Variabel X Isu Politik

terhadap kandidat dalam pemilu. 62 Persentase paling tinggi penghasilan orangtua berada pada penghasilan Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 kemudian pada urutan kedua yaitu pada penghasilan Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000. Perbedaan persentase keduanya tidak signifikan hanya berbeda 5, sementara perbedaan yang cukup signifikan adalah penghasilan orangtua yang kurang dari Rp 1.000.000, mencapai 32 bila dibandingkan dengan penghasilan orangtua pada Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000.

C. Variabel X Isu Politik

Variabel penelitian X Isu Politik merupakan variabel yang menjelaskan mengenai isu politik yang berkembang pada masa pemilu presiden berlangsung. Variabel ini memuat beberapa pertanyaan yang telah dibagikan pada responden terlebih dahulu, lalu kemudian dianalisis sesuai dengan jawaban responden. Variabel penelitian X Isu Politik memiliki beberapa indikator ataupun komponen pendukung diantaranya fokus isu politik, pengalaman terhadap isu politik, dan aktor penyebar isu politik. Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden berdasarkan indikator yang pertama yaitu fokus isu politik, diantaranya sebagai berikut: 62 Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Penerbit PT. Grasindo. hal 185 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.7 Mengetahui Isu Pelanggaran HAM Yang Dilakukan oleh Prabowo Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 5 5 Tidak Setuju 15 15 Ragu-Ragu 20 20 Setuju 51 51 Sangat Setuju 9 9 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Berdasarkan Tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 9 responden yang tersebar pada setiap fakultas di Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nommensen menyatakan sangat tahu, 51 menyatakan tahu, 20 menyatakan ragu-ragu, 15 menyatakan tidak tahu, dan 5 menyatakan sangat tidak tahu bahwa ada isu tentang pelanggaran HAM oleh Prabowo. Dengan demikian pada pernyataan di Tabel 3.7 isu pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo dapat terlihat bahwa mayoritas responden memberikan jawaban tahu sebesar 51, responden yang menyatakan sangat tahu 9, hal ini menjelaskan bahwa 60 mahasiswa pada kedua universitas itu tahu akan isu pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo. Wawancara dengan Lestari Andaluri, salah satu mahasiswa yang memilih setuju pada pernyataan “Mengetahui Isu Pelanggaran HAM Yang Dilakukan Oleh Prabowo” mengatakan memiih setuju sebab isu ini sangat Universitas Sumatera Utara populer dibicarakan oleh mahasiswa maupun kalangan lain dan sangat sering diangkat dalam diskusi-diskusi di televisi. 63 Tabel 3.8 Mengetahui Isu Agama Jokowi Bukan Islam Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 3 3 Tidak Setuju 17 17 Ragu-Ragu 26 26 Setuju 47 47 Sangat Setuju 7 7 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Pada tabel 3.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden menyatakan sangat tahu, 47 responden menyatakan tahu, 26 responden meyatakan ragu-ragu, 17 responden menyatakan tidak tahu dan 3 responden menyatakan sangat tidak tahu. Dengan demikian pada pernyataan Tabel 3.8 isu agama Jokowi bukan Islam bisa terlihat sebanyak 54 responden atau mayoritas mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nommensen mengetahui adanya isu tentang agama Jokowi bukan Islam. Responden yang ragu-ragu juga terlihat cukup besar yaitu 26, lebih besar daripada responden yang tidak mengetahui isu tersebut yaitu sebanyak 20. Tabel 3.9 63 Wawancara dengan Lestari Andaluri, Mahasiswi Fakultas Pertanian USU, 24 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara Mengetahui Isu Prabowo-Hatta Akan Mengembalikan Kekayaan Nasional Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 6 6 Tidak Setuju 17 17 Ragu-Ragu 36 36 Setuju 34 34 Sangat Setuju 7 7 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Pada Tabel 3.9 dapat dilihat sebanyak 7 responden menyatakan sangat tahu isu Prabowo-Hatta akan mengembalikan kekayaan nasional, 34 menyatakan tahu, 36 menyatakan ragu-ragu, 17 menyatakan tidak tahu dan 6 menyatakan sangat tidak tahu. Dengan demikian pada pernyataan Tabel 3.9 isu Prabowo-Hatta akan mengembalikan kekayaan nasional sebanyak 41 responden atau mayoritas mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nommensen mengetahui adanya isu Prabowo-Hatta mengembalikan kekayaan nasional, sebanyak 36 dari responden menyatakan ragu-ragu dan 23 responden menyatakan tidak tahu akan isu tersebut, terlihat jelas responden yang ragu cukup jauh melebihi responden yang tidak tahu dan mendekati jumlah persentase responden yang tahu yaitu mencapai 13, sementara perbedaan antara responden yang tahu dan ragu terlihat tidak jauh, hanya 5 dari total responden. Tabel 3.10 Mengetahui Isu Penguatan Rupiah Karena Jokowi-JK Universitas Sumatera Utara Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 9 9 Tidak Setuju 22 22 Ragu-Ragu 30 30 Setuju 34 34 Sangat Setuju 5 5 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Pada Tabel 3.10 terlihat sebanyak 5 responden menyatakan sangat tahu isu penguatan rupiah karena Jokowi-JK, 34 meyatakan tahu isu tersebut, 30 responden menyatakan ragu-ragu mengetahui isu tersebut. Sebanyak 22 responden menyatakan tidak tahu, dan 9 menyatakan sangat tidak tahu. Dengan demikian pernyataan Tabel 3.10 isu penguatan rupiah karena Jokowi-JK mayoritas mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nommensen yaitu sebanyak 39 mengetahui isu penguatan rupiah karena Jokowi-JK, dengan 31 responden tidak mengetahui isu tersebut atau hanya berbeda 7. Raja Pasaribu, salah satu mahasiswa yang menjawab ragu- ragu pada pernyataan “Mengetahui Isu Penguatan Rupiah Karena Jokowi- JK” disebabkan isu tersebut diketahui olehnya namun tidak mengetahui konten isu tersebut, hanya sebatas pernah mendengar dari temannya saja. 64 Tabel 3.11 64 Wawancara dengan Raja Pasaribu, Mahasiswa Fakultas Hukum USU, 24 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara Percaya Isu Pelanggaran HAM Yang Dilakukan Oleh Prabowo Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 15 15 Tidak Setuju 23 23 Ragu-Ragu 20 20 Setuju 34 34 Sangat Setuju 8 8 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Pada Tabel 3.11 dapat dilihat sebanyak 15 responden menyatakan sangat tidak setuju, kemudian 23 menyatakan tidak setuju dengan pernyataan dan 20 responden menyatakan ragu-ragu, sebanyak 34 responden menyatakan setuju dan 8 menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Maka pernyataan pada Tabel 3.11 “Percaya Isu Pelanggaran HAM Yang Dilakukan Prabowo” sebanyak 38 responden yang tersebar di Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nommensen tidak percaya dengan isu pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo, 20 menyatakan ragu-ragu dengan isu tersebut dan 42 percaya dengan isu pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo. Berdasarkan hal tersebut maka terlihat bahwa persentase mahasiswa yang percaya dengan pernyataan “Percaya Isu Pelanggaran HAM Yang Dilakukan Prabowo merupakan mayoritas. Menurut Iyengar, Peters, dan Kinder, tayangan berita televisi mungkin mempunyai dampak pada pemilihan presiden. Dengan menentukan agenda untuk kampanye pemilihan, media juga menentukan kriteria yang digunakan untuk Universitas Sumatera Utara mengevaluasi calon-calon presiden. 65 Wawancara dengan Andre Hartanto, yang menjawab sangat setuju dengan pernyataan “Percaya Isu Pelanggaran HAM Yang Dilakukan Oleh Prabowo” menyatakan, memilih sangat setuju sebab nama Prabowo ada dalam artikel-artikel sejarah, dan sangat sering diberitakan di televisi, seperti penculikan aktivis 98, sekalipun belum bisa dibuktikan keterlibatannya pada peristiwa-peristiwa tersebut secara langsung. 66 Tabel 3.12 Percaya Isu Agama Jokowi Bukan Islam Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 10 10 Tidak Setuju 36 36 Ragu-Ragu 41 41 Setuju 10 10 Sangat Setuju 3 3 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.12 menunjukkan sebesar 10 responden sangat tidak setuju, 36 responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 41 responden menyatakan ragu-ragu dan 10 responden menyatakan setuju dan 3 responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut, responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan “Percaya Isu 65 Iyengar, S., M. D. Peters, and D. R. Kinder. 1982. Experimental demonstrations of the “not-so-minimal” consequences of television news program. American Political Science Review, 76: 848-858 dikutip dari Werner J. Saverin et al. 2008. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa, Jakarta: Kencana Media Group. hal 271 66 Wawancara dengan Andre Hartanto, Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU, 28 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara Agama Jokowi Bukan Islam” sebanyak 46 atau mendekati setengah dari mahasiswa kedua universitas yang menjadi responden. Sebanyak 41 menyatakan ragu-ragu akan pernyataan tersebut dan 13 sisaya setuju dengan pernyataan “Percaya Isu Agama Jokowi Bukan Islam”. Wawancara dengan Khairunisa Lubis yang menjawab ragu-ragu dengan pernyataan “Percaya Isu Agama Jokowi Bukan Islam” menyatakan bahwa isu tersebut cukup diketahuinya dan mengatakan ragu-ragu sebab tidak begitu jelas dan belum bisa dibuktikan mengapa Jokowi bukan Islam. 67 Tabel 3.13 Percaya Isu Prabowo-Hatta Akan Mengembalikan Kekayaan Nasional Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 5 5 Tidak Setuju 22 22 Ragu-Ragu 31 31 Setuju 35 35 Sangat Setuju 7 7 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.13 menunjukkan persentase responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 5, sebanyak 22 responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 31 responden dari kedua universitas tersebut menyatakan ragu-ragu, kemudian sebanyak 35 responden menyatakan setuju dan 7 responden menyatakan sangat setuju. Maka berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan sebanyak 27 responden menyatakan tidak setuju 67 Wawancara dengan Khairunisa Lubis, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU, 28 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara dengan pernyataan “Percaya Isu Prabowo-Hatta Akan Mengembalikan Kekayaan Nasional” lalu sebanyak 31 menyatakan ragu-ragu, dan 42 menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Bisa disimpulkan lebih banyak responden yang menyatakan setuju dibandingkan dengan yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan “Percaya Isu Prabowo-Hatta Akan Mengembalikan Ke kayaan Nasional”. Tabel 3.14 Percaya Isu Penguatan Rupiah Karena Jokowi-JK Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 5 5 Tidak Setuju 26 26 Ragu-Ragu 32 32 Setuju 33 33 Sangat Setuju 4 4 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Berdasarkan Tabel 3.14 memperlihatkan sebanyak 5 responden menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 26 menyatakan tidak setuju, kemudian sebanyak 32 responden menyatakan ragu-ragu, 33 responden dari kedua universitas menyatakan setuju dan hanya 4 yang menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase Tabel 3.14 tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 31 responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan “Percaya Isu Penguatan Rupiah Karena Jokowi-JK” sebanyak 32 menyatakan ragu-ragu dengan pernyataan tersebut dan hanya Universitas Sumatera Utara 37 responden yang setuju. Hal ini memperlihatkan mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Wawancara dengan Ali Akbar, mahasiswa yang menyatakan setuju dengan pe ryataan “Percaya Isu Penguatan Rupiah Karena Jokowi- JK” mengatakan hal tersebut bias saja terjadi karena Indonesia sedang dalam masa pemilihan umum, namun Jokowi-JK tidak mungkin menjadi faktor utama penguatan rupiah, dan banyak faktor yang mempengaruhi. 68 Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden berdasarkan indikator yang kedua Pengalaman Terhadap Isu, diantaranya sebagai berikut: Tabel 3.15 Bersedia Memilih Pasangan Prabowo-Hatta Karena Isu Perbaikan Dunia Pendidikan Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 2 2 Tidak Setuju 26 26 Ragu-Ragu 24 24 Setuju 38 38 Sangat Setuju 10 10 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.15 memperlihatkan sebesar 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 26 responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 24 responden dari kedua universitas tersebut menyatakan ragu-ragu, 38 68 Wawancara dengan Ali Akbar, Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU, 28 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara menyatakan setuju dan 10 responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan, sebanyak 28 responden menyatakan setuju dengan pernyataan “Bersedia Memilih Pasangan Prabowo- Hatta Karena Isu Perbaikan Dunia Pendidikan” kemudian 24 responden menyatakan ragu-ragu dan 48 atau hampir setengah responden menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Terdapat perbedaan signifikan yang dapat dilihat pada persentase responden yang setuju dengan yang tidak setuju yaitu sebesar 20 dan yang ragu-ragu masih memiliki persentase yang besar.yaitu sebesar 24. Wawancara dengan Maria Simanjuntak yang menyatakan setuju dengan pernyataan “Bersedia Memilih Pasangan Prabowo-Hatta Karena Isu Perbaikan Dunia Pendidikan” mengatakan Prabowo-Hatta mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan pasangan Jokowi-JK sehingga paham permasalahan dunia pendidikan. 69 Tabel 3.16 Bersedia Memilih Pasangan Jokowi-JK Karena Isu Perbaikan Dunia Pendidikan Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 8 8 Tidak Setuju 21 21 Ragu-Ragu 26 26 Setuju 37 37 Sangat Setuju 8 8 Total 100 100 69 Wawancara dengan Maria Sumanjuntak, Mahasiswa Fakultas Ekonomi UHN 3 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Pada Tabel 3.16, sebanyak 8 responden menyatakan sangat tidak setuju, 21 menyatakan tidak setuju, 26 menyatakan ragu-ragu, 37 menyatakan setuju dan 8 sisanya menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut maka bias disimpulkan sebanyak 29 responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan “Bersedia Memilih Pasangan Jokowi- JK Karena Isu Perbaikan Dunia Pendidikan” sebanyak 26 menyatakan ragu-ragu dan 45 atau mayoritas responden menyatakan setuju. Wawancara dengan Riandi yang menyatakan setuju dengan pernyataan “Bersedia Memilih Pasangan Jokowi-JK Karena Isu Perbaikan Dunia Pendidikan” mengatakan bahwa sebagai mahasiswa, ia sadar pendidikan sangat penting dan merupakan hal utama dalam membangun generasi berikutnya, dan Jokowi-JK berencana menaikkan gaji guru di Indonesia. 70 Zucker mengatakan bahwa jika semakin kurang pengalaman langsung yang dimiliki publik dengan isu tertentu maka semakin besar publik harus bergantung pada media akan informasi tersebut. 71 70 Wawancara dengan Riandi, Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU, 29 Februari 2015. 71 Zucker, H. G. 1978. The variable nature of news media influence. In B. D. Ruben. Ed., Communication Yearbook, vol. 2, pp. 225-240. New Brunswick, N. J. :Transaction dikutip dari Werner J. Saverin et al. 2008. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa, Jakarta: Kencana Media Group. hal 272 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.17 Bersedia Memilih Pasangan Prabowo-Hatta Karena Isu Pembangunan Pemuda Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 9 9 Tidak Setuju 23 23 Ragu-Ragu 32 32 Setuju 34 34 Sangat Setuju 2 2 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.17 menunjukkan sebesar 9 responden menyatakan sangat tidak setuju, sebesar 23 responden menyatakan tidak setuju, sebesar 32 menyatakan ragu-ragu, sebesar 34 responden menyatakan setuju dan 2 sangat setuju. Berdasarkan persentase di atas maka dapat disimpulkan yang menyatakan setuju dengan pernyataan “Bersedia Memilih Pasangan Prabowo- Hatta Karena Isu Pembangunan Pemuda” sebesar 36 menjadi mayoritas pilihan karena jumlah responden yang menyatakan ragu-ragu sebesar 34 juga, dan 32 sisanya menyatakan tidak setuju. Tidak terlihat perbedaan signifikan antara yang setuju dengan yang tidak setuju dengan pernyataan “Bersedia Memilih Pasangan Prabowo-Hatta Karena Isu Pembangunan Pemuda”. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.18 Bersedia Memilih Pasangan Jokowi-JK Karena Isu Pembangunan Pemuda Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 5 5 Tidak Setuju 25 25 Ragu-Ragu 21 21 Setuju 39 39 Sangat Setuju 10 10 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.18 memperlihatkan sebanyak 5 sangat tidak setuju, 25 tidak setuju, 21 ragu-ragu, sebanyak 39 menyatakan setuju dan 10 responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan sebanyak 49 menyatakan setuju dengan pernyataan “Bersedia Memilih Pasangan Jokowi- JK Karena Isu Pembangunan Pemuda”, 30 menyatakan tidak setuju dan 21 menyatakan ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. Terlihat perbedaan signifikan antara yang setuju dan tidak setuju, atau dengan kata lain mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut. Wawancara dengan Uti yang menyatakan setuju dengan pernyataan “Bersedia Memilih Jokowi-JK Karena Isu Pembangunan Pemuda” mengatakan bahwa, Jokowi-JK terlihat lebih berkomitmen membangun pemuda, Uti menilai pasangan Jokowi-JK lebih dekat dengan para pemuda dengan gaya, dan artis-artis muda maupun beberapa aktivis muda sering terlihat memberikan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK. 72 72 Wawancara dengan Uti, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU, 28 Februari 2015. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah deskripsi jawaban responden berdasarkan indikator yang ketiga yaitu Aktor Yang Menyebarkan Isu, diantaranya sebagai berikut: Tabel 3.19 Mendapatkan Informasi Isu Dari Televisi Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 3 3 Tidak Setuju 6 6 Ragu-Ragu 3 3 Setuju 68 68 Sangat Setuju 20 20 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.19 memperlihatkan sebanyak 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 6 menyatakan tidak setuju, 3 merasa ragu-ragu. Sebanyak 68 menyatakan setuju, dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut maka dapat disimpulkan sebanyak 88 menyatakan setuju dengan pernyataan “Mendapatkan Informasi Isu Dari Televisi”, 6 menyatakan tidak setuju dan 6 menyatakan ragu-ragu. Terlihat sangat jelas perbedaan signifikan antara yang setuju dan tidak setuju, mayoritas responden menyatakan setuju. Wawancara dengan Rendi Fortuna yang menyatakan setuju dengan pernyataan “Mendapatkan Informasi Isu Dari Televisi” mengatakan, sangat mudah mendapatkan informasi isu pada pemilihan umum presiden tahun 2014 karena keberpihakan stasiun televisi sangat jelas terlihat, televisi yang berpihak Universitas Sumatera Utara pada salah satu pasangan kandidat akan memberikan informasi isu-isu negatif tentang pasangan kandidat lain dan isu-isu positif tentang pasangan kandidat yang sepihak dengan stasiun televisi tersebut. 73 Tabel 3.20 Mendapatkan Informasi Isu Dari Surat Kabar Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 3 3 Tidak Setuju 14 14 Ragu-Ragu 16 16 Setuju 53 53 Sangat Setuju 14 14 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.20 menunjukkan sebanyak 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 14 menyatakan tidak setuju, 16 menyatakan ragu-ragu. Sebanyak 53 responden menyatakan setuju da 14 menyatakan sangat setuju den gan pernyataan “Mendapatkan Informasi Isu Dari Surat Kabar”. Berdasarkan persentase tersebut maka dapat disimpulkan sebanyak 17 menyatakan tidak setuju, 16 menyatakan ragu-ragu dan 67 responden dari kedua universitas tersebut menyatakan setuju dengan pernyataan “Mendapatkan Informasi Isu Dari Surat Kabar”. Terlihat perbedaan signifikan dari responden yang menyatakan setuju dan tidak setuju, dengan kata lain mayoritas responden menyatakan setuju. 73 Wawancara dengan Rendi Fortuna, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, 2 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.21 Mendapatkan Informasi Isu Dari Surat Media Sosial Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 1 1 Tidak Setuju 7 7 Ragu-Ragu 17 17 Setuju 49 49 Sangat Setuju 26 26 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.21 memperlihatkan sebanyak 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 7 menyatakan tidak setuju, 17 responden menyatakan ragu-ragu, 49 menyatakan setuju dan 26 menyatakan sangat setuju dengan pernyataan “Mendapat Informasi Isu Dari Surat Media Sosial”. Berdasarkan persentase tersebut bias disimpulkan hanya 8 responden yang tidak setuju, 17 ragu-ragu dan 75 responden setuju dengan pernyataan “Mendapatkan Informasi Isu Dari Media Sosial”. Mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut sangat jelas perbedaan signifikan terlihat pada responden yang setuju dan tidak setuju. Wawancara dengan Sarah Sausan yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan “Mendapatkan Informasi Isu Dari Media Sosial” mengatakan sangat mudah untuk mendapatkan isu dari media sosial. Tahun 2014 pengguna media sosial selalu membicarakan tentang pemilu, dan sangat mudah untuk melihat isu-isu yang berkembang karena banyak akun-akun Universitas Sumatera Utara pendukung pasangan kandidat yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan berbagai isu. 74 Tabel 3.22 Mendapatkan Informasi Isu Dari Tokoh Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 9 9 Tidak Setuju 28 28 Ragu-Ragu 26 26 Setuju 25 25 Sangat Setuju 12 12 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.22 memperlihatkan sebanyak 9 responden menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 28 menyatakan tidak setuju, 26 menyatakan ragu-ragu, 25 menyatakan setuju dan sebanyak 12 responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut maka dapat disimpulkan 37 responden yang berasal dari kedua universitas menyatakan tidak setuju, 26 ragu-ragu dan 37 menyatakan setuju dengan pernyataan “Mendapatkan Informasi Isu Dari Tokoh”. Banyak responden yang memilih setuju dan tidak setuju memiliki besar persentase yang persis sama, sehingga tidak terlihat ada perbedaan hanya persentase yang menyatakan ragu mencapai 26. Tabel 3.23 Percaya Informasi Isu Dari Televisi 74 Wawancara dengan Sarah Sausan, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU, 2 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 6 6 Tidak Setuju 11 11 Ragu-Ragu 29 29 Setuju 39 39 Sangat Setuju 15 15 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.23 menunjukkan terdapat sebanyak 6 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 11 menyatakan tidak setuju, 29 menyatakan ragu-ragu, sebanyak 39 menyatakan setuju dan 15 menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut maka dapat disimpulkan sebanyak 17 responden dari kedua universitas tersebut menyatakan tidak setuju, sebanyak 29 menyatakan ragu-ragu dan sebanyak 54 menyatakan setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Televisi”. Mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut dengan perbedaan yang signifikan dengan responden yang menyatakan tidak setuju. Wawancara dengan Jose Ludofikus yang menyatakan setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Televisi” mengatakan, sesuatu yang disajikan oleh stasiun-stasiun televisi biasanya informasi yang sudah teruji, walaupun terlihat jelas keberpihakan dengan kubu tertentu, namun informasi yang diberikan disertai data-data. MetroTV cukup sering memerlihatkan berita tentang pelanggaran HAM yang menyoroti Prabowo, berita-berita Universitas Sumatera Utara tersebut selalu disertai dengan beberapa data-data. 75 Priming adalah proses dimana media berfokus pada sebagian isu dan tidak pada isu lainnya dan dengan demikian mengubah standar yang digunakan orang untuk mengevaluasi para calon pemilihan. 76 Berdasarkan pernyataan Jose, terlihat bahwa Jose berpendapat MetroTV berfokus pada isu pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo sehingga memengaruhi standar dalam evaluasinya terhadap Prabowo. Tabel 3.24 Percaya Informasi Isu Dari Surat Kabar Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 3 3 Tidak Setuju 7 7 Ragu-Ragu 43 43 Setuju 38 38 Sangat Setuju 9 9 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.24 menunjukkan sebanyak 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 7 menyatakan tidak setuju, sebanyak 43 menyatakan ragu- ragu, 38 menyatakan setuju, dan sebanyak 9 menyatakan sangat setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Surat Kabar”. Berdasarkan 75 Wawancara dengan Jose Ludofikus, Mahasiswa Fakultas Ekonomi UHN, 3 Maret 2015. 76 Iyengar, S., M. D. Peters, and D. R. Kinder. 1982. Experimental demo nstrations of the “not-so-minimal” consequences of television news program. American Political Science Review, 76: 848-858 dikutip dari Werner J. Saverin et al. 2008. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa, Jakarta: Kencana Media Group. hal 271 Universitas Sumatera Utara persentase tersebut maka disimpulkan sebanyak 10 responden menyatakan tidak setuju, 43 menyatakan ragu-ragu dan 47 menyatakan setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Surat Kabar”. Terlihat perbedaan signifikan antara responden yang setuju dan tidak setuju yaitu sebesar 37, namun perbedaan yang setuju dan ragu-ragu sangat tipis yaitu hanya 4 saja. Hal ini mengindikasikan responden yang ragu akan kredibilitas surat kabar sangat besar jumlahnya. Tabel 3.25 Percaya Informasi Isu Dari Media Sosial Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 3 3 Tidak Setuju 14 14 Ragu-Ragu 34 34 Setuju 33 33 Sangat Setuju 16 16 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.25 menunjukkan terdapat sebanyak 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 14 menyatakan tidak setuju, 34 menyatakan ragu-ragu, 33 menyatakan setuju, dan sebanyak 16 menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut maka dapat disimpulkan sebanyak 17 responden menyatakan tidak setuju, 34 menyatakan ragu-ragu, dan sebanyak 49 responden dari kedua universitas menyatakan setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Media Universitas Sumatera Utara Sosial”. Wawancara dengan Indah yang menyatakan setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Media Sosial” mengatakan sekarang bisa dikatakan hampir seluruh mahasiswa mengakses media sosial, dan siapapun bisa menuliskan apapun pada media sosial yang digunakannya, tetapi orang-orang akan percaya kepada tulisan orang lain ketika tulisan itu disukai banyak orang, misalnya ketika seseorang menuliskan sesuatu di akun twitternya, maka orang-orang akan percaya tulisannya karena diretweet oleh banyak orang, tanpa menghiraukan validnya isi tulisan tersebut. 77 Menurut Gladys dan Kurt Lang, jenis-jenis isu yang berbeda membutuhkan jumlah dan jenis liputan berita yang berbeda untuk mendapatkan perhatian. 78 Berdasarkan wawancara dengan Indah, maka dapat disimpulkan jumlah atau banyaknya tulisan pada media sosial diulang penulisannya akan mendapat perhatian dari pengguna media sosial seperti yang dikemukakan oleh Lang, dan dalam hal ini mayoritas responden dengan perbedaan signifikan menyatakan setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Media Sosial”. 77 Wawancara dengan Indah Dwi Hasyati, Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU, 28 Februari 2015. 78 Lang, K., and G. E. Lang. 1859. The mass media and voting. In E. Burdick and A. J. Brodbeck, eds., American Voting Behaviour, pp. 217-235. Glencoe, Ill, :Free Press dikutip dari Werner J. Saverin et al. 2008. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa, Jakarta: Kencana Media Group. hal 275 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.26 Percaya Informasi Isu Dari Tokoh Penilaian Frequency Percent Sangat Tidak Setuju 7 7 Tidak Setuju 20 20 Ragu-Ragu 34 34 Setuju 29 29 Sangat Setuju 10 10 Total 100 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, diolah peneliti 2015 Tabel 3.26 menunjukkan sebanyak 7 responden menyatakan sangat tidak setuju, 20 menyatakan tidak setuju, 34 menyatakan ragu-ragu, sebanyak 29 menyatakan setuju dan 10 menyatakan sangat setuju. Berdasarkan persentase tersebut maka dapat disimpulkan sebanyak 27 responden menyatakan tidak setuju, 34 responden menyatakan ragu-ragu dan 39 menyatakan setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Tokoh”. Wawancara dengan Chrisyanti yang menyatakan setuju dengan pernyataan “Percaya Informasi Isu Dari Tokoh” mengatakan ia akan percaya dengan sebuah isu yang dikatakan tokoh seperti sebuah konfirmasi akan sebuah isu. Isu pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo menjadi terkonfirmasi dengan pernyataan Agum Gumelar, hal tersebut yang membuat Nurul percaya dengan isu pelanggaran HAM yang dilakukan Prabowo karena menurutnya Agum Gumelar merupakan pelaku sejarah yang dapat dipercaya. 79 Lang mengungkapkan bahwa pembentukan agenda dapat dipercepat ketika individu-individu yang terkenal berbicara sebuah 79 Wawancara dengan Chrisyanti, Mahasiswa Fakultas Farmasi USU, 3 Maret 2015. Universitas Sumatera Utara isu. 80 Pada isu pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Prabowo, Agum Gumelar menjadi tokoh yang terkenal sebab menjadi pelaku sejarah yang turut menandatangani surat pemecatan Prabowo.

D. Variabel Y Preferensi Pemilih