Diet kaya zat besi dan Nutrisi yang adekuat. Pemberian zat besi oral

forroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi dengan ion CL membentuk Ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standard, karena membandingkan pengamatan dengan mata secara langsung tanpa menggunakan alat, maka subjektivitas hasil pemeriksaan sangat berpengaruh hasil pembacaan Supariasa dkk, 2001. 1.6.Penatalaksanaan Anemia Pada Kehamilan Ada sejumlah kasus anemia dapat memperburuk kehamiln, apabila hasil pengkajian riwayat atau uji laboratorium menunjukkan kelainan maka perlu mengevaluasi wanita tersebut untuk menentukan etiologi anemian dan kemudian menyusun rencana penatalaksanaan Varney, 2006. Oleh karena itu perlu segera dilakukan terapi anemia dengan tujuan untuk mengoreksi kurangnya massa hemoglobin dan mengembalikan simpanan besi. Pada saat hamil kebutuhan tubuh ibu terhadap besi meningkat untuk memenuhi kebutuhan fetal, plasenta dan pertambahan massa eritrosit. Bila cadangan besi ibu tidak mencukupi pada waktu belum dan sesudah kehamilan serta asupan gizi yang tidak adikuat selama kehamilan maka mengakibatkan ibu mengalami anemia defesiensi besi. Oleh karena itu perlu segera dilakukan terapi anemia dengan tujuan untuk mengoreksi kurangnya massa hemoglobin dan mengembalikan simpanan besi. Terapi yang dilakukan yaitu:

1.6.1. Diet kaya zat besi dan Nutrisi yang adekuat.

Diet yang dianjurkan pada pasien yang anemia adalah diet kaya zat besi. Pada dasarnya zat besi dari makanan didapat dalam dua bentuk yaitu zat besi heme yang Universitas Sumatera Utara didapati pada hati, daging, ikan zat besi non heme yang didapati pada padi-padian, buncis, kacang polong yang dikeringkan, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau seperti bayam, daun ubi dan kangkung. Zat besi heme menyumbangkan sejumlah kecil zat besi hanya sekitar 10-15. Namun demikian zat besi heme diserap dengan baik dimana 10-35 yang di makan akan masuk kedalam peredaran darah. Zat besi non heme atau zat besi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan merupakan bagian terbesar yang dikonsumsi sehari-hari, namun diserap dengan buruk hanya sekitar 2-8 Tan, 1996. Makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti the dan kopi sebaiknya dihindari. Sedangkan makanan yang mengandung vitamin C seperti buah- buahan sebaiknya diberikan untuk membantu peningkatan penyerapan zat besi Riswan, 2003.

1.6.2. Pemberian zat besi oral

Preparat zat besi oral yang biasa diberikan pada ibu hamil adalah : Ferrous sulfonat, glukonat dan fumarat. Prinsip pemberian terapi zat besi oral ini tidak hanya untuk mencapai nilai hemoglobin yang normal tetapi juga memperbaiki cadangan besi didalam tubuh. Cara pemberian zat besi oral ini berbeda-beda pendapat. Maurer menganjurkan pemberian zat besi selama 2-3 bulan setelah hemoglobin menjadi normal. Beutler mengemukakan bahwa yang penting dalam pengobatan dengan zat besi adalah agar pemberiannya terus dilakukan sampai morfologi darah tepi menjadi normal dan cadangan besi dalam tubuh terpenuhi. Pendapat yang lain mengatakan biasanya dalam 4-6 minggu perawatan hematokrit meningkat sampai nilai yang diharapkan, peningkatan biasanya dimulai minggu kedua. Peningkatan retikulosit 5-10 hari setelah pemberian terapi besi bisa memberikan bukti awal untuk peningkatan produksi sel darah merah. Universitas Sumatera Utara Sebelum dilakukan pengobatan harus dikalkulasikan terlebih dahulu jumlah zat besi yang dibutuhkan. Misalnya hemoglobin sebelumnya adalah 6 grdl, maka kekurangan hemoglobin adalah 12 – 6 = 6grdl, sehingga kebutuhan zat besi adalah : 6 x 200 mg. kebutuhan besi untuk mengisi cadangan adalah 500 mg, maka dosis Fe secara keseluruhan adalah 1200 + 500 = 1700 mg. maka pemberian dapat berupa Fero sulfat : 3 tablet hari, 300 mg mengandung 600 mg Fe atau Fero glukonat: 5 tablethari, 300 mg mengandung 37 mg Fe atau bisa juga Fero Fumarat : 3 tablet hari, 200 mg mengandung 67 mg Fe. Maka respon hasil yang tercapai adalah Hb meningkat 0,3-1 gr perminggu. Pemberian zat besi oral ini juga member efek samping berupa konstipasi, berak hitam, mual dan muntah Riswan, 2003. Berdasarkan hasil penelitian Werdiningsih Tahun 2001 di Yogyakarta, melaporkan bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 90 tablet selama kehamilan mempunyai resiko 2 kali menderita anemia kkurangan zat besi dibandingkan dengan ibu hamil yang mengkonsumsi lebih dari 90 tablet.

1.6.3. Pemberian zat besi par-enteral

Dokumen yang terkait

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

7 31 100

PERBEDAAN KARAKTERISTIK IBU PADA ANAK YANG MENGALAMI ANEMIA DAN TIDAK ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III KOTA Perbedaan Karakteristik Ibu Pada Anak Yang Mengalami Anemia Dan Tidak Anemia Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta.

0 2 10

FAKTOR RESIKO KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JENAWI Faktor Resiko Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Jenawi

0 3 16

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 2

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 7

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 14

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 1 5

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 26

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Ngam

0 0 11

STUDI KASUS PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA BERAT DI PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Studi Kasus pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia Berat di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 8