Analisa Tentang Respon Masyarakat Terhadap Pembagian Harta Gono-
informasi tentang harta bersama yang bersumber media televisi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6. Hal ini menandakan bahwa media ini sangat
berpengaruh dalam menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya harta mengenai harta gono-gini.
Selanjutnya mengenai pengetahuan responden mengani harta bersama menunjukan lebih dari setengah atau 27 reponden mengetahuinya bahwa harta
bersama salah satunya ialah harta yang diperoleh selama pernikahan di luar harta hibah atau bawaan. Dari data tersebut jelas menunjukan bahwa pemahaman
masyarakat mengenai harta gono-gini sebagian besar hanya sebatas mengetahui keberadaanya saja hal tersebut dapat dilihat dari data sebelumnya yang
menunjukan sekitar 78 responden mengetahui keberadaan harta tersebut tentunya jumlah lebih besar ketimbang data di atas. Hal tersebut merupakan indikasi bahwa
sebagian respon hanya sebatas mengetahui saja. Pengetahuan dan pemahaman responden mengenai ada tidaknya adanya
aturan mengenai harta gono-gini sebagian kecil dari responden mengetahui dan memahami bahwa ada aturan harta gono-gini hampir setengah atau 40 responden
mengetahui adanya aturan mengenai harta bersama. Hal tersebut dapat dilihat pada table 4.8. Mengenai bentuk aturan harta gono-gini hampir setengah dari
responden mengetahui. Terkait pengetahuan responden mengenai aturan harta bersama ternyata hanya sedikit sekali atau sekitar 16 responden saja yang
mengetahui dalam bentuk apa aturan tersebut dijelaskan. Hal ini sangat kontra diktip dengan data sebelumnya yaitu data pada tabel 4.5 mengenai pengetahuan
responden yang menyebutkan bahwa sebagian besar atau 78 mengetahuinya, namun hal ini menjadi bukti bahwa pemahaman atau pengetahun responden
hanya sebatas mengetahui keberadannya saja tidak sampai mengetahui bentuk dan aturan harta bersama.
Mengenai pengetahuan responden mengani harta gono-gini dalam KHI hanya sebagian kecil atau 20 dari responden yang mengetahui hal tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.10. hal tersebut terbukti dari data penelitian selanjutnya yaitu mengenai sumber informasi dalam memperoleh pengatahuan tentang pembagian
harta gono-gini dalam KHI bahwa sedikit sekali atau sekitar 13 responden yang menjawab. Adapun pengetahuan responden mengenai salah satu bentuk harta
gono-gini dalam kompilasi hukum islam hanya sedikit sekali atau 13 responden yang mengetahui harta gono-gini dalam KHI dan juga hanya sebagian kecil yang
mengetahui kapan aturan pembagian harta bersama dalam KHI di berlakukan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.13. selanjutnya pengetahuan mengenai apa itu KHI,
hanya sedikit sekali atau 22 responden yang mengetahui apa itu KHI. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.16 dan berkenaan dengan pengetahuan responden
mengenai perbedaan harta gono-gini dengan harta bawaan, bahwa sebagian kecil atau 21 responden yang mengetahui bahwa ada perbedaan antara harta bersama
dengan harta bawaan hal tersebut dapat dilihat pada table 4.17. Dapat disimpulkan lebih dari setengah responden setuju. Untuk lebih jelasnya
lihat tabel 4.18. Mengenai prosedur penyelesaian sengketa harta bersa dapat
dilihat dalam table 4.19. Dapat disimpulkan hanya sebagian kecil dari responden
yang setuju dan lebih dari setengah dari responden tidak setuju akan prosedur tersebut. Berdasarkan pada tabel 4. Penulis simpulkan bahwa sebagian besar dari
responden setuju ketentuan pembagian harta gono-gini dalam KHI dan hanya sebagian kecil yang kurang menyetujuinya. Berdasarkan tabel 4.21 Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar dari responden setuju dengan penerapan kententuan pembagian dalam KHI dan hanya sebagian kecil dari responden yang
tidak menyetujuinya. Adapun sikap terhadap keadilan dalam ketentuan pembagian harta gono-gini
dalam KHI. Dapat disimpulkan lebih dari setengah responden setuju terhadap pernyatan bahwa pembagian harta bersama adil. Untuk lebih jelasnya penulis
paparkan dalam tabel 4.22.
Adapun sikap terhadap pembagian harta gono-gini yang menyangkut ketentuan pembagian harta bersama bagi seorang suami atau istri yang berstatus
cerai hidup dimana dalam ketentuannya suami itri mendapat setengah atau masing-masing 50. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dapat
disimpulkan lebih dari setengah responden setuju terhadap ketentuan tersebut dan hanya sebagian kecil responden yang tidak menyetujuinya. Untuk lebih jelasnya
lihat tabel 4. 23.
Adapun mengenai ketentuan harta bersama dalam KHI terhadap ketentuan pembagian harta bersama bagi yang berpoligami. Berdasarkan data penelitian
dapat disimpulkan lebih dari setengah responden setuju dengan ketentuan
tersebut. Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam tabel 4.24.
Selanjutnya sikap responden terhadap ketentuan pembagian harta gono-gini dalam KHI yang membagi harta bersama dengan pembagian separuh harta
menjadi separuh harta menjadi hak pasangan yang lebih lama bagi janda atau duda akibat ditinggal mati. Dapat disimpulkan bahwa setengah dari responden
setuju akan ketentuan pembagian harta bersama bagai suami atau istri yang bercerai dan setengah dari responden lainya tidak setuju. Untuk lebih jelasnmya
lihat tabel tabel 4.25.
Dalam hal respon yang berkaitan dengan tindakan, terhadap ketentuan pembagian harta gono-gini dalam KHI, sebagian responden atau 75 responden
menjawab setuju bahwa akan menggunakan serta memberlakukan ketentuan pembagian harta gono-gini dalam KHI tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.26. Dari data tabel di atas hal tersebut merupakan gambaran bahwa sebagian besar responden setuju untuk menggunakan aturan pembagian harta
gonop-gini dalam KHI ketimbang aturan yang ada dimasyarkat atau ketentuan adat dan tentunya hal ini sebagai indikasi bahwa ketentuan pemabgian yang
berlaku di masayarakat dinilai sudah tidak sesuai oleh karenanya adanya ketentuan pemabagian harta gon gini dalam KHI sangat di direspon baik oleh
masyarkat. Adapun yang menyangkut kecendrungan tindakan responden terkait dengan
ketentuan harta bersama jika terjadi perceraian dan tidak ditentukan lain dalam perjanjian berkaitan dengan ketentuan pembagian harta gono-gini dalam KHI
lebih dari setengah dari responden atau sekitar 53 akan memperselisihkan harta
jika terjadi percerain ketika hartanya tidak ditentukan lain dalam perjanjian. Hal tersebut menunjukan bahwa respon masyarakat tidak hanya sebatas menangggapi
tapi sudah terlihat dari tindakan nyata, tentunya hal tesebut merupakan bukti bahwa masyarkat merespon sangat baik terhadap ketentuan harta gono-gini dalam
KHI. Untuk lebih jelasnyna dapat dilihat pada data tabel 4.27. Terakhir mengenai tindakan responden dalam perkara sengketa harta gono-
gini hampir setengah reponden atau 36 responden akan memilih menyelesaikan sengketa ke Pengadilan Agama artinya bahwa tidak semua responden setuju
mengenai aturan penyelesian sengketa melalui Pengadilan Agama. Hal tersebut sekaligus menunjukkan masih banyaknya responden yang menilai bahwa jalur
pengadilan masih dianggap rumit dalam prosedurnya dan lebih memilih jalur penyelesaian melalui musyawarah dengan keluarga karena dianggap lebih mudah
dan tidak rumit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.28.