Pembahasan Perbedaan Taksiran Berat Janin dari Ibu anemia dengan Ibu Tidak Anemia Berdasarkan rumus Niswander di Puskesmas Kentara Kab. Dairi

F Sig. T Df Sig. 2- tailed Mean Differen ce Std. Error Differen ce 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Usia kehamil an 36 minggu Equal variances assumed 1.635 0.208 2.139 42 .890 -.02727 .19614 -.42310 .36855 Equal variances not assumed 2.139 38.187 .890 -.02727 .19614 -.42427 .36973 Dari tabel 5.14 diperoleh bahwa T hitung adalah 2,139 dengan probabilitas signifikansi 0,890 dan nilai T tabel yang diperoleh dari tabel distribusi t-student dengan df = 42 dan ti ngkat signifikansi α=5 adalah 2,018. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa T hitung T tabel 2,139 2,018 dan probabilitas 0,05 0,8900,05, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara taksiran berat janin ibu anemia dan ibu tidak anemia saat usia kehamilan 36 minggu.

3. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka pembahasan yang dilakukan untuk menjawab pertayaan penelitian tentang perbedaan taksiran berat janin ibu anemia dengan ibu tidak anemia adalah sebagai berikut: 3.1.Karakteristik ibu hamil Dari table 5.1 hasil penelitian didapatkan dari 22 responden ibu anemia memiliki kadar Hb 9 – 10 gr hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba 2001 menyatakan bahwa pada masa kehamilan terjadi pengenceran darah sehingga ibu hamil cenderung Universitas Sumatera Utara mengalami anemia fisiologis dan Hb ibu hamil akan turun 9 – 10 gr. Hb ibu hamil pada trimester III sebesar 10,8 gr Sarwono 1997. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hoo Swit Tjiong di Rumah Sakit Cipto di Jakarta menguraikan bahwa nilai 10 gr sebagai batas terendah kadar Hb dalam kehamilan. Seorang wanita hamil yang memiliki kadar Hb kurang dari 10gr barulah dikatakan ibu hamil tersebut mengalami anemia. Oleh karena itu, ibu hamil dengan kadar Hb 10 – 12 gr tidak dianggap anemia patologis akan tetapi dikatakan anemia fisiologis Wiknjosastro, 2000. Sedangkan ibu tidak anemia mayoritas memiliki kadar Hb 11-12 gr hal ini sesuai dengan pendapat Varney, 2006 Kadar hemoglobin ibu hamil lebih dari 11 gramdl. Dari table 5.1 hasil penelitian didapatkan dilihat bahwa dari 44 reponden ibu anemia dengan ibu tidak anemia 79,5 atau 35 orang dari 44 responden berada pada usia reproduksi sehat 20 – 35 tahun dan sisanya sebanyak 20.5 berada pada usia reproduksi muda dan reproduksi tua 9.1 atau 4 orang berada pada usia 20, dan 11.4 atau 4 orang pada usia 35 tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amiruddin,dkk 2004 yang menyatakan bahwa umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur yang reproduksi aman adalah 25 – 35 tahun, kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia, karena pada kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.1. hasil penelitian didapatkan dari ibu anemia mayoritas usia kehamilan 28 – 31 minggu 54,5 hal ini sesuai dengan pernyataan Sarwono 1997 yang menyatakan bahwa anemia kehamilan meningkat pada usia trimester ketiga bila dibandingkan trimester pertama dan trimester kedua.sedangkan pernyaan Sarwono 1997 hal ini berbeda mayoritas usia kehamilan 32-35 minggu. Gravida adalah jumlah kehamilan yang dialami seorang ibu. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Dari hasil penelitian mayoritas ibu anemia multigravida senbayak 18 responden 81,8 . Hasil ini sesuai dengan penelitian Hasibuan 2003 yang menyatakan bahwa ibu hamil yang telah melahirkan anak yang banyak lebih meningkatkan anemia, hal ini dikarenakan bayaknya darah yang keluar selama proses persalinan. Sedangkan pada ibu tidak anemia mayoritas multigravida sebanyak 12 responden 54,5. Hal ini mungkin saja dikarenakan pada ibu multigravida mengkomsumsi makanan yang bergizi dan suplemen Fe yang dapat meningkatkan kadar Hb. Hal ini sesuai dengan pernyataan Depkes RI 1999 yang menyatakan bahwa suplemen zat besi merupakan salah satu upaya penting, efektif dan efesien untuk mencegah dan penanggulangan kekurangan zat besi dapat juga dicegah bila makanan sehari-hari ibu hamil cukup mengandung zat besi dan juga asam polat. Jarak kelahiran adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadinya kelahiran berikutnya. Mayoritas jarak kelahiran ibu anemia yaitu jarak kehamilan 1 – 2 tahun sebanyak 16 responden 72,7, Berdasarkan penelitian Amiruddin, dkk 2004 yang menyatakan bahwa jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi belum optimal dan sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Universitas Sumatera Utara Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian ini terhadap ibu tidak anemia yang mayoritas jarak kehamilan pada kehamilan pertama sebanyak 10 responden 45.5. Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator sosial dalam masyarakat karena melalui pendidikan sikap tingkah laku manusia dapat meningkat dan berubah citra sosialnya. Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga. Menurut Amiruddin,dkk 2004 yang menyatakan bahwa pendidikan ibu mempengaruhi ibu anemia atau ibu tidak anemia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan dari 22 responden ibu anemia mayoritas pendidikan SMP sebanyak 10 responden 45.5, sedangkan ibu tidak anemia mayoritas pendidikan tamatan SMU dan sarjana sebanyak 20 responden 90.9. Hal ini sesuai dengan pendapat Steven 2005 bahwa ibu yang memiliki pendidikan yang tinggi akan semakin mudah menyerap dan memahami apabila mendapat informasi mengenai masalah kesehatan pada kehamilan. Pekerjaan dan penghasilan dapat menggambarkan tingkat social ekonomi. Dari table 5.1 dapat dilihat bahwa 29,5 ibu hamil memiliki penghasilan dibawah upah minimum regional dan 70,5 memiliki penghasilan standar artinya bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke puskesmas berpenghasilan diatas upah minimum. Ibu hamil yang tergolong dalam status ekonomi menengah kebawah dapat mempengaruhi anemia kehamilan. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penghasilan ibu hamil terhadap mempengaruhi kejadian anemia. Hal ini sesuai dengan pendapat Fishkar 1993 yang menyatakan bahwa sosial ekonomi dapat mempengaruhi kejadian anemia. Universitas Sumatera Utara 3.2.Karakteristik Taksiran Berat Janin Pemeriksaan pertumbuhan berat janin penting dilakukan selama masa kehamilan karena pemeriksaan ini merupakan salah satu indikator atau yang menentukan kesejahteraan janin. Dari tabel 5.3 hasil penelitian berdasarkan usia ibu hamil ibu anemia dan tidak anemia mayoritas usia 20 – 35 tahun dengan taksiran berat janin ibu anemia 1500 gram dan ibu tidak anemia 2500 gram. Hal ini berbeda dengan penelitian Gayatri, dkk 2003 yang menyatakan bahwa semakin tua usia ibu maka kecenderungan yang terjadi adalah bayi yang dilahirkan mengalami peningkatan berat lahir namun pada ibu 40 tahun ditemukan berat bayi yang dilahirkan menurun kembali. Dari hasil penelitian mayoritas responden ibu anemia memiliki taksiran berat janin 1500 gram pada usia kehamilan 28 – 31 minggu. Sebagian besar taksiran berat janin ibu anemia rendah, namun ada terdapat taksiran berat janin ibu anemia normal. Hal ini mungkin saja terjadi dikarenakan pada ibu anemia mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat untuk pertumbuhan janinnya karena makanan yang sehat dan baik tidak harus mahal, ibu hamil dapat mengkonsumsi makanan yang bergizi tapi murah. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Mochtar 1998 yang menyatakan bahwa kehamilan 28 minggu berat janin normal 1100 gram dan usia kehamilan 32-35 minggu berat janinnya 1800 gram. Namun hasil penelitian ini sesuai dengan taksiran janin ibu tidak anemia persentase taksiran berat janin mayoritas 2500 gram dengan usia kehamilan 32 – 35 minggu. Berdasarkan karakteristik gravida responden ibu anemia mayoritas responden multigravida dimana ibu anemia taksiran berat janin 1500 gram dan taksiran berat berat janin ibu tidak anemia 2500 gram. Hasil ini berbeda dengan pendapat Gayatri, Universitas Sumatera Utara dkk 2003 yang menyatakan bahwa pada ibu gravida yang telah melahirkan jumlah anak yang banyak maka berat janin meningkat. Menurut Amiruddin,dkk 2004 yang menyatakan bahwa pendidikan ibu mempengaruhi berat janin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan pendidikan responden tamatan Sarjana dan SMA memiliki taksiran berat janin normal sedangkan responden tamatan SMP dan SDmemiliki taksiran berat janin rendah. Pekerjaan dan penghasilan dapat menggambarkan tingkat sosioekonomi. Dari table 5.3 dapat dilihat taksiran berat janin 1500 – 2500 gram memiliki penghasilan dibawah upah minimum regional dan taksiran berat janin 2500 memiliki penghasilan standar artinya bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke puskesmas berpenghasilan diatas upah minimum. Ibu hamil yang tergolong dalam status ekonomi menengah kebawah dapat mempengaruhi pertumbuhan berat janin tidak normal. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penghasilan dan pekerjaan ibu hamil terhadap taksiran berat janin. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyaan Admin 2006 yang menyatakan bahwa tingkat sosio ekonomi yang rendah dapat mempengaruhi berat lahir. 3.3.Perbedaan taksiran berat janin ibu anemia dengan ibu tidak anemia 1. Perbedaan taksiran berat janin ibu yang anemia dan tidak anemia berdasarkan usia kehamilan 28 – 36 minggu. Taksiran berat janin ibu yang anemia dan tidak anemia terdapat perbedaan. apabila dilihat dari rata –rata total taksiran berat janin, Taksiran berat janin ibu yang anemia lebih rendah dibanding dengan taksiran berat janin ibu tidak anemia. Total Universitas Sumatera Utara perbandingan ini diperoleh dari selisih taksiran berat janin ibu yang anemia dan tidak anemia berdasarkan usia kehamilan 28 – 36 minggu. Dari lampiran 1, rata-rata besar perbandingan taksiran berat janin usia kehamilan 28 minggu sebesar 300 gram, usia kehamilan 29 minggu sebesar 500 gram, usia kehamilan 30 minggu sebesar 600 gram, usia kehamilan 31 minggu sebesar 500 gram, usia kehamilan 32 minggu sebesar 600 gram, usia kehamilan 33 minggu sebesar 100 gram, usia kehamilan 34 minggu sebesar 500 gram, usia kehamilan 35 minggu tidak terdapat perbandingan, usia kehamilan 36 minggu sebesar 700 gram. Hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu anemia memiliki taksiran berat janin tidak normal 59,1 dan terdapat 40,9 taksiran berat janin ibu anemia normal. Sedangkan taksiran berat janin ibu tidak anemia 100 normal. Uji independent t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara taksiran berat janin ibu anemia dan ibu tidak anemia di Puskesmas Kentara Kabupaten Dairi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Edwisaraswati, dkk 1998 yang menemukan bahwa anemia pada batas kadar Hb kurang dari 11gr merupakan resiko untuk melahirkan BBLR mungkin saja karena berpengaruh terhadap fungsi hormon maupun fisiologis ibu. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian pada analisa bivariat menemukan bahwa anemia batas Hb 9gr ditemukan secara statistik ibu hamil tidak melahirkan BBLR. Sementara hasil penelitian dengan multivariat dengan memperhatikan masalah riwayat kehamilan sebelumnya menunjukkan bahwa ibu hamil penderita anemia merupakan resiko untuk melahirkan BBLR 4.2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita anemia Lubis, 2003. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada perbedaan taksiran berat janin ibu anemia dengan ibu tidak anemia. Pernyataan ini didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan, seperti penelitian Steer 1995 yang mengkonfirmasikan bahwa Hb yang rendah beresiko 5 kali lipat melahirkan bayi BBLR. Jumairah, dkk 1999 menunjukkan tentang anemia gizi bahwa ada hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi baru lahir, dimana semakin tinggi Hb ibu hamil semakin tinggi berat bayi yang dilahirkan. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitiaan Lee, dkk 2006 yang melakukan penelitian pada ibu hamil di Korea yang menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan dari ibu yang anemia melahirkan bayi dengan berat rendah. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai perbedaan taksiran berat janin berdasarkan rumus Niswander di Puskesmas Kentara Kabupaten Dairi.

1. Kesimpulan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

7 31 100

PERBEDAAN KARAKTERISTIK IBU PADA ANAK YANG MENGALAMI ANEMIA DAN TIDAK ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III KOTA Perbedaan Karakteristik Ibu Pada Anak Yang Mengalami Anemia Dan Tidak Anemia Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta.

0 2 10

FAKTOR RESIKO KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JENAWI Faktor Resiko Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Jenawi

0 3 16

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 2

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 7

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 14

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 1 5

Perbandingan Taksiran Berat Janin Antara Ibu Obesitas Dan Ibu Tidak Obesitas Berdasarkan Rumus Dare Di Klinik Bersalin Sumiariani Medan Johor

0 0 26

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Ngam

0 0 11

STUDI KASUS PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN ANEMIA BERAT DI PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Studi Kasus pada Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia Berat di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 8