Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

32 Pemulihan pecandu narkoba menurut Wilis 2001 adalah dengan melibatkan elemen keluarga atau orang-orang terdekat. Pemulihan pecandu narkoba dengan mengoptimalkan fungsi keluarga itu memungkinkan hasil-hasil sebagai berikut : tumbuh pada diri klien perasaan percaya diri, tidak menyalahkan pihak luar, mengambil tanggung jawab atas perbuatan sendiri dengan sadar atas resikonya, mendapat penghargaan dari lingkungan sehingga tumbuh motivasi untuk hidup baik, merasa sebagai anggota masyarakat yang beragama, dan akhirnya tumbuh sifat kepemimpinan terhadap diri, keluarga dan masyarakat dengan moral-religius yang baik.

2.4 Kerangka Berfikir

Sesuatu yang memabukan jika dipandang dari sudut religiusitas adalah sebagai sesuatu yang haram dan harus dihindarkan karena selain mengganggu kejiwaan juga berdampak buruk pada fisik. Indonesia sebagai Negara pancasila adalah Negara beragama yang tergambarkan pada pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing. Dalam masa perkembangan individu di Indonesia yang memiliki semangat religiusitas, rata-rata individu sudah mendapatkan bekal dan nilai religiusitas baik dari sekolah maupun orang tua. Saat penyalahguna narkoba memutuskan untuk menjalani program pemulihan atau rehabilitasi , banyak permasalahan baru yang harus dihadapinya. Diantaranya masalah psikis yang terjadi saat seorang penyalahguna narkoba atau 33 residen mengalami masa putus zat, atau saat residen harus beradapasi dengan lingkungan baru. Masa-masa peralihan atau perawatan yang dijalaninya, residen membutuhkan kunjungan baik moral maupun spiritual untuk dapat melewati kondisi berat itu. Kunjungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembalikan kesehatan fisik dan mental seseorang. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama maupun social budaya, yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Tidak hanya sehat secara jasmani namun juga rohaninya agar tidak ada keinginan untuk kembali menggunakan narkoba setelah residen dinyatakan sembuh serta kembali pada lingkungannya semula. Sebagai makhluk yang ber-Tuhan, maka menuju agama merupakan suatu cara atau usaha yang dapat dilakukan individu untuk mengatasi tuntutan yang ada. Menurut Ancok 1994 religiusitas adalah pembicaraan mengenai pengalaman atau fenomena yang menyangkut hubungan antar agama dengan penganutnya atau suatu keadaan yang ada didalam diri seseorang penganut agama yang mendorongnya untuk bertingkah laku yang sesuai dengan agamanya. Karena religiusitas seseorang tidak hanya dinilai dari apa yang dilakukannya secara ritual semata, akan tetapi dilihat dari perilaku yang muncul dan nampak sehari-hari, dari sini maka akan nampak religiusitas seseorang. Religiusitas seseorang dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktek agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dimensi pengamalan. 34 Dengan adanya kunjungan keluarga, diharapkan tingkat religiusitas pecandu narkoba atau residen dapat berkembang. Dimana adanya harmonisasi antara kunjungan keluarga dan bertambahnya tingkat religiusitas residen akan semakin memudahkan proses penyembuhan residen itu sendiri. Sadar akan fenomena ini dan betapa pentingnya kaitan antara tingkat religiusitas dan dukungan dari keluarga dalam mencegah individu di balai rehabilitasi untuk kembali menggunakan narkoba. Dari uraian di atas tergambar jelas bahwa seharusnya tingkat religiusitas dan dukungan dari keluarga dapat mencegah individu yang mengalami ketergantungan narkoba untuk kembali menggunakannya. 35

2.1. Bagan kerangka berfikir