Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Pada kenyataannya terjadi ketidakseimbangan antara pandangan adat dan agama dalam hal pembagian harta pusaka kepada anak laki-laki di Minangkabau. Hal ini tentu saja menimbulkan anggapan bahwa dalam pandangan adat Minangkabau, anak laki-laki memiliki status yang rendah. Ini tentu saja dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran masyarakat Minangkabau untuk menyeimbangkan hukum adat dan hukum agama dalam masalah waris. Dengan adanya latar belakang tersebut, maka saya bermaksud untuk menjelaskan konsep hak waris untuk anak laki-laki dan perempuan dari sudut pandang agama dan adat. Oleh itu judul skripsi yang akan saya ajukan berjudul “STUDI BANDING SISTEM HUKUM WARIS ADAT DENGAN HUKUM WARIS ISLAM DALAM KONTEKS FIQH MAWARIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Studi Kasus Adat Minangkabau”

B. Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah di atas, maka timbul pernyataan atau masalah sebagai berikut: 1. Implementasi hukum waris Islam dalam hukum waris adat Minangkabau tidak terlaksana secara utuh. 2. Kurang terwujudnya falsafah “Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” dalam kehidupan sosial keluarga. 3. Rendahnya status anak laki-laki dalam pandangan adat. 4. Kurangnya kesadaran masyarakat Minangkabau untuk menyeimbangkan hukum adat dan hukum agama dalam masalah waris.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arahan yang tepat, maka penulis memberi batasan dalam masalah ini, yaitu: a. Implementasi hukum waris Islam dalam hukum waris adat Minangkabau tidak terlaksana secara utuh. b. Kurangnya kesadaran masyarakat Minangkabau untuk menyeimbangkan hukum adat dan hukum agama dalam masalah waris.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “ Sejauh mana implementasi hukum waris Islam dalam pelaksanaan hukum waris adat Minangkabau dan adakah keseimbangan antara hukum Islam dan hukum adat dalam pembagian harta waris adat Minangkabau ? “

D. Tujuan Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana sistem pembagian warisan dalam Islam untuk ahli waris laki-laki dan perempuan. 2. Untuk menjelaskan perbedaan hak waris anak laki-laki dan anak perempuan dari sudut pandang adat Minangkabau.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, penulis mengharapkan adanya berbagai manfaat sebagai berikut : 1. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana sistem pembagian warisan dalam Islam untuk ahli waris laki-laki dan perempuan. 2. Untuk mendapatkan gambaran tentang perbedaan hak waris anak laki-laki dan anak perempuan dari sudut pandang adat Minangkabau

BAB II KAJIAN TEORI

STUDI BANDING SISTEM HUKUM WARIS ADAT DENGAN HUKUM WARIS ISLAM DALAM KONTEKS FIQH MAWARIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Studi Kasus Adat Minangkabau

A. Deskripsi Teoritis

1. Sistem Pembagian Harta Waris Menurut Hukum Waris Islam

a. Pengertian Hukum Waris

Hukum kewarisan Islam biasa disebut dengan faraidh. Adapun yang dimaksud dengan faraidh adalah masalah-masalah pembagian harta warisan. Kata al-fara’idh atau diIndonesiakan menjadi faraidh yakni bentuk jamak dari al-faraidhah yang bermakna al-mufradhah atau sesuatu yang diwajibkan. Artinya pembagian yang telah ditentukan kadarnya. 3 Menurut syariat, faraidh didefinisikan sebagai hukum yang mengatur pembagian harta waris, yang berdasarkan ketentuan Allah swt. dan Rasulullah saw., karena langsung bersumber dari Allah swt. Tuhan yang menciptakan manusia dan Maha Tahu kebutuhan manusia, maka hakikatnya tidak ada lagi alasan bagi manusia khususnya kaum muslimin 3 Komite Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Mesir, Hukum Waris, Jakarta: Senayan Abadi Puslishing, 2004, h. 11