Perbandingan Kasus Pewarisan Analisis Data

kembali ke rumah keluarga asalnya yaitu ke rumah saudara perempuannya. Dengan kembalinya saudara laki-laki tersebut ke keluarga asal maka tanggung jawab terhadapnya merupakan kewajiban saudara perempuannya.

2. Perbandingan Kasus Pewarisan

1 Kasus Pewarisan Islam Jika yang meninggal Istri dan ahli warisnya adalah: ™ Suami ™ Dua anak laki-laki ™ Satu orang anak perempuan Seorang mayit meninggalkan ahli waris terdiri dari seorang suami, dua orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Harta waris yang ada merupakan harta bersama yang totalnya Rp. 100.000.000. Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan jenazah seluruhnya berjumlah Rp. 10.000.000, wasiat tidak ada, hutang juga tidak ada. Pertanyaan: Siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagian tiap-tiap ahli waris tersebut ? Penyelesaian: a Menghitung harta peninggalan mayit Antara suami dan istri adalah saling mewarisi, tergantung siapa yang terlebih dahulu meninggal dunia. Apabila salah seorang dari suami istri meninggal dunia, maka sebelum harta waris dibagikan perlu dipisahkan antara hak milik suami dan harta milik istri. Apabila harta diperoleh selama dalam ikatan perkawinan berlangsung, maka menurut KHI disebut harta bersama. Bagi janda atau duda yang ditinggal mati, berhak mendapat separuhnya di luar hak warisnya sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam perjanjian perkawinan. Jadi, jumlah harta peninggalan mayit adalah : = ½ x Rp. 100.000.000 = Rp. 50.000.000 b Menghitung harta waris yang dapat dibagikan Harta waris yang dapat dibagikan kepada ahli waris adalah harta peninggalan mayit setelah dikurangi untuk membayar perawatan jenazah, wasiat dan hutang tidak ada. = Rp. 50.000.000 – Rp. 10.000.000 = Rp. 40.000.000 c Menentukan ahli waris yang berhak Karena ada anak laki-laki, maka saudara terhalang terhijab mendapat waris. Sehingga yang berhak mendapat waris adalah: - Suami - Dua anak laki-laki - Satu orang anak perempuan Dalam hal ini, suami termasuk ke dalam Dzawil Furudh ahli waris yang tertentu yakni mendapat ¼ bagian warisnya. Oleh karena itu, suami didahulukan pembagiannya dan sisanya dibagikan kepada anak laki-laki dan anak perempuan. Hasilnya adalah sebagai berikut ini: Jumlah harta = 40.000.000 ™ Suami = 4 1 x 40.000.000 = 10.000.000 - 30.000.000 - anak laki-laki 1 = 2 bagian - anak laki-laki 2 = 2 bagian - anak perempuan = 1 bagian ½ laki-laki - Total bagian = Maka, ™ anak laki-laki 1 = 5 2 x 30.000.000 = 12.000.000 ™ anak laki-laki 2 = 5 2 x 30.000.000 = 12.000.000 ™ anak perempuan = 5 1 x 30.000.000 = 6.000.000 Bagian suami, disamping mendapat waris sebesar Rp. 10.000.000, ditambah juga dengan harta miliknya yang telah dipisahkan dari harta bersama sebesar Rp. 50.000.000 sehingga total hartanya Rp. 60.000.000. Tabel 4.1 Pewarisan Menurut Hukum Islam Dengan Sistem Bilateral Studi Kasus Jika Istri yang Meninggal Keterangan : = istri ibu = suami ayah = anak perempuan = anak laki-laki = harta diwariskan ke 2 Kasus Pewarisan Adat Minangkabau Jika yang meninggal Istri dan ahli warisnya adalah: 1 Suami 2 Dua anak laki-laki 3 Satu orang anak perempuan Pertanyaan: Seorang mayit meninggalkan ahli waris terdiri dari seorang suami, dua orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Harta waris yang ada merupakan harta bersama yang totalnya Rp. 100.000.000. Siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagian tiap-tiap ahli waris tersebut ? Penyelesaian: 1 Suami Suami tidak mendapat hak waris, karena suami bukan merupakan keturunan satu suku seibu matrilineal. 2 Satu orang anak perempuan Satu orang anak perempuan mendapat hak waris penuh dari ibunya karena merupakan keturunan satu suku seibu matrilineal. 3 Dua anak laki-laki - Kedua anak laki-laki tidak mendapat hak waris, tetapi berkewajiban menjadi pengawas harta saudara perempuannya. - Apabila saudara perempuannya telah mempunyai anak kemenakan, maka laki-laki tersebut menjadi mamak dari kemenakan tersebut dan wajib bertanggung jawab terhadap pewarisan harta dari saudara perempuan si laki-laki yang diwariskan kepada kemenakannya yang perempuan anak saudara perempuannya sehingga terjadi pewarisan menurut garis sesuku menurut garis keturunan ibu. Tabel 4.2 Pewarisan Menurut Hukum Adat Minangkabau Dengan Sistem Matrilineal Studi Kasus Jika Istri yang Meninggal Keterangan : = istri ibu nenek = harta diwariskan ke = suami ayah kakek = harta diawasi = anak perempuan = tidak ada hak waris = anak laki-laki mamak = anak cucu kemenakan perempuan = anak cucu kemenakan laki-laki Tabel 4.3 Perbandingan Sistem Hukum Waris Islam dengan Hukum Waris Adat Minangkabau No. Segi Perbandingan Islam Adat

1. Sistem pewarisan