Anggraini, 2008. Pakar lingkungan sependapat bahwa timbal merupakan kontaminan terbesar dari seluruh debu logam di udara Winarno, 1993 dalam
Anggraini, 2008. Beberapa penelitian mengenai timbal pernah dilakukan antara lain:
penelitian Ferdiaz 1992 melaporkan bahwa polusi timbal yang terbesar berasal dari pembakaran bensin. Menurut Wade, dkk., 1993 timbal organik seperti TEL
dan MTL banyak digunakan sebagai bahan aditif bensin, tetapi penggunaannya berkurang secara drastis di Amerika Serikat mulai tahun 1970-an sedangkan di
Mexico TEL dan TML digunakan sebagai bahan aditif bensin sejak 5 tahun yang lalu. Meskipun populasi yang terpapar timbal mengalami penurunan, keracunan
yang bersifat kronis masih menjadi masalah kesehatan umum di Meksiko dan seluruh dunia yang berdampak jutaan anak-anak dan orang dewasa Todd, dkk.,
1996; Bodgen, dkk., 1997. Timbal yang diabsorpsi diangkut oleh darah ke organ–organ tubuh
sebanyak 95, timbal dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian timbal plasma dalam bentuk yang dapat berdifusi dan diperkirakan dalam keseimbangan dengan
pool Pb tubuh lainnya yang dibagi menjadi dua yaitu ke jaringan lunak sumsum tulang, sistem saraf, ginjal, hati dan ke jaringan keras tulang, gigi, kuku,
rambut. Pajanan melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan terutama oleh Pb karbonat dan Pb sulfat. Masukan timbal 100 hingga 350 μghari dan 20
μghari diabsorbsi melalui inhalasi uap timbal dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Maka sejalan dengan lama dan tingkat pemaparan terhadap partikel timbal, maka hal tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan salah satunya
adalah gangguan profil darah Palar; 1994.
2.1.2. Keracunan Timbal Pb
Ukuran keracunan suatu zat ditentukan oleh kadar dan lamanya pemaparan. Keracunan dibedakan menjadi keracunan akut dan keracunan kronis.
Keracunan akut yaitu keracunan yang terjadi sebagai akibat pemaparan yang terjadi dalam waktu relatif singkat dapat terjadi dalam waktu 2-3 jam, dengan
kadar yang relatif besar. Keracunan akut yang disebabkan oleh timbal biasanya
Universitas Sumatera Utara
terjadi karena kecelakaan misalnya: peledakan atau kebocoran yang tiba-tiba dari uap logam timbal. Kerusakan sistem ventilasi di dalam ruangan. Keracuan yang
kronis yaitu terjadi karena absorbsi timbal dalam jumlah kecil, tetapi dalam jangka waktu yang lama dan terakumulasi dalam tubuh. Durasi waktu dari
pemulaan terkontaminasi sampai terjadi gejala atau tanda-tanda keracunan mungkin di dalam beberapa bulan bahkan sampai beberapa tahun Ariens, 1978.
Keracunan yang disebabkan oleh timbal dalam mempengaruhi berbagai jaringan dan organ tubuh. Organ-organ tubuh yang menjadi sasaran dari keracunan timbal
adalah sistem peredaran darah, sistem saraf, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem endokrin dan jantung Palar, 1994.
2.1.3. Bentuk-Bentuk Utama Keracunan timbal Pb
Adapun bentuk-bentuk utama keracunan timbal adalah:
1 Keracunan timbal anorganik
a. Keracunan akut Keracunan akut timbal anorganik sekarang jarang terjadi, keracunan ini
biasanya disebabkan oleh inhalasi timbal oksida dalam jumlah besar di industri atau pada anak kecil yang disebabkan karena tertelannya cat yang mengandung
timbal dalam dosis besar. Bila absorbsi timbal lebih lambat, maka kolik abdomen dan ensefalopati dapat ditemukan dalam beberapa hari. Gangguan yang
menyerupai keracunan timbal yaitu appenditis, ulkus peptik dan pankreatitis. b. Keracunan kronis
Manifestasi keracunan kronik timbal yang paling sering adalah kelemahan, anoreksia keguguran, tremor, turunnya berat badan, sakit kepala dan gejala-gejala
saluran pencernaan. Hubungan nyeri abdomen yang berulang dan kelemahan otot penggerakan tanpa nyeri menunjukkan kemungkinan adanya keracunan timbal.
Gejala neurologik paling khas yang ditemukan pada keracunan kronik timbal adalah wristdrop pergelangan tangan terkulai. Diagnosis keracunan timbal
Universitas Sumatera Utara
ditegaskan dengan mengukur kadar timbal dalam darah dan mengidentifikasikan kelainan metabolisme porfirin.
2 Keracunan Pb organik
Keracunan timbal organik biasanya disebabkan oleh Pb tetraetil atau tetrametil, yang digunakan sebagai zat anti-knock dalam bensin. Pb organik sangat
mudah menguap dan larut dalam lemak. Jadi zat ini dapat dengan mudah di absorbsi melalui kulit dan saluran pernafasan. Keracunan Pb organik yang berat
dapat menimbulkan gangguan akut sistem saraf pusat. Hal ini dapat berkembang dengan cepat, menimbulkan halusinasi, imsomnia, sakit kepala, dan iritabilitas
mirip gejala putus alkohol berat.
Tabel 2.1. Tingkat keracunan Pb dalam darah pada anak-anak Kelompok
Kadar Pb di darah Efek pada anak- anak
1 10 μgdL
Gangguan Belajar
Gangguan Pendengaran 2a2b
10- 14 μgdL 15-19
μgdL Pertumbuhan lamban,
masalah belajar Sakit kepala,
berat badan
menurun 3
20- 44 μgdL
gangguan system saraf 4
45- 69 μgdL
Anemia, nyeri perut yang hebat
5 69 μgdL
Kerusakan otak
mengakibatkan kematian
Sumber: Center For Disease and Prevention, 2000
Universitas Sumatera Utara
Pb organik relatif sedikit menimbulkan kelainan hematologi. Pb tetraetil dan tetrametil dimetabolisme oleh hati menjadi Pb trialkil dan anorganik. Pb
trialkil berperan penting pada sindrom keracunan akut. Kebanyakan pemaparan Pb organik terjadi pada waktu pembersihan tangki penyimpanan bensin atau
terhisapnya bensin yang mengandung Pb. Pemaparan Pb organik yang masif menimbulkan kejang-kejang yang dapat berakhir dengan koma dan kematian.
Kadar Pb dalam darah dan urine relatif tidak dapat dipercaya pada keracunan Pb tetapi dapat dievaluasi ke depan setelah bekerja 10 tahun tetapi tergantung dari
jumlah paparan dan lama bekerja Katzung, 1984.
2.1.4. Efek timbal Pb pada darah