BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Pada  penelitian  ini  lokasi  penelitian  dilakukan  di  Laboratorium  Biologi Fakultas  MIPA  dan  Laboratorium  Histologi  Fakultas  Kedokteran  USU.  Hewan
percobaan ditempatkan di suatu ruangan khusus tempat pemeliharan mencit. Dan hewan percobaan dibagi dalam tiga kandang sesuai dengan kelompok perlakuan,
yaitu  kandang  satu  K1  sebagai  kelompok  kontrol,  kandang  dua  K2  yaitu kelompok perlakuan yang diberi Pb asetat dan kandang tiga K3 yaitu kelompok
perlakuan yang diberi Pb asetat dan Madu.
5.1.2. Karakteristik Sampel
Sampel  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  berupa  mencit  jantan,  umur 8-11  minggu,  sehat  dengan  berat  badan  25-35  gr dan  tidak  tampak  abnormalitas
anatomi.  Jumlah  sampel  pada  penelitian  ini  sebagai  berikut,  kelompok  K1 kontrol  sebanyak  sembilan  ekor,  kelompok  K2  Pb  asetat  sebanyak  sembilan
ekor, dan kelompok K3 Pb asetat dan Madu sebanyak sembilan ekor.
5.1.3. Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Erythrocyte basophilic stippling
Pengaruh  pemberian  Pb  100  mg  kgBB  hari  Anggraini,  2008  dan pemberian Pb dengan madu 0,04 ml 20 grBB hari Dewi, 2010 terhadap jumlah
erythrocyte basophilic stippling dapat dilihat di tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Distribusi erythrocyte basophilic stippling pada kelompok perlakuan n=27 ekor
Kontrol 9ekor P1 9ekor
P2 9ekor
14 8
22 7
19 4
10 6
10 4
14 5
22 7
34 6
17 7
Jumlah 162
54
Rata- rata
18 6
Keterangan: Jumlah erythocyte basophilic stippling yang dihitung dalam 1000 eritosit tiap mencit dibawah mikroskop cahaya.
Menurut derajat keparahan dihitung dalam 1000 eritrosit: 0= tidak dijumpai basophilic stippling
1= dijumpai 1 - 30 Basophilic Stippling dari 1000 eritrosit 2= dijumpai 31 - 60 Basophilic Stippling dari 1000 eritrosit
3= dijumpai  61 - 100 Basophilic Stippling dari 1000 eritrosit Namun, berdasarkan jumlah erythocyte basophilic stippling yang didapati
sesuai  tabel  distribusi  diatas,  jumlah  erythocyte  basophilic  stippling  tidak memenuhi  kriteria  derajat  keparahan  tersebut.  Oleh  karena  itu,  perhitungan  uji
statistiknya  langsung  memasukan  data  dari  distribusi  erythocyte  basophilic stippling.
Dari hasil uji normalitas data lampiran 2, didapat bahwa P = .026 dan P= .001  yang  diuji  masing-masing  dengan  uji  Kolmogrov-Smirnov  dan  uji  Shapiro-
Wilk.  Kedua  nilai  P  dibawah  0.05,  maka  didapat  bahwa  data  dari  jumlah erythrocyte basophilic stippling tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Karena  dari  uji  normalitas  data  Basophilic  stippling  tidak  berdistribusi normal, maka tidak dapat dilakukan dengan uji Anova, oleh karena itu dilanjutkan
dengan uji statistik non-parametrik yaitu Kruskal-Wallis Test. Berdasarkan data hasil uji Kruskal-Wallis Test lampiran 2, didapatkan P
value    0.001.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  terdapat  perbedaan yang signifikan nilai basophilic stippling pada ketiga kelompok perlakuan.
Hasil analisis statistik penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata-rata  yang  bermakna  antara  kelompok  kontrol  dengan  perlakuan,  akan  tetapi
untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan masing-masing kelompok tersebut, maka dilanjutkan dengan uji Mann- whitney.
Tabel 5.2. Hasil uji Mann- Whitney Basophilic stippling pada kelompok perlakuan  n=27
Variabel Pvalue
Kontrol: P1 0.001
Kontrol: P2 0.001
P1: P2 0.001
Pada  uji  Mann-Whitney  didapatkan  bahwa  antar  kelompok  terdapat perbedaan  yang  signifikan.  Mencit  dengan  perlakuan  Pb  saja  Kontrol-P1
didapatkan  p    0.001,  yang  berarti  Ho  ditolak,  hal  tersebut  menjelaskan  bahwa terdapat  perbedaan  yang  signifikan  jumlah  erythrocyte  basophilic  stippling  pada
kedua kelompok perlakuan tersebut. Dimana  hal  tersebut menjelaskan  bahwa Pb menyebabkan toksik pada eritrosit secara signifikan.
Sementara  itu  antara  kelompok  kontrol  dengan  mencit  yang  diberi perlakuan  Pb  dan  Madu  juga  terdapat  perbedaan  yang  signifikan.  Hal  tersebut
dapat  memberikan  penjelasan  bahwa  Pb  memang  terbukti  toksik  pada  eritrosit. Namun,  untuk  memberi  penjelasan  bahwa  madu  dapat  mengurangi  jumlah
erythrocyte  basophilic  stippling,  maka  diuji  antara  kelompok  perlakuan  Pb  P1 dan  perlakuan  Pb  dan  madu  P2.  Hasil  p    0.001,  maka  menjelaskan  bahwa
Universitas Sumatera Utara
pemberian  madu  0,04  ml  20  grBB  hari  dapat  menurunkan  jumlah  erythrocyte
basophilic stippling eritrosit secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan