SETSUZOKUJOSHI 接続助詞 SHUUJOSHI 終助詞 JENIS-JENIS JOSHI

6. 今日はどこへお出かけですか。 Kyou wa doko e odekake desuka. Hari ini akan keluar kemana ? . 7. 私がします。 Watashiga shimasu. Sayalah yang akan mengerjakannya . 8. 服やくつやかばんなどを買いました。 Fuku ya kutsu ya kaban nado o kaimashita. Saya telah membeli pakaian, sepatu, tas dan lain-lain . 9. 知りませんから、言えません。 Shirimasen kara, iemasen. Karena saya tidak tahu, maka saya tak dapat mengatakannya . 10. きょうはきのうよりずっと暑いです。 Kyou wa kinou yori zutto atsui desu. Hari ini jauh lebih panas dari pada kemarin .

2.2.3 SETSUZOKUJOSHI 接続助詞

Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat. Umumnya di pakai setelah yougen atau setelah jodoushi untuk melanjutkan kata-kata yang ada pada bagian hidupnya. Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya tari, ba, nagara, ga, shi, node, noni, kara, keredemo, dan te. Universitas Sumatera Utara Contoh: 1. 雨が降ったり病んだりしています。 Ame ga futtari yandari shite imasu. Hujan sebentar turun sebentar berhenti 2. 早ければ早いほどいいです。 Hayakereba hayai hodo ii desu. lebih cepat lebih bagus . 3. 父はいつもテレビを見ながらごはんを食べます。 Chichi wa itsumo terebi o minagara gohan o tabemasu. Ayah selalu makan sambil menonton TV . 4. 風が吹きます。 Kaze ga fukimasu. Angin bertiup 5. 彼女はきれいだし、優しいしょうねんです。 Kanojo wa kirei dashi yasashii shounen desu. Dia adalah pemudi yang cantik dan lembut pula . 6. あまり寒いのでかぜをひきました。 Amari samui node kaze o hikimashita. Karena terlalu dingin saya masuk angin 7. 金もないのに贅沢をしています。 Kane mo nai noni zeitaku o shite imasu. Padahal tidak ada uang tetapi dia hidup boros Universitas Sumatera Utara 8. 日は東から出ます。 Hi wa higashi kara demasu. Matahari terbit dari sebelah timur 9. あなたは優しいけれども、私には難しい。 Anata wa yasashii keredomo, watashi ni wa muzukashi desu. Bagimu mudah, tapi bagi ku susah 10. たばこを吸ってはいけません。 Tabako o sutte wa ikemasen. Dilarang merokok

2.2.4 SHUUJOSHI 終助詞

Shuujoshi dipakai pada akhir kalimat atau pada akhir bagian bagian kalimat bunsetsu untuk menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, larangan, dan sebagainya Tadasu, dalam Sudjianto 1989:143-144. Shuujoshi diantaranya dipakai untuk menyatakan suatu perasaan kandoo yang dirasakan pembicara pada waktu mengucapkannya. Fungsi shuujoshi seperti ini dimiliki juga oleh kelas kata interjeksi kandooshi. Sehingga ada juga yang menyebutkan shuujoshi ini dengan istilah kandoojoshi Sudjianto, 2000:69-70. Partikel yang termasuk ke dalam shuujoshi misalnya ka, kashira, na, ne, no, sa, tomo, wa, yo, ze, zo. Contoh : 1. これが何か、分かりますか。 Kore ga nani ka, wakarimasuka. Tahukah kamu apa ini Universitas Sumatera Utara 2. 彼は病気なのかしら。 Kare wa byouki na no kashira. Apa dia sakit ya 3. いたずらをするな。 Itazura o suru na. Jangan nakal 4. 私ね、絶対そんなことはしない。 Watashi ne, zettai sonna koto wa shinai. Saya ya,pasti tak akan melakukan hal seperti itu 5. どうしたの。 Dou shita no. Ada apa dengan mu ? 6. 子供にだってできるさ。 Kodomo ni datte dekiru sa. Anak kecil saja bisa lho 7. いいとも。 Ii tomo. Tentu saja boleh 8. 知らないわ。 Shiranai wa. Saya tidak tahu deh 9. そうしてはいけないよ。 Sou shite wa ikenai yo. Universitas Sumatera Utara Tidak boleh berbuat begitu 10.さあ、今から出かけるぜ。 Saa, ima kara dekakeru ze. Nah, saya pergi sekarang 11. 先に行くぞ。 Saki ni iku zo Saya pergi deluan nih 2.3 RAGAM BAHASA PRIA DANSEIGO DALAM BAHASA JEPANG Ragam bahasa pria di dalam bahasa Jepang disebut danseigo 男性語 . Diambil dari kata ‘’ 男性 ‘’ yang berarti prialaki-laki dan ‘’ 語 “ yang berarti bahasa. Danseigo adalah sebuah variasi bahasa Jepang yang digunakan oleh kaum pria untuk merefleksikan maskulinitas penuturnya sebagai insan yang tegas, kuat, penuh percaya diri, cepat mengambil keputusan dan penuh kepastian. Bahasa laki-laki biasanya tegas, langsung, kasar dan sering kali seperti alasan kepada bawahan. Menurut Reiichi dalam Agustrin Ningsi menyatakan 1990 : 2 pada umumnya cara berbicara pria sangat dominan, ketegasannya kuat. Terbuka dan ingin memiliki wibawa. Sedangkan cara berbicara wanita sangat bersifat lemah lembut, halus, kooperatif, dan bersifat tidak langsung. Keberadaan gaya bahasa yang secara tegas membedakan jenis kelamin tersebut merupakan karakteristik bahasa Jepang, Jorden dalam Agustrin Ningsi 1989 : 250. Danseigo dipakai pada situasi tidak formal, sedangkan pada situasi formal hampir tidak ada perbedaan pria-wanita dalam pemakaian bahasa, Takamizawa dalam Agustrin Ningsi 2002:176. Universitas Sumatera Utara Dalam percakapan sehari-hari pria jarang menggunakan ragam bahasa hormat. Kata-kata yang termasuk danseigo di dalam bahasa Jepang antara lain ore, oyaji, ofukuro, dan bahasa pria danseigo mempunyai partikel-partikel dan partikel tersebut masuk ke bagian shuujoshi. Beberapa partikel shuujoshi ada yang hanya digunakan oleh pria saja dan juga ada digunakan oleh wanita saja. Dimana dengan pemakaiannya kita dapat segera mengerti apakah penutur seorang pria atau seorang wanita. Dan sebagian lagi bersifat netral yang dapat digunakan oleh keduanya. Universitas Sumatera Utara BAB III PENGGUNAAN BAHASA PRIA DANSEIGO DALAM BAHASA JEPANG Penggunaan bahasa pria danseigo dalam bahasa Jepang ada bermacam- macam diantaranya yaitu :

3.1. DAYO