan absorpsi menandakan bahwa daya pegang tanah terhadap unsur-unsur hara cukup tinggi dan selanjutnya
melepaskannya untuk diserap akar tanaman. Usaha meningkatkan kadar organik dapat dilakukan dengan memanfaatkan serasah sisa pemangkasan maupun
pembenaman kulit buah kakao Bintaran, 2007.
2.2. Perkembangan Perkebunan Kakao di Indonesia