2 Kecendrungan responden, terhadap pelaksanaan ketentuan
pembagian harta gono-gini dalam KHI jika terjadi perceraian dan tidak ditentukan lain dalam perjanjian
Adapun kecendrungan responden terkait dengan ketentuan harta bersama jika terjadi perceraian dan tidak ditentukan lain dalam perjanjian.
Dari data penelitian diperoleh sebanyak 53 responden menjawab akan membaginya menurut ketentuan dalam KHI, hal ini dikarenakan
responden setuju akan ketentuan serta pemberlakuan ketentuan pembagian harta bersama dalam KHI dan sebanyak 47 responden tidak akan
mempermasalahkan harta tersebut hal ini dikarenakan ketidak setujuan pemberlakukan ketentuan tersebut. Berkaitan dengan 53 responden yang
menjawab akan membagi hartanya menunjukan tindakan yang positif sekaligus merupakan indikasi bahwa responden menyetujui pembagian
dan aturan mengenai harta gono-gini. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah dari responden akan memperselisihkan harta tersebut. Untuk
lebih jelasnya penulis sajikan gambaran dalam bentuk tabel di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 4.27 Kecendrungan responden ketika terjadi perceraian
No Ketarangan Frekuensi Prosentase
1 Ya 53
53 2 Tidak
47 47
Jumlah 100
100
3 Kecendrungan responden, terhadap ketentuan jalur yang dipilih
dalam menyelesaikan sengketa apabila terjadi perceraian
Terkait dengan kecendrungan responden terhadap jalur yang dipilih dalam menyelesaikan sengketa apabila terjadi perceraian atau perselisihan
dalam kehidupan mereka menunjukkan positif, yaitu sebanyak 36 responden setuju untuk mengajukan ke Pengadilan Agama sebagai sarana
dalam menyelesaikan sengketa apabila terjadi dalam kehidupan mereka, hal ini dikarenakan responden menilai baik ketentuan yang ada dalam KHI
serta dapat memperoleh kepastian hukum dan sebanyak 64 menjawab bermusyawarah dengan keluarga artinya bahwa tidak semua responden
setuju mengenai aturan penyelesian sengketa melalui Pengadilan Agama hal ini dikarenakan oleh penilain responden terhadap PA yang dinilai
merumitkan dan tidak praktis. Dapat penulis simpulkan bahwa kurang dari setengah responden yang akan menggunakan Peradilan Agama dalam
menyelesaikan harta gono-gini. Untuk lebih jelasnya penulis paparkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel. 4.28 Jalur penyelesaian sengketa harta gono-gini
No Keterangan Frekuensi Prosentase
1 Pengadilan Agama
36 36
2 Bermusyawarah dengan
keluarga 64 64
Jumlah 100
100
F. Analisa Tentang Respon Masyarakat Terhadap Pembagian Harta Gono-
Gini Dalam Kompilasi Hukum Islam
Setelah penulis menyebarkan angket tentang pembagian harta gono-gini dalam KHI pada masyarakat kelurahan Ciangir Kabupaten Tangerang.
Berdasarkan data primer yang penulis temukan di lapangan, maka penulis dapat mengambil beberapa hal penting, yaitu: responden terbanyak yaitu laki-laki
sebanyak 56 dan jika dilihat dari profil responden berdasarkan usia cukup matang. Umumnya responden berpendidikan SMA yang sebagian besar dari
mereka sudah menikah. Mengenai pengetahuan masyarakat kelurahan Ciangir khususnya terhadap
keberdaan harta gono-gini, jika dilihat dari pengetahuannya mengenai harta gono- gini sebagian besar responden yaitu sekitar 78 responden mengetahuinya,
walaupun masih ada sebagian kecil dari responden yang belum mengetahui keberadaan harta gono-gini. Sebagaimana data laporan pada tabel 4.5. Hal
tersebut menunjukan bahwa adanya harta gono-gini di masyarkat tidak berarti semua mengetahuinya. Hal tersebut salah satunya karena tidak adanya aturan
hukum dal Alquran mengenai harta gono-gini sehingga kurang diketahui keberadaanya sehingga keberadaanya lebih kepada adat atau kebiasaan
masyarakat saja bukuan sebuah aturan yang dianjurkan oleh agama seperti halnya masalah warisan dalam al quran.
Adapun yang menjadi sumber informasi dalam memperoleh pengetahuan tentang harta gono-gini lebih dari setengah atau 52 responden mengetahui sumber
informasi tentang harta bersama yang bersumber media televisi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6. Hal ini menandakan bahwa media ini sangat
berpengaruh dalam menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya harta mengenai harta gono-gini.
Selanjutnya mengenai pengetahuan responden mengani harta bersama menunjukan lebih dari setengah atau 27 reponden mengetahuinya bahwa harta
bersama salah satunya ialah harta yang diperoleh selama pernikahan di luar harta hibah atau bawaan. Dari data tersebut jelas menunjukan bahwa pemahaman
masyarakat mengenai harta gono-gini sebagian besar hanya sebatas mengetahui keberadaanya saja hal tersebut dapat dilihat dari data sebelumnya yang
menunjukan sekitar 78 responden mengetahui keberadaan harta tersebut tentunya jumlah lebih besar ketimbang data di atas. Hal tersebut merupakan indikasi bahwa
sebagian respon hanya sebatas mengetahui saja. Pengetahuan dan pemahaman responden mengenai ada tidaknya adanya
aturan mengenai harta gono-gini sebagian kecil dari responden mengetahui dan memahami bahwa ada aturan harta gono-gini hampir setengah atau 40 responden
mengetahui adanya aturan mengenai harta bersama. Hal tersebut dapat dilihat pada table 4.8. Mengenai bentuk aturan harta gono-gini hampir setengah dari
responden mengetahui. Terkait pengetahuan responden mengenai aturan harta bersama ternyata hanya sedikit sekali atau sekitar 16 responden saja yang
mengetahui dalam bentuk apa aturan tersebut dijelaskan. Hal ini sangat kontra diktip dengan data sebelumnya yaitu data pada tabel 4.5 mengenai pengetahuan