Nissye Dian Lestari : Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi 1981- 1990, 2009.
BAB II GAMBARAN UMUM DESA HITAM ULU I
2.1 Propinsi Jambi
Propinsi Jambi memiliki lebih kurang 60 merupakan dataran rendah, dan lebih
kurang 40 merupakan dataran tinggi. Daerah dataran rendahnya terdiri dari 45 dataran kering dan 55 daerah rawa-rawa berada pada ketinggian lebih kurang 12,5 meter dari
permukaan laut. Daerah ini memiliki kekayaan hutan tropis karena wilayahnya memiliki iklim tropis
basah dengan beberapa variasi, rata-rata curah hujan berkisar antara 2500-4000 milimeter per tahun di dataran tinggi pegunungan dan antara 2000-3000 milimeter per tahun di
dataran rendah. Tanah di Propinsi Jambi sebahagian besar terdiri dari jenis tanah podsolik yang terdapat di bagian tengah Propinsi Jambi. Di daerah bagian pantai timur terdapat
orgonosol dan glay humus, sedangkan di daerah-daerah bukit pegunungan bagian barat terdapat tanah andosol, regosol dan latosol.
Wilayah Propinsi Jambi yang memiliki dataran rendah yang luas ialah Kabupaten Sarolangun Bangko. Kabupaten ini terletak 1,22
-2,22 Lintang Selatan dan 101,30
- 103,15
Bujur Timur, dengan luas wilayah 14.200 Kilometer persegi, dimana sebelah
Utaranya berbatasan dengan : Kabupaten Bungo Tebo, Timur : Kabupaten Batang Hari, Selatan : Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan, Barat : Kabupaten Kerinci. Dengan 9
kecamatan yaitu Bangko, Jangkat, Tabir, Sungai Manau, Sarolangun, Pauh, Limun,dan
Nissye Dian Lestari : Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi 1981- 1990, 2009.
terakhir Batang Asai
13
Selama Repelita I dan II Propinsi Jambi telah mengusahakan peningkatan produksi tanaman pangan, pembangunan di segala bidang namun usaha tersebut belum dapat
mengatasi isolasi daerah secara tuntas . Daerah-daerah ini merupakan salah satu pilihan daerah untuk
program itu. Dan Sarolangun Bangko merupakan daerah potensial untuk perkembangan pertanian dikarenakan terletak di dataran rendah dan dataran tinggi yang subur dengan
hutan yang begitu luas dengan hasil hutannya yang banyak serta yang lebih pentingnya lagi adalah sedikitnya penduduk asli yang mendiami daerah tersebut.
14
Wilayah Pembangunan V meliputi Kabupaten Kerinci dengan pusat pengembangan di Sungai Penuh, dan yang merupakan daerah belakangnya adalah Air Hangat,
. Dalam usaha tersebut pemerintah melibatkan seluruh wilayah Propinsi Jambi ke
dalam kegiatan pembangunan, selama Repelita III diadakan kebijaksanaan untuk membagi daerah ini menjadi 4 wilayah. Berdasarkan perkembangan sampai pada akhir Repelita III
dan seterusnya berubah menjadi menjadi 5 wilayah yaitu ; Wilayah Pembangunan I meliputi wilayah Kotamadya Jambi, Kabupaten
Batanghari, Kecematan Pauh dan Kecamatan Tebo Ilir dengan Kotamadya Jambi sebagai pusat pengembangannya. Wilayah ini menghasilkan terutama barang-
barang hasil industri dan kerajinan, karet, dan hasil-hasil hutan. Wilayah Pembangunan II meliputi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung dengan
pusat pengembangannya di Kuala Tungkal. Wilayah ini menghasilkan padi di daerah pasang surut, ikan, kelapa, dan hasil-hasil hutan.
Wilayah Pembangunan III meliputi Kabupaten Bungo Tebo dengan pusat pengembangannya di Muara Bungo, dan Tanah Tumbuh, Rantau Pandan, Tebo Ulu,
Jujuhan, Rimbo Bujang dan Tebo Tengah sebagai daerah belakangnya. Daerah ini menghasilkan karet dan hasil hutan.
Wilayah Pembangunan IV meliputi Kabupaten Sarolangun Bangko dengan Bangko sebagai pusat pengembangan, dan Sungai Manau, Muara Siau, Jangkat, Bangko,
Tabir, Muaro Limun, Batang Asai dan Sarolangun sebagai daerah belakangnya. Daearh ini menghasilkan karet, hasil hutan, cassiavera, cengkeh dan kopi.
13
Rudini, dkk. Op.cit, hlm 256.
14
Ibid, hlm 259.
Nissye Dian Lestari : Masyarakat Transmigran Jawa Di Desa Hitam Ulu I, Kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi 1981- 1990, 2009.
Gunung Raya, Sungai Penuh, Gunung Kerinci, Sitinjau Laut dan danau Kerinci. Daerah ini menghasilkan cassiavera, cengkeh, teh, kopi, beras, dan sayur-sayuran.
15
Untuk mendukung terlaksananya program pembangunan nasional dan daerah secara lebih merata, seperti yang digariskan dalam Trilogi Pembangunan
16
Desa Hitam Ulu I membujur dari 1 52’ Lintang Selatan hingga 2
4’ Lintang Selatan dan 102
16’ hingga 102 40’ Bujur Timur. Berada di wilayah Kecamatan Tabir Kabupaten
Sarolangun Bangko Propinsi Jambi. Dengan iklim dipengaruhi 2 dua musim yaitu musim kemarau dari bulan April sampai dengan bulan September, sedangkan bulan Oktober
, maka kebijaksanaan umum pembangunan daerah Jambi diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian
dalam arti luas, yang mencakup peningkatan produksi pangan, tanaman perdagangan komiditi ekspor, peternakan, perikanan, dan kehutanan, yang semuanya dikaitkan dengan
peningkatan pendapatan masyarakat serta perluasan kesempatan kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut diadakan usaha ekstensifikasi, diversifikasi, intensifikasi di bidang produksi
dan rehabilitasi prasarana dan sarana pertanian, peningkatan fungsi irigasi yang telah ada, dan pembangunan irigasi baru. Oleh sebab itu demi mencapai laju pertumbuhan
perekonomian daerah Jambi, maka transmigrasi merupakan salah satu program terpenting jalan keluar bagi pemerintah Propinsi Jambi untuk mewujudkan Trilogi Pembangunan
tersebut.
2.2 Letak Geografis Hitam Ulu I